Makalah Siklus Hidrologi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT,karena berkat rahmat dan karunia serta izin-Nya
kami mampu menyelesaikan makalah ini yang berjudul Siklus Hidrologi. Sholawat
serta salam semoga tercurah kepada baginda Rasullullah SAW, keluarganya, serta
pengikutnya sampai akhir masa.
Maksud dari pambuatan makalah ini adalah untuk
melengkapi tugas mata pelajaran GEOGRAFI.Dalam penyusunan makalah ini tidak
lepas dari dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik dukungan moril maupun
bantuan dalam mendapatkan data, bimbingan dan sistematika penyusunan maupun
dalam penulisan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
penyelesaian pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna,hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan, wawasan dan
pengalaman yang dimiliki kami. Oleh karena itu demi kesempurnaan makalah ini kami
sangat mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun.
Akhir kata,kami mengharapkan agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan umumnya bagi pembaca
sekalian.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
BAB II
PEMBAHASAN
A. SIKLUS HIDROLOGI
B. Cabang-cabang HIDROLOGI
C. Unsur-unsur utama dalam siklus hidrologi
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu planet dalam tata
surya yang mempunyai kandungan air yang cukup banyak adalah bumi. Lapisan air
yang menyelimuti bumi disebut hidrosfer. Hidrosfer merupkan lapisan yang
terdapat dibagian luar bumi terdiri ata air laut, sungai, danau, air dalam
tanah, dan resapan-respan. Presentase air paling banyak terdapat dilautan,
yakni sekitar 97,5%, dalam bentuk es 75%, dan dalam bentuk uap di udara sekitar
0,001%.
Air merupakan salah satu unsur
yang vital dalam kehidupan. Air dapat ditemukan disemua tempat dipermukaan bumi
ini. Air merupakan sumber daya abiotik yang keberadaannya tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hampir semua kegiatan hidup manusia
bersinggungan langsung dengan air. Misalnya, air digunakan untuk keperluan minum,
memasak, mencuci, dan lain-lain. Dari contoh-contoh itu bisa kita jadikan titik
tolak untuk menyimpulkan seberapa penting peran air bagi kehidupan yang ada
dibumi.
Namun pada kenyataannya, dewasa
ini penggunaan air terus meningkat. Laju pertumbuhan penduduk yang meningkat
menyebabkan penggunaan air juga turut meningkat. Akibatnya, kelangkaan air
bersih pun terjadi. Apalagi disaat musim kemarau seperti sekarang ini, banyak
sekali deretan orang yang mengantre untuk mendapatkan air bersih. Kelangkaan air
bersih ini merupakan salah satu masalah yang harus segera ditanggulangi.
Fenomena tersebut mendorong kami
untuk menyusun makalah ini. Dengan harapan para pembaca nantinya dapat mengerti
bagaimana peran penting air bagi kehidupan yang selanjutnya dapat menumbuhkan
kesadaran untuk menjaga ketersediaan air bersih bagi generasi mendatang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SIKLUS HIDROLOGI
Siklus Hidrologi adalah sirkulasi
air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dankembali ke atmosfir
melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan
airsamudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi
tersebut dapat berjalansecara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai
presipitasi dalam bentuk hujan, salju,hujan batu, hujan es dan salju (sleet),
hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumibeberapa presipitasi dapat
berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudiandiintersepsi oleh
tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologiterus
bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
· Evaporasi / transpirasi – Air yang ada
di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke
angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air
(awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun
(precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
· Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah
– Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan
batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air
dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga
air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
· Air Permukaan – Air bergerak diatas
permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan
makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran
permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai
bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air
permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.
Ø
Penjelasan gambar siklus Hidrologi :
Terjadi penguapan yang bersumber
dari matahari, penguapan (evaporasi) terjadi dari air laut, air sungai,
permukaan tanah maupun penguapan dari permukaan tanaman (transpirasi). Uap air
tersebut akan naik dan terbawa oleh angin. Pada ketinggian tertentu uap air
tersebut akan berubah menjadi awan yang kemudian berubah menjadi awan penyebab
hujan. Jika kondisi alam memungkinkan maka akan terjadi presipitasi baik itu
berupa hujan, hujan salju dan sebagainya. Sebagian kecil air akan diuapkan
kembali sebelum sampai ke permukaan bumi. Air yang jatuh di permukaan tanah
sebagian akan mengalir sebagai “overland flow” yang kemudian menjadi “surface
run-off”, sedangkan yang lainnya akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan
menguap.
Apabila kondisi tanah
memungkinkan sebagian air terinfiltrasi akan mengalir secara horisontal sebagai
“interflow”, sebagian lagi akan tinggal di dalam massa tanah sebagai “soil
moisture content” dan sisanya akan mengalir secara vertikal yang kemudian
menjadi air tanah.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang
tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul
dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di
daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk
sisten Daerah Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif
tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.
B. Cabang – cabang Hidrologi
a. Limnologi
Limnologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang air yang terdapat pada suatu depresi yang tergenang
pada suatu cekungan,.
Limnologi berasal dari bahasa
yunani “limne” artinya genangan air yang berarti bias kolam, rawa, atau danau.
Linologi mempelajari tentang sistem perairan. Didalamnya ternasuk danau dan
kolam air tawar, danau, dan kolam air asin, rawa, sungai (rivers) dan aliran
dan cucuran air (treams).
(Musa, 2006) Limnologi adalah
ilmu yang mempelajari hal-hal tentang perairan daratan yang mencakup
factor-faktor abiotik serta interaksi yang terjadi di antarnya. Perairan
daratan adalah suatu badan air yang ada di daratan atau yang masih berhubungan
dengan daratan, termasuk danau, waduk, rawa, suatu atau estuari. (
Akdinbemfapri. 2009).
b. Potamologi
Potamogi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang air yang terdapat di atas permukaan tanah dan
merupakan air yang mengalir, selain itu
Potamologi adalah bagian dari
ilmu hidrologi yang khusus mempelajari tentang aliran permukaan (runoff).
Kajiannya ditekankan pada proses runoff, faktor-faktor yang mempengaruhi
runoff, distribusi runoff menurut ruang dan waktu, pengukuran runoff dan
analisis data runoff untuk mengembangkan teori tentang runoff baik untuk
pengembangan ilmunya maupun untuk menyelesaikan masalah praktis seperti masalah
banjir dan penyediaan air sungai.
c. Oceanografi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari morfologi,topografi,biologi laut dan lautan.
d. Kriologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang es dan salju,
e. Hidrometeorologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang poblematika Hidrologi yang berkaitan dengan
meteorologi,
f. Geohidrologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang terdapatnya gerakan air di bawah permukaan tanah.
g. Hidrometri = pengukuran air didalam/di
luar
Teori pengukuran debit
Debit aliran (Q) diperoleh dengan
mengalikan luas tampang aliran (A) dan kecepatan aliran (V). luas tampang
aliran diperoleh dengan mengukur elevasi permukaan air dan dasar sungai.
Kecepatan aliran diukur dengan menggunakan alat ukur kecepatan seperti current
meter, pelampung atau peralatan lain.
Asal –usul Air di bumi
Asal usul air di Bumi, atau
alasan mengapa ada lebih banyak air di Bumi daripada di planet lain di Tata
Surya, masih belum dipastikan. Ada beberapa teori yang telah diajukan untuk
menjelaskan bagaimana samudra di Bumi terbentuk:
a. Pendinginan Bumi purba hingga ke titik ketika
komponen volatil yang terlepas ke atmosfer mencapai tekanan tertentu yang
memungkinkan penstabilan dan pemertahanan air.
b. Komet, objek trans-Neptunus, atau
meteorit (protoplanet) yang kaya akan air menubruk Bumi. Pengukuran rasio
isotop hidrogen deuterium dan protium menunjukkan peran asteroid karena
kemiripannya dengan persentase ketidakmurnian dalam kondrit yang kaya akan
karbon di samudra Bumi, sementara pengukuran terhadap konsentrasi isotop di
komet dan objek trans-Neptunus tidak terlalu mirip dengan yang di Bumi.
c. Secara biokimia melalui mineralisasi dan
fotosintesis
d. Perembesan air yang disimpan di mineral
hidrat di bebatuan Bumi secara perlahan.
e. Fotolisis: radiasi dapat mengurai ikatan
kimia di permukaan.
Keberadaan air di muka bumi bukan
terjadi secara instan, melainkan memerlukan proses yang cukup lama. Karena
banyak ilmuan yang yakin bahwa bumi pada awalnya adalah tandus dan kering.
Sekitar 4,1 miliar tahun hingga 3,8 milyar tahun yang lalu, merupakan periode di
mana bumi dihujani komet, asteroid, dan protoplanet. Komet dan asteroid yang
tertutup lapisan es diperkirakan telah membawa air ke bumi yang kemudian
menjadi lautan dan samudra. Komet dan asteroid tersebut ketika menabrak bumi
itu ternyata pecah saat memasuki lapisan atmosfer bumi dan kemudian menjadi
partikel-partiklel uap air yang megambang di udara (awan), kemudian turun
sebagai hujan. Proses ini berlangsung lebih dari 3,8 milyar tahun yang lalu.
Selain itu, beberapa penelitian
menunjukan adanya beberapa faktor penting yang berkonstribusi dalam pembentukan
samudra dan lautan yang menjadi asal usul keberadaan air di bumi. Pertama
adalah adanya peristiwa mendinginnya permukaan bumi pada zaman purba hingga
pada titik dimana komponen-komponen volatile yang dilepaskan dalam bentuk gas
tertahan di atmosfer yang memiliki tekanan yang cukup untuk menstabilkan dan
menyimpan air. Kedua adalah adanya kemungikan objek-objek trans neptunus yang
ikut menabrak bumi seperti peristiwa komet dan asteroid di atas. Ketiga yaitu
adanya proses biokimiawi melalui mineralisasi dan fotosintesis. Dan yang
keempat yaitu adanya proses bocornya bebatuan bumi yang memiliki kandungan
hydro-mineral.
Setelah air terbentuk di
permukaan bumi, lalu air tersebut mengalami siklus air yang bertujuan untuk
menyeimbangkan kuanitas air di beberapa wilayah di permukaan bumi.
Siklus hidrologi adalah prinsip
dasar yang paling utama dalam hidrologi. Siklus hidrologi ini digambarkan
sebagai suatu rangkaian yang rumit dari peredaran air dalam berbagai wujud
(cair dan uap air) pada permukaan, di bawah permukaan bumi dan di atmosfir,
dimana hukum kekentalan massa ditampilkan sebagai azas yang paling mendasar.
Siklus hidrologi merupakan
rangkaian peristiwa yang terjadi mulai dari air saat jatuh ke bumi hingga
menguap keudara hingga kemudian jatuh kembali kebumi. Siklusnya tidak
berpangkal dan berakhir dari laut ke atmosfir terus kepermukaan tanah dan
kembali kelaut, dalam pergerakannya untuk sementara air akan tertahan didanau, sungai,
tanah, atau air tanah dan dapat dimamfaatkan oleh manusia, kemudian kembali
keatmosfir.
Siklus air, juga dikenal sebagai
siklus hidrologi atau siklus H2O, menggambarkan pergerakan air yang kontinu
pada, di atas dan di bawah permukaan bumi. Massa air di Bumi masih cukup
konstan sepanjang waktu tetapi pembagian air ke dalam waduk besar es, air
tawar, air asin dan air di atmosfer adalah variabel yang tergantung pada
berbagai variabel iklim. Air bergerak dari satu waduk yang lain, seperti dari
sungai ke laut, atau dari laut ke atmosfer, oleh proses pengupan (evaporation),
pengembunan (condensation),curah hujan (precipitation), resapan (infiltration),
aliran permukaan (runoff), dan aliran bawah permukaan (subsurface flow).
Dengan demikian, air terjadi melalui fase yang berbeda: cair, padat (es),
dan gas (uap).
Siklus air melibatkan pertukaran
energi, yang menyebabkan terjadinya perubahan suhu. Misalnya, ketika air
menguap, tidak memakan banyak energi dari sekitarnya dan mendinginkan
lingkungan. Tetapi Ketika mengembun, ini melepaskan energi dan menghangatkan
lingkungan. Pertukaran panas inilah yang mempengaruhi iklim.
Tahap evaporasi siklus
menjernihkan air yang kemudian mengisi ulang tanah dengan air tawar. Aliran air
cair dan es mengangkut mineral di seluruh dunia. Hal ini juga membentuk kembali
fitur geologi bumi, melalui proses erosi dan sedimentasi. Siklus air juga
penting untuk pemeliharaan ekosistem di planet ini.
Matahari, yang mendorong siklus
air, memanaskan air di samudera dan laut. Air menguap menjadi uap air di udara.
Es, hujan dan salju dapat berubah secara langsung menjadi uap air.
Evapotranspirasi adalah air terjadi dari tanaman dan menguap dari tanah.
Meningkatnya aliran udara yang membawa uap sampai ke atmosfir dan temperatur
yang lebih dingin akan menyebabkan itu mengembun dan menjadi awan. Aliran udara
yang menggerakan uap air di seluruh dunia, sehingga partikel awan bertabrakan,
tumbuh, dan jatuh dari lapisan atmosfer bagian atas sebagai presipitasi.
Beberapa presipitasi jatuh sebagai salju atau hujan es, hujan es, dan dapat
terakumulasi sebagai es dan gletser, yang dapat menyimpan air beku untuk ribuan
tahun. Kebanyakan air jatuh kembali ke lautan atau ke tanah sebagai hujan,
dimana air mengalir di atas tanah sebagai aliran (limpasan) permukaan. Sebagian
aliran masuk sungai di lembah dalam lanskap, dengan debit sungai air bergerak
menuju lautan. Limpasan dan air yang
muncul dari tanah (air tanah) dapat disimpan sebagai air tawar di danau.
Tidak semua limpasan mengalir ke sungai, banyak yang meresap ke dalam tanah
sebagai infiltrasi. Sebagian air menyerap
dalam ke dalam tanah dan mengisi ulang sumber air, yang dapat menampung
air tawar untuk jangka waktu yang lama. Sebagian resapan bisa berada dekat dengan
permukaan tanah dan bisa merembes kembali ke permukaan badan air (dan laut)
sebagai debit air tanah. Sebagian tanah memiliki celah pada permukaan tanah,
sehingga air keluar sebagai mata air tawar. Pada lembah sungai dan banjir
dataran seringkali ada pertukaran air secara kontinu antara air permukaan dan
air tanah di zona hyporheic. Seiring waktu, air kembali ke laut, untuk
melanjutkan siklus air.
C. Unsur-unsur utama dalam siklus hidrologi :
1. Presipitasi
Presipitasi sering juga disebut
sebagai hujan. presitipasi merupakan proses jatuhnya butiran-butiran air dari
awan ke permukaan bumi.
2. Canopy interception
Curah hujan yang dicegat oleh
dedaunan tanaman, akhirnya menguap kembali ke atmosfer daripada jatuh ke tanah.
Atau iIntersepsi mengacu pada
curah hujan yang tidak mencapai tanah, tetapi malah dicegat oleh daun dan
cabang tanaman dan lantai hutan. Hal ini terjadi di kanopi (yaitu kanopi
intersepsi), dan di lantai hutan atau serasah lapisan (yaitu lantai intersepsi
hutan). Karena penguapan, intersepsi air cair umumnya menyebabkan hilangnya
bahwa curah hujan untuk daerah aliran sungai, kecuali untuk kondisi seperti
kabut intersepsi.
3. Snowmelt
Aliran permukaan yang dihasilkan
oleh salju yang mencair.
Pencairan salju adalah aliran
permukaan yang dihasilkan dari salju yang mencair. Hal ini juga dapat digunakan
untuk menggambarkan periode atau musim di mana Aliran permukaan tersebut
diproduksi. Air yang dihasilkan oleh pencairan salju merupakan bagian penting
dari siklus air tahunan di berbagai belahan dunia, dalam beberapa kasus
berkontribusi fraksi tinggi limpasan tahunan DAS.
4. Runoff (limpasan)
Run off sering juga disebut
sebagai aliran permukaan. run off merupakan aliran air hujan yang mengalir di
atas permukaan bumi, misalnya melalui sungai, selokan, irigasi, dsb ke tempat
yang lebih rendah hingga sampai ke laut, atau digunakan untuk pertanian atau
lainnya keperluan manusia.
5. Infiltration
Aliran air dari permukaan tanah
menyerap ke dalam tanah. Setelah diinfiltrasi, kelembaban air bertambah atau
menjadi air tanah.
Menurut ilmu hidrologi,
infiltrasi merupakan aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Didalam
infiltrasi dikenal dua istilah yaitu kapasitas infiltrasi dan laju infiltrasi,
yang dinyatakan dalam mm/jam. Kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi
maksimum yang ditentukan oleh jenis tanah dimana terjadinya ilfiltrasi,
sedangkan lajua infiltrasi adalah kecepatan infiltrasi yang nilainya tergantung
pada kondisi tanah dan kapasitas hujan. Suatu tanah dalam kondisi kering
memiliki daya serap yang tinggi sehingga laju infiltrasi semakin besar, dan
akan berkurang perlahan-lahan apabila tanah tersebut jenuh terhadap air.
Adapun beberapa faktor yang
mempengaruhi laju infiltrasi yaitu kedalaman genangan dan tebal lapisan jenuh,
kelembaban tanah, pemampatan oleh hujan, penyumbatan oleh butir halus, tanaman
penutup, topografi, dan intensitas hujan.
· Kedalaman genangan dan tebal lapisan
jenuh
Dapat dipahami pada saat awal
turunnya hujan, penyerapan air oleh tanah (laju infiltrasi) terjadi dengan cepat.
Sehingga semakin dalam genangan dan tebal lapisan jenuh maka laju infiltrasi
semakin berkurang.
· Kelembaban tanah
Semakin lembab kondisi suatu
tanah, maka laju infiltrasi akan semakin berkurang karena tanah tersebut
semakin dekat dengan keadaan jenuh.
· Pemampatan oleh hujan dan penyumbatan
oleh butir halus
Pemampatan tanah oleh hujan
adalah keadaan turunnya hujan membuat tanah semakin padat. Sehingga pori-pori
tanah mengecil, dan menghambat laju infiltrasi. Butiran halus yang terbentuk
pada saat tanah kering juga menghambat laju infiltrasi karena pada saat
terjadinya hujan, butiran tersebut masuk kedalam tanah dan memperkecil
pori-pori tanah.
· Tanaman penutup
Banyaknya tanaman seperti rumput dan pohon-pohon besar yang
terdapat pada daerah terjadinya hujan dapat memperbesar laju infiltrasi. Karena
biasanya pada tanah seperti ini banyak terdapat tanah humus dan sarang
serangga. Sehingga membantu masuknya air kedalam tanah.
· Topografi dan intensitas hujan
Topografi adalah keadaan
pemukaan/ kontur tanah, dan intensitas hujan adalah besarnya hujan yang turun
dalam satuan waktu. Apabila hujan yang turun besar dan topografi tanah terjal,
maka laju infiltrasi kecil. Karena topografi yang terjal akan mengalirkan air
dengan cepat sehingga waktu infiltrasi kurang. Begitu juga sebaliknya,
topografi yang landai bahkan datar dapat menghasilkan ilfiltrasi lebih besar.
Kapasitas infiltrasi dapat diukur
dengan menggunakan infiltrometer dan analisis hidrograf. Infiltrometer ini
dibedakan menjadi dua macam yaitu infiltrometer genangan dan simulator hujan
(rainfall simulators)
6. Aliran bawah permukaan (Subsurface flow)
Aliran air bawah tanah, di zona
Nilai porositas merupakan cerminan dan daerah tangkapan air. Air bawah
permukaan dapat kembali ke permukaan (misalnya sebagai mata air atau yang
dipompa) dan pada akhirnya meresap ke dalam lautan. Air kembali ke permukaan
tanah pada ketinggian rendah dari tempat itu diinfiltrasi, di bawah gaya
gravitasi atau tekanan gravitasi induksi. Tanah cenderung bergerak perlahan,
dan diisi kembali perlahan-lahan, sehingga dapat tetap dalam sumber air selama
ribuan tahun.
7. Evaporasi
Evaporasi adalah penguapan air
dari permukaan air, tanah, dan bentuk permukaan bukan vegetasi lainnnya oleh
proses fisika. Dua unsur utama untuk
berlangsungnnya evaporasi adalah energi (radiasi) matahari dan ketersediaan
air. Proses-proses fisika yang menyertai
berlangsungnya perubahan bentuk dari cair menjadi gas berlaku pada kedua proses
evaporasi tersebut diatas. Oleh
karenanya, kondisi fisika yang mempengaruhi laju evaporasi umum terjadi pada
kedua proses alamiah tersebut.
Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain cahaya matahari, suhu udara, dan kapasitas kadar air dalam udara. Proses evaporasi yang disebutkan diatas
tergantung pada jumlah air yang tersedia
8. Transpirasi
Transpirasi adalah penguapan air
dari daun dan cabang tanaman melalui pori-pori daun oleh proses fisiologi. Daun dan cabang umumnya di balut lapisan mati
yang disebut kulit air (cuticle) yang kedap uap air. Sel-sel hidup daun dan cabang terletak
di bawah
permukaan tanaman, dibelakang pori-pori daun dan cabang. Besar kecilnya laju transpirasi secara tidak
langsung ditentukan oleh radiasi matahari melalui membuka dan menutupnya pori-pori
tersebut.
9. Evapotranspirasi
Penguapan air dapat dibedakan ke
dalam penguapan internal dan penguapan eksternal. Penguapan eksternal terjadi
pada permukaan tanah (evaporasi) dan terjadi pada tanaman (transpirasi),
sedangkan penguapan internal terjadi dalam pori-pori tanah
10. Sublimasi
Sublimasi merupakan perubahan
wujud dari awan hujan menjadi awan es atau salju. sublimasi hanya terjadi pada
siklus hidrologi panjang
11. Deposisi
Hal ini mengacu pada perubahan
uap air langsung ke es.
12. Adveksi
Gerakan air - dalam bentuk padat,
cair, dan uap - melalui atmosfer. Tanpa menghitung kecepatan, air yang menguap
di atas lautan tidak bisa mengendap atas tanah.
13. Kondensasi
Transformasi uap air untuk
tetesan air cair di udara, menciptakan awan dan kabut.
14. Perkolasi
Air mengalir secara vertikal
melalui tanah dan batuan di bawah pengaruh gravitasi lempeng tektonik. Air
memasuki mantel melalui subduksi dari kerak samudera. Air kembali ke permukaan
melalui vulkanisme.
Siklus hidrologi dibedakan
menjadi tiga, yaitu siklus pendek, siklus sedang dan siklus panjang.
1. SIKLUS HIDROLOGI PENDEK
Siklus hidrologi pendek ini
terjadi karena hanya melalui tiga dari sembilan komponen proses sikuls
hidrologi. Siklus hidrologi pendek ini pertama terjadi proses evaporasi atau
penguapan air dari laut, kemudian uap air tersebut melakukan kondensasi berupa
titik-titik air embun. Dari proses kondensasi, uap air yang telah terkumpul
banyak dalam awan mengalami presipitasi dengan menurunkannya dalam bentuk
hujan.
2. Siklus hidrologi sedang
Laut => penguapan => H2O
dalam gas=>kondensasi=>awan=>hujan=>sungai=>laut
Pada siklus sedang, uap air yang
berasal dari lautan ditiup oleh angin menuju ke daratan. Di daratan uap air
membentuk awan yang akhirnya jatuh sebagai hujan di atas daratan. Air hujan
tersebut akan mengalir melalui sungai-sungai, selokan dan sebagainya hingga
kembali lagi ke laut.
3. Siklus hidrologi panjang
Pada siklus panjang, uap air yang
berasal dari lautan ditiup oleh angin ke atas daratan. Adanya pendinginan yang
mencapai titik beku pada ketinggian tertentu, membuat terbentuknya awan yang
mengandung kristal es. Awan tersebut menurunkan hujan es atau salju di
pegunungan. Di permukaan bumi es mengalir dalam bentuk gletser, masuk ke sungai
dan selanjutnya kembali ke lautan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hidrologi adalah ilmu yang
berkaitan dengan air bumi, terjadinya, peredaran dan agihannya, sifat-sifat
kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan lingkungannya, termasuk hubungannya dengan
mahluk-mahluk hidup (International glossary of Hidrologi, 1974). Karena perkembangannya yang begitu cepat,
hidrologi telah menjadi dasar dari pengelolaan sumberdaya-sumberdaya air rumah
tangga yang merupakan pengembangan, agihan dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya
air secara terencana. Banyak proyek di
dunia (rekayasa air, irigasi, pengendalian banjir, drainase, tenaga air dan
lain-lain) dilakukan dengan terlebih dahulu mengadakan survey kondisi-kondisi
hidrologi yang cukup.
Siklus hidrologi adalah prinsip
dasar yang paling utama dalam hidrologi. Siklus hidrologi ini digambarkan
sebagai suatu rangkaian yang rumit dari peredaran air dalam berbagai wujud
(cair dan uap air) pada permukaan, di bawah permukaan bumi dan di atmosfir,
dimana hukum kekentalan massa ditampilkan sebagai azas yang paling mendasar.
Siklus hidrologi dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
A. siklus pendek,
B. siklus sedang dan
C. siklus panjang.
B. Saran
Perlu ada kesadaran dari dalam
diri sendiri untuk melakukan penghematan air agar ketersediaan air terjaga
hingga masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
http://en.wikipedia.org/wiki/Origin_of_water_on_Earth
http://www.bromotirta.com
http://cakrawala-upi.blogspot.com/2013/07/asal-usul-air-di-planet-biru-bumi.html
http://hidrologi2010.blogspot.com/2011/10/hidrologi.html
http://aneka-wacana.blogspot.com/2012/06/siklus-hidrologi-air-panjang-dan-pendek.html#ixzz3DI8L1TBP
http://en.wikipedia.org/wiki/Water_cycle
http://ww2010.atmos.uiuc.edu/%28Gh%29/guides/mtr/hyd/smry.rxml
Comments
Post a Comment