Penjualan Berbasis Data
Penjualan Berbasis Data
Basis data pelanggan adalah
kumpulan data komprehensif yang terorganisir tentang pelanggan dan calon
pelanggan individual yang terkini, dapat diakses, dan dapat dimanfaatkan untuk
mencapai tujuan-tujuan pemasaran seperti identifikasi calon pelanggan,
kualifikasi calon pelanggan, penjualan produk atau jasa, atau pemeliharaan
hubungan pelanggan.
Pemasaran berbasiskan data
pelanggan adalah proses pembentukan, pemeliharaan, serta pemakaian basis data
pelanggan dan basis data lain (produk, pemasok, pedagang kembali/reseller)
dengan tujuan untuk berhubungan dan bertransaksi.
Basis data pelanggan bukanlah
kumpulan daftar alamat pelanggan. Daftar alamat pelanggan hanyalah kumpulan
nama, alamat, dan nomor telepon. Basis data pelanggan memuat jauh lebih banyak
informasi. Dalam pemasaran bisnis-ke-bisnis, profil pelanggan terdiri dari
barang dan jasa yang telah dibeli pelanggan; volume dan harga terdahulu; kontak
kunci (usia, ulang tahun, hobi, dan makanan kegemaran mereka); pesaing kompetitif;
status kontrak saat ini; perkiraan pengeluaran pelanggan untuk lima tahun
mendatang; serta perkiraan kualitatif atas kekuatan dan kelemahan pesaing dalam
melayani dan menjual kepada pelanggan. Dalam pemasaran konsumen, basis data
pelanggan terdiri dari data demografis (usia, penghasilan, anggota keluarga,
tanggal lahir), psikografis (aktivitas, minat, dan opini), pembelian terdahulu,
serta informasi individual lain yang relevan.
Basis data pelanggan yang
dikembangkan dengan baik menjadi aset eksklusif yang dapat memberikan
keunggulan bagi perusahaan. Dengan memanfaatkan informasi dalam basis data
pelanggannya, perusahaan dapat meraih jauh lebih banyak ketepatan pasar sasaran
daripada yang dapat diperoleh dengan menggunakan pemasaran masal, pemasaran
segmen, atau pemasaran relung pasar (niche marketing). Perusahaan dapat
mengidentifikasi pelanggan yang akan mendapatkan tawaran dan komunikasi
pemasaran yang telah diselaraskan dengan kebutuhan mereka.
Pemasaran berbasiskan data
pelanggan merupakan salah satu hal yang khas yang membedakan antara pemasaran
masal dengan apa dinamakan pemasaran satu-lawan-satu. Perusahaan yang mengenal
pelanggan individual mereka dapat menyesuaikan produk, tawaran, pesan, metode
pengiriman, dan metode pembayaran mereka supaya dapat memaksimalkan daya tarik
bagi pelanggan.
Jadi Basis data adalah kumpulan
informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat
diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh suatu informasi
dari database tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah dan
mengambil query basis data disebut sistem manajement basis data. Pemrosesan
basis data sebagai perangkat andalan sangat diperlukan oleh berbagai institusi
dan perusahaan. Dalam pengembangan sistem informasi diperlukan basis data
sebagai media penyimpanan data. Kehadiran basis data dapat meningkatkan daya
saing perusahaan tersebut. Basis data dapat mempercepat upaya pelayanan kepada
pelanggan, menghasilkan informasi dengan cepat dan tepat sehingga membantu
pengambilan keputusan untuk segera memutuskan suatu masalah berdasaran
informasi yang ada. Banyak aplikasi yang dibuat dengan berlandaskan pada basis
data antara lain semua transaksi perbankan, aplikasi pemesanan, penjadwalan
penerbangan, proses registrasi dan pencatatan data mahasiswa pada perguruan
tinggi, aplikasi pemrosesan penjualan, pembelian dan pecatatan data barang pada
perusahaan dagang, pencatatan data pegawai beserta akivitasnya termasuk operasi
penggajian pada suatu perusahaan, dan sebagainya. Beberapa informasi pada
perusahaan retail seperti jumlah penjualan, mencari jumlah stok yang tersedia,
barang apa yang paling laku dijual pada bulan ini, dan berapa laba bersih
perusahaan dapat diketahui dengan mudah menggunakan basis data.
Pengertian Basis Data
Banyak sekali definisi tentanb
basis data yang diberikan oleh pakar di bidang ini. Basis data atau disebut
juga database, terdiri dari dua penggalan kata yaitu data dan base, yang
artinya berbasiskan pada data, secara konseptual, database diartikan sebuah
koleksi atau kumpulan data-data yang saling berhubungan (relation), disusun
menurut aturan tertentu secara logis, sehingga menghasilkan informasi. Selain
itu, untuk mengelola dan memanggil query basis data agar dapat disajikan dalam
berbagai bentuk yang dibutuhkan perangkat lunak yang disebut Sistem Manajement
Basis Data atau disebut juga Sistem Database Management System (DBMS).
Penggabungan Sistem Database Management System (DBMS) dengan Basis Data akan
membentuk satu kesatuan yang disebut Sistem Basis Data. System Basis Data
adalah suatu system penyusunan dan pengelolaan record-record dengan menggunakan
computer, dengan tujuan untuk menyimpan atau merekam serta memelihara data
operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan
informasi yang diperlukan pemakai untuk kepentingan proses pengambilan
keputusan.
Komponen Dasar Basis Data
Dalam membuat basis data harus
memiliki komponen dasar. Agar terciptanya basis data maka hal yang diperhatikan
tersedianya :
Data : representasi fakta
dunia nyata yang mewakili suatu objek yang direkam dalam bentuk angka, huruf,
symbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya.
Hardware : terdiri dari
semua peralatan perangkat keras computer yang digunakan untuk mengelola system
basis data berupa : peralatan penyimpanan (disk, drum, tape), peralatan input
dan output, atau peralatan komunikasi.
Software : sebagai
perantara antara pemakai dengan data fisik pada basis data, berupa: Database
Mangement System (DBMS) atau program-program aplikasi dan prosedur – prosedur.
User (pemakai) : terbagi menjadi
3 klasifikasi, yaitu :
1. System Engineer : tenaga ahli yang
bertanggung jawab atas pemasangan system basis data, dan juga mengadakan
peningkatan dan melaporkan kesalahan dari system tersebut kepada pihak penjual.
2. Administrator Basis Data : tenaga ahli
yang mempunyai tugas untuk mengontrol system basis data secara keseluruhan,
meramalkan kebutuhan akan system basis data, merencanakannya dan mengaturnya.
3. Programmer : membuat program aplikasi
yang diperlukan oleh pemakai akhir dengan menggunakan data yang terdapat dalam
system basis data. Pemakai akhir : tenaga ahli yang menggunakan data untuk
mengambil keputusan yang diperlukan untuk kelangsungan usaha.
Istilah - Istilah Basis Data
Dalam penyusunan basis data ada
beberapa istilah yang akan sering digunakan. Oleh karena itu, kita sebagai
obyek yang mempelajari lebih jauh lagi
tentang ilmu pengetahuan basis data sepatutnya mengenal :
Enterprise : suatu bentuk
organisasi seperti : bank, universitas, rumah sakit, pabrik, dsb. Data yang
disimpan dalam basis data merupakan data operasional dari suatu enterprise.
Contoh data operasional : data keuangan, data mahasiswa, data pasien, data
karyawan.
Entitas : suatu obyek yang dapat
dibedakan dari lainnya yang dapat diwujudkan dalam basis data. Contoh entitas
dalam lingkungan bank terdiri dari : nasabah, simpanan, hipotik. Contoh entitas
dalam lingkungan universitas terdiri dari : mahasiswa, mata kuliah. Kumpulan
dari entitas disebut Himpunan Entitas. Contoh : semua nasabah, semua mahasiswa.
Atribut (Elemen Data) :
karakteristik dari suatu entitas. Contoh: entitas mahasiswa atributnya terdiri
dari npm, nama, alamat, tgl lahir.
Nilai Data (Data Value) : isi
data/informasi yang tercakup dalam setiap elemen data. Contoh: atribut nama
mahasiswa dapat berisi nilai data: Dani, Dewi, Diaz.
Kunci Element Data (Key Data
Element): tanda pengenal yang secara unik mengidentifikasikan entitas dari
suatu kumpulan entitas. Contoh entitas mahasiswa yang mempunyai atribut –
atribut npm, nama, alamat, tgl lahir, menggunakan kunci element data npm.
Record Data: kumpulan isi element
data yang saling berhubungan. Contoh: kumpulan atribut npm, nama, alamat, tgl lahir dari entitas
mahasiswa: “4109073”, “Dani”, “Jl. Jend. Sudirman No. 4 Makassar”, “4 April
1983”.
Database Mangement System (DBMS)
Seperti yang telah dikemukakan
diawal, pada bagian ini kita akan mengulas lebih spesifik lagi mengenai Sistem
Mangement Basis Data atau populernya disebut Database Managament System (DBMS).
Yang mana adalah perangkat lunak yang berfungsi untuk mengelola database, mulai
dari membuat database itu sendiri sampai dengan proses – proses yang berlaku
dalam database tersebut, baik berupa entry, edit, hapus, query terhadap data,
membuat laporan dan lain sebagainya secara efektif dan efisien. Salah satu
jenis DBMS yang sangat terkenal saat ini adalah Relational DBMS (RDBMS), yang
mempresentasikan data dalam bentuk tabel – tabel yang saling berhubungan.
Sebuah tabel disusun dalam bentuk baris (record) dan kolom (field). Banyak
sekali berkembang perangkat lunak RDBMS ini, misalnya : MySQL, Oracle, Sybase,
dBase, MS. SQL Microsoft Access (MS. Access) dan lain-lain. Ada 3 kelompok
perintah yang digunakan dalam mengelola dan mengorganisasikan data dalam RDBMS, yaitu :
Data Definition Language:
merupakan perintah – perintah yang digunakan oleh seorang Database
Administrator untuk mendefinisikan struktur dari database, baik membuat tabel
baru, menentukan struktur penyimpanan tabel, model relasi antar tabel, validasi
data, dab lain sebagainya.
Data Manipulation Language (DML):
perintah-perintah yang digunakan untuk memanipulasi dan mengambil data pada
suatu database. Manipulasi yang dapat dilakukan terhadap data adalah :
· Penambahan Data
· Penyisipan Data
· Penghapusan Data
· Pengubahan Data
Data Control Language: bagian ini
berkenaan dengan cara mengendalikan data, seperti siapa saja yang bisa melihat
isi data, bagaimana data bisa digunakan oleh banyak user, dan lain-lain. Lebih
mengarah ke segi sekuritas data.
Arsitektur Basis Data
Sebuah basis data memiliki
penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya, penjelasan
ini disebut skema. Arsitektur system basis data memberikan kerangka kerja bagi
pembangunan basis data. Menurut ANSI/SPARC, arsitektur basis data terbagi atas
3 level yaitu:
Internal/Physical Level: level
terendah untuk mempresentasikan basis
data, berhubungan dengan bagaimana data disimpan secara fisik (physical
storage). Record disimpan dalam media penyimpanan dalam format byte.
Didefinisikan sebagai sebuah Skema Internal.
External/View Level: level user,
berhubungan dengan bagaimana data direpresentasikan dari sisi setiap user.
Yang dimaksud dengan user adalah
programmer, end user atau DBA. Setiap user mempunyai ‘bahasa’ yang sesuai
dengan kebutuhannya.
· Programmer menggunakan bahasa
pemograman seperti C, COBOL, atau PL/I
· End User menggunakan bahasa query atau
menggunakan fasilitas yang tersedia pada program aplikasi. Pada level eksternal
ini, user dibatasi pada kemampuan perangkat keras dan perangkat lunak yang
digunakan aplkasi basis data. Didefinisikan sebagai sebuah Skema Eksternal.
Conceptual/Logical Level: sebuah
representasi seluruh muatan informasi yang dikandung basis data yang
menghubungkan antara level internal dan level eksternal. Tidak seperti level
eksternal, maka pada level conceptual, keberadaannya tidak memperhitungkan
kekurangan perangkat keras maupun perangkat lunak pembangun aplikasi basis
data. Didefinisikan sebagai sebuah Skema Konseptual.
Database Independence
Dalam kebebasan data, aplikasi
disekat dari bagaimana data disimpan dan distrukturkan. Kebebasan data adalah
salah satu keuntungan utama dari penggunaan DBMS. Tujuan utama dari arsitektur
3 level diatas adalah untuk menyediakan data independence, dimana level
diatasnya tidak berpengaruh oleh perubahan untuk level dibawahnya. Ada 2 jenis
data independence:
Logical Data Independence
(kebebasan data secara logika): perlindungan dari perubahan struktur logika
suatu data. Logical data independence menunjuk kepada kekebalan dari skema
eksternal untuk perubahan-perubahan dalam skema konseptual. Perubahan skema
konseptual, seperti : memungkinkan penambahan atau penghapusan entity, atribut,
atau relationship tanpa harus mengganti skema eksternal atau harus menulis
kembali program aplikasi yang sudah ada.
Physical Data Independence
(kebebasan data secara fisik): perlindungan dari perubahan struktur fisik suatu
data. Physical data independence menunjuk kepada kekebalan dari skema
konseptual untuk perubahan-perubahan dalam skema internal. Perubahan skema
internal, seperti: penggunaan organisasi file atau struktur penyimpanan yang
berbeda, penggunaan media penyimpanan yang berbeda, perubahan algoritma indeks
atau hashing tanpa harus mengganti/merubah konseptual atau skema eksternal.
Model Basis Data
Model basis data adalah kumpulan
konsep yang terintegrasi yang menggambarkan data, hubungan antara data dan
batasan-batasan data dalam suatu organisasi. Fungsi dari suatu model data untuk
mempresentasikan data sehingga data tersebut mudah dipahami. Untuk
menggambarkan data pada tingkat eksternal dan konseptual digunakan model data
berbasis objek atau model data berbasis objek atau model data berbasis record.
Model Data Berbasis Objek
menggunakan konsep entitas, atribut dan hubungan antar entitas. Beberapa jenis
model data berbasis objek yang umum adalah:
· Entity – Relationship
· Semantic
· Functional
· Object – Oriented
Model Data Berbasis Record, basis
data terdiri dari sejumlah record dalam bentuk yang tetap yang dapat dibedakan
dari bentuknya. Ada 3 macam jenis model data berbasis record yaitu:
· Model Data Relasional (Relational),
merupakan model data yang popular saat ini. Menggunakan model berupa tabel
berdimensi dua yang disebut relasi atau tabel. Memakai kunci tamu (foreign key)
sebagai penghubung dengan tabel lain.
· Model Data Hierarkhi (Hierarchical),
dikenal pula sebagai model pohon.
· Model Data Jaringan (Network), disebut
juga model CODASYL. Setiap anak biasa memiliki lebih dari satu orangtua.
Bahasa Query Formal dan Komersial
Bahasa query yaitu pernyataan
yang diajukan untuk mengambil informasi. Dan bahasa query ini adalah bahasa
pada model data relasional yang terbagi menjadi 2 yaitu :
Bahasa Query Formal: bahasa query
yang diterjemahkan dengan menggunakan symbol-simbol matematis terdiri dari:
1. Procedural, yaitu pemakai memberi
spesifikasi data apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara mendapatkannya.
2. Non procedural, yaitu pemakai
menspesifikasikan data apa yang dibutuhkan tanpa menspesifikasikan bagaimana
untuk mendapatkannya.
Bahasa Query Komersial: bahasa
query yang dirancang sendiri oleh programmer menjadi suatu program aplikasi agar
pemakai lebih mudah menggunakannya (user friendly). Contoh :
· QUEL : berbasis pada bahasa kalkulus
relasional
· QBE : berbasis pada bahasa kalkulus
relational
SQL : berbasis pada bahasa kalkulus
relasional dan aljabar relasional
Perancangan Basis Data
Perancangan basis data adalah
proses pembuatan (develop) struktur database sesuai dengan data yang dibutuhkan
oleh user. Dalam perancangan basis data tentu sangat dibutuhkan model data
seperti apa yang diinginkan, dan hal itu sudah dibahas pada bagian sebelumnya.
Selanjutnya mengambil langkah-langkah dalam perancangan basis data, yaitu:
Mendefinisikan kebutuhan
(Requirements definition) tujuannya: untuk mengidentifikasikan dan
mendeskripsikan data yang dibuat oleh user dalam sebuah organisasi.
Rancangan konseptual (Conceptual Design)
tujuannya: untuk membuat sebuah model data konseptual (atau arsitektur
informasi) yang akan mendukung perbedaan kebutuhan informasi dari beberapa user
dalam sebuah organisasi.
Rancangan Implementasi (Implementation
Design) tujuannyal: untuk memetakan model data logis (logical data model)
kedalam sebuah skema yang dapat diproses oleh DBMS tertentu melalui
transformasi ER-D ke Relasi.
Rancangan fisik (Physdical
Design). Pada tahap terakhir ini, logical database structured (normalized relation, trees,
network, dll) dipetakan menjadi physical storage structure seperti file dan
tabel. Rancangannya seperti:
· Model detail oleh Database Specialist
· Diagram Entity-Relationship
· Normalisasi
· Spesifikasi hardware/software
Teknik Normalisasi
Pengertian normalisasi ada
beberapa yang berpendapat:
Istilah Normalisasi berasal dari
E. F.Codd, salah seorang perintis teknologi basis data. Selain dipakai sebagai
metodologi tersendiri untuk menciptakan struktur tabel 9 relasi dalam basis
data (dengan tujuan mengurangi kemubadziran data), normalisasi terkadang hanya
dipakai sebagai perangkat verifikasi terhadap tabel-tabel yang dihasilkan oleh
metodologi lain (misalnya : E-R).
Kroenke mendefinisikan
normalisasi sebagai proses untuk mengubah suatu relasi yang memiliki masalah
tertentu ke dalam dua belah relasi atau lebih yang tidak memiliki masalah
tersebut. Masalah yang dimaksud oleh Kroenke ini sering disebut dengan istilah
anomaly.
Normalisasi merupakan sebuah
teknik dalam logical desain sebuah basis data/database, teknik pengelompokkan
atribut dari suatu relasi sehingga membentuk struktur relasi yang baik (tanpa
redudansi).
Normalisasi adalah suatu proses
memperbaiki/membangun dengan model data relasional, dan secara umum lebih tepat
dikoneksikan dengan model data logika.
Proses normalisasi adalah proses
pengelompokkan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entity dan
relasinya. Pada proses normalisasi dilakukan pengujian pada beberapa kondisi
apakah ada kesulitan pada saat menambah/menyisipkan, menghapus, mengubah dan
mengakses pada suatu basis data. Bila terdapat kesulitan pada pengujian
tersebut maka perlu dipecahkan relasi pada beberapa beberapa tabel lagi atau
dengan kata lain perancangan basis data belum optimal.
Tujuan dari normalisasi itu
sendiri adalah:
Untuk menghilangkan kerangkapan
data
Mengurangi kompleksitas
Untuk mempermudah pemodifikasian
data.
Tahapan normalisasi dapat diurai
sebagai berikut:
Bentuk Tidak Normal:
menghilangkan perulangan group.
Bentuk Normal Pertama (1NF):
menghilangkan ketergantungan sebagian. Bentuk normal kesatu mempunyai ciri
yaitu setiap data dibentuk dalam file flat, data dibentuk dalam satu record
demi satu record dan nilai dari field berupa “atomic value”.
Bentuk Normal Kedua (2NF):
menghilangkan ketergantungan transitif. Bentuk normal kedua mempunyai syarat
yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu.
Bentuk Normal Ketiga (3NF):
menghilangkan anomali-anomali hasil dari ketergantungan fungsional. Untuk
menjadi bentuk Normal Ketiga maka relasi haruslah dalam bentuk Normal Kedua dan
semua atribut bukan primer tidak punya hubungan yang transitif. Artinya setiap
atribut bukan kunci harus bergantung hanya pada kunci primer secara menyeluruh.
Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF):
menghilangkan ketergantungan multivalue. Boyce-Codd Normal Form mempunyai
paksaan yang lebih kuat dari bentuk Normal Ketiga. Untuk menjadi BNCF, relasi
harus dalam bentuk Normal Kesatu dan setiap atribut dipaksa bergantung pada
fungsi pada atribut super key.
Bentuk Normal Keempat (4NF):
menghilangkan anomali-anomali yang tersisa.
Bentuk Normal Kelima: pengujian
untuk memastikan kebenaran isi tabel dan hubungan antara tabel tersebut.
Teknik Normalisasi merupakan
sebuah teknik dalam logical desain sebuah basis data, teknik pengelompokkan
atribut dari suatu relasi sehingga membentuk struktur relasi yang baik (tanpa
redudansi).
Pada normalisasi terdapat 3
aturan, yakni:
· Aturan Pertama: mendefinisikan atribut
kunci, tidak adanya group berulang , semua atribut bukan kunci tergantung pada
atribut kunci.
· Aturan Kedua: sudah memenuhi dalam
bentuk normal kesatu, sudah tidak ada ketergantungan parsial, dimana seluruh
field hanya tergantung pada sebagian field kunci.
· Aturan Ketiga: sudah berada dalam
bentuk normal kedua, tidak ketergantungan transitif(dimana field bukan kunci
tergantung pada field bukan kunci lainnya), bentuk normal seharusnya berada
dalam bentuk normal tertinggi dan bergerak dari bentuk normal satu dan
seterusnya untuk setiap kali membatasi hanya satu jenis redudansi.
Keseluruhannya Cuma ada lima bentuk normal. Tiga bentuk normal pertama
menekankan redudansi yang muncul dari Function Dependencies sedangkan bentuk
keempat dan kelima menekankan redudansi yang muncul dari kasus Multi Valued
Dependencies.
Comments
Post a Comment