Makalah Sejarah Sebagai Peristiwa
Kata pengantar
Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin,
banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala
puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA”.
Dalam
penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua,
teman kelompok dan guru pembimbing yang telah memberikan dukungan, kasih, dan
kepercayaan yang begitu besar.
Makalah
yang kami buat ini bertujuan agar pembaca mengetahui sejarah peristiwa.
Meskipun
penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Wassalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Penulis
Tanjung Ampalu 25 Agustus 2016-08-25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejarah
merupakan bagian dari kehidupan yang tidak terlepas dari kejadian kejadian yang
pernah ada. Sejarah bersifat luar biasa yang menjadikan setiap orang untuk
berpikir,mengingat, merenungkan bahkan dapat dijadikan sebuah ibrah.Maka dari
itu sejarah berguna untuk di jadikan sebagai guru kehidupan.
Sejarah
sering mempunyai berbagai versi yang berbeda; sejarah tentang satu peristiwa
yang sama bisa ditulis dan di ceritakan dengan versi yang berlawanan. Contoh
yang paling dekat dan sederhana adalah peristiwa G 30 S PKI dan Supersemar.
Para sejarawan pendukung mantan presiden Soeharto menuliskan peristiwa tersebut
dengan versinya dan sejarahwan kritis menghadirkan fakta beserta analisis yang
berbeda dari versi yang pertama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sejarah sebagai
peristiwa?
2. Apa yang di maksud sejarah sebagai didsiplin ilmu?
3. Bagaimana cara mempelajari sejarah?
C. Tujuan Masalah
Untuk
mempelajari keguanaan dari sejarah masa lampau dalam kehidupan masa kini serta
realisasi dari sejarah masa lampau ke kehidupan masa kini.
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah
sebagai peristiwa adalah salah satu jenis sejarah disamping sejarah sebagai
ilmu dan sejarah sebagai kisah. Berikut penjelasan tentang sejarah sebagai
peristiwa beserta contohnya
Pengertian
Sejarah Sebagai Peristiwa
R. Moh. Ali
dalam Ismaun menyatakan bahwa sejarah sebagai peristiwa adalah kejadian,
kenyataan, aktualitas, sejarah in concreto, yang sebenarnya telah terjadi atau
berlangsung pada waktu atau masa yang lampau. Sejarah sebagai peristiwa,
berarti suatu kejadian di masa lampau, sesuatu yang sudah terjadi, dan sekali
jadi (einmalig), tidak bisa diulang. Sejarah sebagai peristiwa adalah suatu
kenyataan yang objektif, artinya kenyataan yang benar-benar ada dan terjadi
dalam kehidupan masyarakat manusia. Kenyataan ini ada dapat dilihat dari
fakta-fakta sejarahnya.
Peristiwa
sejarah terjadi dalam ruang lingkup yang beragam. Mulai dari ruang lingkup yang
lebih kecil sampai kepada ruang lingkup yang lebih besar. Ruang lingkup secara
administratif pemerintahan bisa mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten
atau kota, provinsi, negara, dan dunia. Sebuah peristiwa sejarah bisa saja
terjadi hanya di negara tertentu saja, misalkan bagaimana perubahan pada
masyarakat di Inggris dengan adanya Revolusi Industri, apakah mereka tetap
menjadi buruh atau pekerjaan lainnya.
Contoh
Sejarah Sebagai Peristiwa
Berikut
contoh sejarah sebagai peristiwa yang berjudul: Perubahan Masyarakat Inggris
Pasca Revolusi Industri "Revolusi Industri di mulai di Inggris. Sebelum
terjadinya Revolusi Industri, Inggris adalah negara agraris. Kebanyakan
penduduknya tinggal di desa-desa, hidup dari bertani dan mengolah bulu domba
untuk dibuat menjadi kain. Umumnya anggota keluarga terlibat dalam industri
kain itu. Revolusi Industri memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan
masyarakat di berbagai bidang. Pada bidang ekonomi antara lain harga barang
murah dan perdagangan semakin maju. Pada bidang sosial antara lain adanya
pertentangan antara kaum buruh dengan majikan, dan upah buruh rendah. Pada
bidang politik yaitu timbulnya imperialisme modern. Revolusi Industri telah berhasil
meningkatkan kemajuan umat manusia. Akan tetapi, di samping kebaikannya
Revolusi Industri juga mempunyai segisegi yang kurang baik yaitu munculnya
kemiskinan dan pengangguran besar-besaran rakyat Inggris."
Peristiwa-peristiwa
yang terjadi dalam sejarah, dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
a.
Peristiwa sosial merupakan sejarah yang terjadi atau timbul dapat
disebabkan
oleh peristiwa-peristiwa lainnya yang mengakibatkan terjadinya perubahan
sosial. Antara yang mempengaruhi perubahan sosial adalah
1. Adanya
penemuan-penemuan baru. Contoh penemuan Mobil di Inggris.
2.
Pertambahan dan berkurangnya jumlah penduduk, Contoh, Tsunami Aceh telah
mengurangi jumlah penduduk Aceh sehingga menimbulkan gejolak sosial.
3. Adanya
pertentangan atau konflik. Contoh Pertentangan Pemuda dengan Sukarno-Hatta
Mengenai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. 4.Terjadi pemberontakan atau
revolusi. Contoh, Revolusi Rusia yang diawali pada 8 Maret 1917
4. perang,
contoh peristiwa perang dunia I dan II.
b.
Peristiwa ekonomi merupakan peristiwa yang menggambarkan kegiatan masyarakat
yang berkaitan dengan aspek-aspek ekonomi. Ciri utama dari kegiatan ekonomi
adalah adanya produksi dan pertukaran hasil produksi dalam bentuk kegiatan jual
beli. Produk yang diperjualbelikan bisa berbentuk barang atau jasa. Peristiwa
ekonomi sebagai sejarah masyarakat manusia Indonesia dimulai sejak zaman kuno,
zaman hindu-buddha, zaman Islam, zaman penjajahan, zaman kemerdekaan, dan zaman
kontemporer. Kita ambil contoh peristiwa ekonomi pada masa kuno yaitu
perdagangan dan pelayaran di Selat Malaka.
c.
Peristiwa politik biasanya peristiwa kehidupan manusia yang berkaitan dengan
kekuasaan. Kekuasaan dapat berhubungan dengan penguasa, negara, pemerintahan,
keputusan-keputusan pemerintah, partai politik, undang-undang, keterlibatan masyarakat
dalam politik misalnya pemilu, dan lain-lain. Penguasa bisa seorang raja,
presiden, pemimpin partai. Dalam sejarah Indonesia, salah satu peristiwa politik
tersebut dapat dilihat dalam jatuhnya pemerintahan Orde Baru atau rezim Suharto
pada tahun 1998. Cerita di bawah ini akan menggambarkan bagaimana proses
jatuhnya pemerintahan Suharto yang dikutip dari berbagai sumber.
A. PENGERTIAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
Sejarah
(Bahasa Arab;Tarikh) adalah pengetahuan atau uraian tentang peristiwa yang
bena- benar terjadi di masa lampau.
Setiap bangsa, bentuk pemerintahan,
peninggalan-peninggalan sejarah tentu memiliki asal- usul atau latar belakang
masing-masing.
Sedangkan
kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti pikiran atauakal budi. Kata
kebudayaan menunjukkan sesuatu yang dihasilkan oleh pikiranatau akal budi
manusia. Dengan demikian kebudayaan memiliki arti hasil kegiatan akal budi atau
pemikiran manusia berupa adat istiadat, kepercayaan kesenian,ilmu pengetahuan,
benda-benda atau bangunan, dan lain-lain.Dalam arti yang lain, kebudayaan diartikan
sebagai peradaban.
Sehingga
bangsa yang berbudaya sering disebut bangsa yang beradab. Artinya bangsa atau
manusia yang memiliki akal budi, etika dan tata krama serta mampumenghasilkan
karya yang bermanfaat bagi bangsa atau manusia yang lainnya.Dari uraian diatas
tentu kalian terbantu untuk memahami arti sejarahkebudayaan Islam. Yaitu asal-
usul atau silsilah dari sesuatu yang dihasilkan dari pemikiran atau akal budi
kaum Muslimin yang berhubungan dengan kepercayaan(keyakinan), ilmu pengetahuan,
seni, adat istiadat, bentuk pemerintahan, arsitektur bangunan, dan lain-lain.[1]
1. Sejarah Kebudayaan Islam Sebagai
Peristiwa
Kata
sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu kata syajarah dan syajara. Syajarah
berarti pohon, sesuatu yang mempunyai akar, batang, dahan, ranting, daun,
bunga, dan buah.
Pengertian
etimologis ini mempengaruhi seseorang untuk melihat sejarah secara figurative
sebagai pohon yang mempunyai akar yang berfungsi untuk memperkuat berdirinya
batang pohon dan sekaligus untuk menyerap air dan makanan yang dibutuhkan demi
keberlangsungan pertumbuhan pohon tersebut.
Sebagaimana
pohon, sejarah, yang sering dipahami sebagai cerita masa lalu, mempunyai akar
yang menjadi asal-muasal peristiwa atau sumber kejadian yang begitu penting
sampai dikenang sepanjang waktu. Akar pohon yang baik akan menumbuhkan batang
yang besar, kokoh, dan tinggi yang dibarengi dengan Pertumbuhan dahan, ranting,
daun, bunga, dan buah yang bermanfaat bagi manusia. Begitu juga dengan sejarah,
kalau sejarah suatu pristiwa itu mempunyai titik awal atau dasar yang baik maka
akan melahirkan budaya beserta cabang-cabangnya, seperti ekonomi, politik,
bahasa, dan pengetahuan, yang pada akhirnya membuahkan karya seni dan teknologi
yang bermanfaat bagi manusia.
Sejarah
dapat dipahami dari 2 aspek, yaitu :
1. Sejarah sebagai peristiwa atau realitas
(I’histoir realite) karena peristiwa sejarah atau kejadian sejarah itu
benar-benaada dan terjadi pada masa lampau.
2. Sejarah sebagai kisah sejarah (L’histoir
recite). Dalam pengertian ini sejarah dipandang sebagai kisah dari
peristiwa-peristiwa masa lampau.
Sartono
kartodirdjo, membagi sejarah menjadi dua, yaitu :
1. Sejarah dalam arti objektif merupakan kejadian atau peristiwa sejarah
yang tidak dapat terulang lagi.
2. Sejarah dalam arti subjektif adalah suatu
kontruksi (bangunan) yang disusun oleh penulis sebagai suatu uraian cerita
(kisah). Kisah tersebut merupakan suatu kesatuan rangkaian dari fakta-fakta
yang saling berkaitan.
Tidak semua
peristiwa yang terjadi pada masa lampau digolongkan sebagai suatu peristiwa
sejarah.
Peristiwa
yang dapat digolongkan sebagai suatu peristiwa sejarah memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Peristiwa tersebut Unik
Peristiwa
sejarah merupakan suatu peristiwa yang unik, sebab hanya sejkali terjadi (once)
atau dalam bahasa Jerman disebut dengan einmaligh.
2. Peristiwa Tersebut Besar Pengaruhnya
Peristiwa
atau kejadian pada masa lampau mempunyai pengaruh yang besar pada masanya atau
pada masa-masa selanjutnya. Contoh, peristiwa pembacaan proklmasi kemerdekaan,
sumpah pemuda, dsb.[2]
Sejarah kebudayaan islam bisa dipahami sebagai berita
atau cerita peristiwa masa lalu yang mempunyai asal- muasal tertentu. Peristiwa
menjelang dan saat Muhammad SAW. Lahir dan diutus sebagai rasul adalah
asal-muasal sejarah kebudayaan Islam. Dari akar ini tumbuh batang sejarah yaitu
masa paska wafatnya Nabi Muhammad SAW. Yaitu masa khalifah al-Rasyidun. Batang
terus tumbuh dan akhirnya melahirkan banyak cabang baik pemikiran, seperti
Syiah, Khawarij, Murji’ah, dan Ahli Sunnah, atau kekuasaan, seperti, Dinasti
Umayyah, Dinasti Abbasyiah, Dinasti Fatimiyyah, dan seterusnya.
Semua
peristiwa baik yang menyangkut pemikiran, politik, ekonomi, teknologi, dan seni
dalam sejarah Islam disebut sebagai
kebudayaan. Jadi, kebudayaan ini adalah hasil karya, rasa fan cipta orang-orang
Muslim. Kata islam pada sejarah kebudayaan islam bukan sekedar menunjukkan
bahwa kebudayaan itu dihasilkan oleh orang-orang Muslim melainkan sebagai
rujukkan sumber nilai. Islam menjadi nilai kebudayaan itu. Ini juga berarti
bahwa kebudayaan islam adalah hasil karya, cipta, dan rasa manusia yang
menafsirkan agamanya dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, sejarah kebudayaan
islam sama dengan sejarah kebudayaan lain pada umumnya, yaitu sifat dinamis.
Perbedaannya terletak pada sumber nilainya.
Konsekuensi
dari pemahaman etimologis diatas adalah bahwa sejarah sebagai sebuah peristiwa
dianalogikan dan diperlakukan seperti pohon yang bisa dirawat, dipelihara, dan dipelajari.
Untuk memahami pohon dengan baik, seseorang harus mengetahui batang tubuh
anatuminya.
Akar kata
lain dari sejarah adalah syajara. Ini adalah kata dari Bahasa Arab yang berarti
perselisihan, pertentangan, pergaulan, atau perlawanan. Dari makna etimologis
ini, bisa diperoleh makna terminologis sejarah yang berarti berita atau cerita
yang menggambarkan perlawanan satu kelompok dengan kelompok lainnya atau satu
gagasan dengan gagasan lainnya yang terjadi dalam satu tempat dan waktu
tertentu.
Disamping
itu, sekarang ini sejarah tidak dipahami sebagai peristiwa atau klejadian itu
sendiri; sejarah tidak lebih dari rekonstruksi peristiwa masa lalu yang ditulis
dan dilaporkan oleh orang-orang tertentu. Meskipun demikian, ini tidak berarti
bahwa sejarah tidak bersifat factual. Sejarah tetap bersifat factual sebab
sifat ini yang membedakannya dengan dongeng atau gossip. Untuk saat ini, fakta
sejarah tidak bisa dipahami das ding an sich, berada dan berdiri sendiri; fakta
sejarah lebih bersifat konstruktif, sesuatu yang dikumpulkan, dipilih, dan
dibangun oleh seseorang atau kelompok yang mempunyai perspektif atau cara
pandang yang berbeda-beda.
Pemahaman
dan wawasan ini membantu diri untuk lebih bijaksana menerima
perbedaan-perbedaan yang ada dalam penulisan sejarah peradaban islam. Kelompok
ahli sunnah menulis sejarah sesuai dengan perspektifnya, oleh karena itu mereka
menulis sejarah kebudayaan islam berangkat dari konsep khilafah, pemerintah
dipimpin oleh seorang khalifah. Sementara itu, kelompok syi’ah menulis sejarah
dengan beranjak dari konsep imamah, pemerintah harus dipimpin oleh seorang
imam.
Dari segi
terminologis, sejarah berarti ilmu yang mempelajari dan menerjemahkan informasi
dari laporan dan catatan yang dibuat oleh orang perorang, keluarga, dan
komunitas tertentu. Pengetahuan mengenai sejarah melingkupi pengetahuan akan
kejadian-kejadian yang sudah berlalu serta pengetahuan akan cara berfikir
sejarah (historis). Pengertian yang berakhir ini mencangkup kerja penelitian,
penilaian, dan analisis rentetan peristiwa yang bertujuan untuk menetapkan
pola-pola sebab dan akibat, yang mendahului dan menyertai peristiwa tersebut.
Pengetahuan atas pola sejarah tersebut, baik jatuh dan tumbuhnya atau pasang
dan surutnya, dijadikan sebagai rujukan pendapat, keputusan, atau kebijakan
untuk menentukan masa depan.
Sebagai
sebuah peristiwa berharga, sejarah memiliki beberapa komponen dasar.
Komponen-komponen itu meliputi:
a. Kejadian
Sejarah
merupakan kejadian-kejadian penting yang pernah ada. Kejadian ini bersifat luar
biasa karena itu ia menyita pikiran orang untuk sibuk mengingat, merenungkan,
dan menyampaikannya kepada orang lain. Kejadian-kejadian bersejarah ini berupa
perjuangan mewujudkan gagasan-gagasan yang mulia, mempertahankan nilai dan
keutuhan kelompok, melawan penguasaha yang tiran.
b. Manusia
Sejarah
tidak bisa dipisahkan dari manusia baik sebagai individu atau kelompok. Mereka
adalah actor sekaligus ikon kejadian-kejadian penting tersebut. Karena itu juga
banyak biografi orang-orang besar yang membawa perubahan yang berpengaruh baik
pada masanya atau masa sesudahnya. Akan tetapi, keberadaan aktor atau tokoh
sejarah tidak bisa dipahami dan dipelajari terpisah dari masyarakat tempat
mereka tumbuh dan berkembang.
c. Latar Belakang (konteks)
Ruang dan
waktu merupakan komponen yang esensial dalam sejarah. Keduanya berfungsi
sebagai konteks yang menyertai dan memungkinkan suatu peristiwa terjadi. Karena
begitu pentingnya kedua komponen ini dalam sejarah, nama dari ilmu yang
mempelajarinya dalam bahasa Arab disebut tarikh, yang dari segi etimologis
berarti tanggal atau waktu kejadian. Karena alasan ini pula, sejarah identik
dengan peristiwa kronologis. Artinya, satu peristiwa penting terjadi setelah
peristiwa lainnya dan dari urutan kejadian ini bisa diketahui sebab dan
akibatnya. Pada gilirannya, pola sebab dan akibat inilah ditarik hukum-hukum
sejarah.
d. Syarat Makna
Sejarah
berisi catatan suatu masa yang ditemukan dan dipandang bermanfaat oleh generasi
dari zaman berikutnya. Masa kini bisa dipahami dari peristiwa masa lampau
bahkan masa yang akan datang bisa diprediksi dengan bekal kemampuan mengetahui
hokum sejarah masa lampau. Jadi, sejarah bukanlah sekedar cerita besar masa
lampau yang tanpa punya arti untuk masa kini dan mendatang. Pengetahuan sejarah
menjadi modal untuk membangun peradaban yang lebih baik dari sebelumnya.
Empat
unsure ini menjadi komponen penting dari sejarah sebagai sebuah peristiwa masa
lampau yang berarti. Karena besarnya arti dan maknanya ini, sejarah menjadi
mata pelajaran penting untuk diajarkan disemua jenjang pendidikan. Sebagai
kumpulan peristiwa, sejarah bukanlah peristiwa itu sendiri. Ia berupa laporan
atas peristiwa yang pernah terjadi. Wawasan sejarah ini sejalan dengan
kenyataan bahwa gagasan mengenai dunia bukanlah dunia itu sendiri; the notion
of world is different with the world it self. Oleh karena itu, sejarah harus
diperlakukan secara kritis. Dalam hal ini, sejarah tidak ubahnya dengan jejak
peristiwa serta bersifat konstruktif dan dinamis.[3]
1. Sejarah Kebudayaan Islam Sebagai Disiplin
Ilmu
Sebagai
sebuah disiplin ilmu yang mandiri, sejarah menuntut ketekunan dan keahlian
orang yang mempelajari dan mengembangkannya. Orang yang tekun dan ahli
mempelajari sejarah disebut sejarahwan. Profesi atau ahli ini dalam bahasa arab
disebut muarrikh; kata ini merupakan kata jadian dari tarikh yang berarti
tanggal dank arena itu muarrikh secara etimologis adalah orang yang ahli dalam
masalah penanggalan peristiwa atau kejadiannya. Sedangkan dalam bahasa inggris,
sejarahwan identik dengan historian yang dari segi bahasa berarti orang yang
mengetahui dan bijaksana. Tugas mereka tidak hanya mencatat dan mengumpulkan
dan menganalisis fakta-fakta historis secara obyektif semata melainkan juga
menemukan makna dari peristiwa bersejarah tersebut untuk perbaikan sejarah masa
kini dan mendatang.
Ada
beberapa karakteristik yang sekaligus menjadi komponen utama sejarah sebagai
sebuah disiplin itu:
a. Memiliki obyek material
b. Memiliki obyek formal
c. Sistematis
d. Teoritis
e. Filosofis
Berikut ini
penjelasan masing-masing karakteristik dan komponen yang menjadi sejarah
sebagai disiplin ilmu:
a. Memiliki obyek material
Sejarah
termasuk bagian disiplin ilmu yang mandiri karena itu mempunyai obyek material
yang bisa dipelajari. Obyek material sejarah adalah pengetahuan atau iformasi
factual mengenai peristiwa dan kejadian penting dalam kurun waktu tertentu.
Komponen
dari obyek material adalah subyek, obyek, dan realisasi antara subyek dengan
obyek, subyek sejarah adalah manusia yang mengetahui dan mengalami suatu
peristiwa; obyek sejarah adalah peristiwa tersebut; hubungan antara pelaku dan
peristiwa juga menjadi materi dasar sejarah sebagai ilmu. Oleh karena sejarah
mempelajari pengalaman dan peristiwa nyata maka disiplin ini tergolong kedalam
ilmu empiris.
b. Memiliki obyek formal
Obyek
formal adalah cara pendekatan dan metode yang dipakai atas obyek material, yang
sedemikian khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang kegiatan yang
bersangkutan. Jika cara pendekatan itu logis, konsisten, dan efisien. Maka
dihasilkan sistem filsafat. Oleh karena itu, ilmu melahirkan filsafat sejarah
atau sejarah ilmu sejarah yang lebih dikenal dengan nama historiography.
Obyek
formal juga identik dengan kekhasan metode yang dipakai untuk menemukan,
menggali, dan menemukan data dengan teknik observasi , klasifikasi, dokumentasi
sebelum usaha interpretasi dan terkonstruksi masa lampau dilakukan.
Metode dan proses penelitian
sejarah diawali dengan heuristic, yaitu pencarian dan pengumpulan data-data
factual yang berhubungan dengan peristiwa penting. Pencarian data-data ini juga
didorong oleh banyak factor, salah satunya adalah masalah makna dan kejernihan faktanya.
c. Sistematis
Dengan
landasan metode, sejarah sebagai kisah ditulis secara sistematis. Hubungan
antar bab dan hubungan antar sub bab pada setiap bab disusun secara kronologis,
sehingga uraian secara keseluruhan bersifat diakronis (memanjang menurut alur
waktu). Untuk mengetahui hubungan-hubungan kronologis seperti itu dibutuhkan
prosedur inquiry, yaitu pencarian dan penemuan fakta dan makna sejarah.
Uraian sistematis akan menunjukan
hubungan antara satu fakta dengan fakta lain yang bersifat kausalitas (hubungan
sebab-akibat), karena sejarah merupakan suatu proses. Hal itu berarti
kausalitas adalah hokum sejarah. Penulisan sejarah bisa bersifat tematis dan
sinkronis, artinya sejarah sebagai ilmu bisa disusun berdasarkan tema dan konteks
sosial terjadinya peristiwa itu tetapi unsur utama sejarah (historical
mindedness), yaitu pentingnya waktu sebelum dan sesudah peristiwa itu terjadi
harus diperhatikan.
d. Teoritis
Sejarah
sebagai ilmu juga memiliki teori, yaitu teori sejarah. Selain menggunakan
metode dan teori sejarah, penulisan sejarah ilmiah dituntut untuk menggunakan
pendekatan multidimensional (interdisipliner), yaitu penerapan konsep dan teori
ilmu-ilmu sosial (antropologi, sosiologi, budaya, agama, ekonomi, politik, dll).
Yang relevan dengan masalah sejarah yang dipelajari. Pendekatan ilmiah itu
perlu dilakukan karena tulisan sejarah ilmiah harus bersifat
deksriptif-analisis. Teori digunakan untuk mempertajam daya analisis, sehingga
diperoleh kejelasan mengenai berbagai hal, termasuk makna peristiwa.
e. Filosofis
Filsafat
adalah landasan berfikir untuk menegaskan kebenaran ilmu. Pemikiran filsafat,
khususnya logika berfikir dapat meningkatkan kualitas pengetahuan manusia. oleh
karena itu, sejarah sebagai ilmu juga memiliki filsafat sejarah. Persfektif
filsafat itu digunakan untuk mencapai dan mengukur obyektivitas dan kebenaran
sejarah.
Persfektif
filsafat sejarah bersifat plural dan dinamis. Oleh karena itu, bisa jadi ada
peristiwa, fakta, dan data sejarah yang dilihat dan dipahami dengan cara yang
berbeda. Filsafat sejarah kontemporer memahami fakta sejarah sebagai hasil
konstruksi dan rekonstruksi manusia; sejarah bukanlah peristiwa itu sendiri
melainkan laporannya. Implikasinya adalah laporan itu bisa dikaji ulang dan
maknanya pun bisa berkembang sesuai dengan konteks penulis dan pembacanya.
Fungsi dan
Manfaat Sejarah
Prinsip
hidup dalam Islam bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin sulit atau
bahkan tidak bisa terpenuhi kalau kehidupan kemarin tidak diketahui. Dalam
konteks ini, kemarin tidak dipahami satu hari lewat dari hari ini melainkan
semua hari, minggu, bulan ,tahun, windu, abad, bahkan mellineum yang sudah
lewat. Dengan kata lain, hari kemarin yang dimaksud adalah sejarah. Al-Quran
melalui surat al-Hasyr 18 menyarankan orang beriman untuk melihat hari kemari
untuk hari esok yang lebih baik.
Fungsi
Sejarah
a. Pelajaran (otoritas) Sejarah adalah
pelajaran yang terbaik karena ia menyediakan referensi yang berharga kepada
seseorang untuk mengambil keputusan tanpa harus mengalaminya. Akan tetap,
sejarah tidak akan mempunyai kesan dan makna yang kuat kalau tidak dibaca dan
dipelajari dengan empati, perasaan merasakan apa yang dialami orang lain. Oleh
karena peristiwa hanya terjadi sekali dan
tidak terulang, maka dibutuhkan usaha kreatif untuk menampilkan makna sejarah.
Sejarah harus dipelajari dengan imajinasi yang tinggi. Terutama sejarah awal
peradaban Islam, pada masa Nabi SAW. Sejarah atau yang lebih dikenal dengan
sirah (biografi) menjadi bagian dari sumber agama, yang biasa disebut Sunnah.
b. Model Sejarah bisa dijadikan model untuk
menentukan sikap dan membangun masa kini dan mendatang. Terutama sejarah
kebudayaan Islam masa awal, masa Nabi Muhammad SAW bias dijadikan paradigma membangun
masyarakat yang adil dan sejahtera. Para tokoh sejarah, seperti Nabi Muhammad
SAW dan Sahabat-sahabatnya bias dijadikan uswah yang baik untuk hidup
bermasyarakat. System dan cara pembentukan masyarakat oleh Nabi juga bisa
dijadikan model untuk membangun masyarakat kini dan mendatang yang lebih baik.
Usaha menjadikan sebagai model harus dilakukan dengan cara kreatif supaya
muncul modifikasi baru yang lebih baik dan cocok untuk konteks dini dan kini.
c. Rekreasi ada banyak situs peninggalan purbakala
yang menjadi objek wisata, bahkan kebanyakan tempat wisata itu memeng berupa
tempat-tempat bersejarah. Tempat-tempat bersejarah, bangunan, dan
barang-barangnya menjadi objek rekreasi tersendiri bagi pengunjungnya. Jadi,
sejarah tidak dimaknai sebagai peristiwa masa lalu yang sudah jadi dan tidak
mungkin dirubah. Sejara adalah sesuatu yang dinamis yang bisa dikonstruksikan
untuk memahami peristiwa masa lalu dan membangun masa depan yang lebih baik.
Manfaat Sejarah
e. Menumbuhkan Kesadaran Komunitas
f. Sejarah, baik dalam bentuk cerita atau
laporan ilmiah, memiliki fungsi psikologi yang strategis dan praktis dalam
membangkitkan asa dan optimism suatu komunitas atau bangsa. Melalui sejarah,
seseorang bisa merasakan bahwa dirinya adalah termasuk bagian dari masyarakat
saat ini dan sebelumnya.
g. Membangkitkan Inspirasi
h. Sejarah bukan hanya sekumpulan cerita
yang berkaitan dengan tanggal, tokoh, dan tempat berbagai peristiwa penting
terjadi tetapi juga sarat makna akan menjadi rujukan untuk mengambil pelajaran
dan terutama inspirasi untuk menata hari esok yang lebih baik. Jika sejarah
hanya dilihat sebagai suatu peristiwa tanpa dimaknai dan diambil pelajaran,
maka ia hanya berfungsi sebagai pajangan yang kurang membawa keuntungan bagi
yang memilikinya.
i. Membiasakan Berpikir Kontekstual Teks
sejarah tidak pernah ditulis terlepas dari konteks yang menyertai peristiwa
itu. Pola penulisan sejarah seperti ini bisa membuat pembacanya untuk terbiasa
berpikir dengan cara yang sama, yaitu kontekstual. Meskipun penuh dengan nilai
dan konsep-konsep sulit, sejarah selalu menghadirkan referensi kejadian
historisnya yang melibatkan dimensi ruang dan waktu. Fungsi ini disapa oleh
surat al-Rum ayat 9 yang menganjurkan manusia untuk mempelajari masa lampau
beserta konteksnya.
j. Mendorong Berpikir Kritis Sejarah yang
dipahami tidak hanya sebagai kumpulan peristiwa dalam kurun dan rentang waktu
tertentu akan mendorong orang untuk berpikir kritis. Sejarah selalu melibatkan
interpretasi dan opini penulisnya. Oleh karena itu, sejarah, baik melalui fakta
atau data dan perspektif maupun membutuhkan cara berpikir kritis berdasarkan
konteksnya, kalau tidak dia akan menjadi korban sejarah.
k. Meningkatkan Penghargaan atas Jasa Masyarakat
sebelumnya Sejarah menggambarkan perjuangan masyarakat terdahulu untuk
mempertahankan dan mengembangkan hidup yang lebih baik. Tidak sedikit dari
perjuangan itu yang berakhir dengan tragis. Sejarah bisa mengingatkan seseorang
bahwa kehidupan sekarang tidak bisa dinikmati tanpa perjuangan orang-orang
sebelumnya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Secara
emitologi, kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang artinya
pohon. Sejarah merupakan suatu ilmu yang mempelajari mengenai peristiwa atau
kejadian yang berhubungan dengan manusia atau makhluk hidup lainnya pada waktu
atau ruang dimasa yang lampau. Menurut Kuntowijoyo, sejarah menyuguhkan fakta
secara diakronis, ideografis, unik, dan empiris. Sejarah bisa sebagai
peristiwa, kisah, ilmu, dan sebagai seni.
Di dalam
penulisan sejarah, diperlukan adanya generalisasi, periodisasi, dan kronologi.
Sejarah banyak memberikan manfaat bagi yang mempelajarinya dan mempunyai arti
penting dalam kehidupan masyarakat.
2. Saran
Untuk semua
masyarakat, sebaiknya kita harus mempelajari pelajaran sejarah. Karena seperti
yang kita telah ketahui, sejarah mempunyai arti penting dalam kehidupan
sehari-hari, salah satunya adalah manfaat pendidikan, yang dapat kita jadikan
sebuah hikmah baik yang positif maupun yang negatif. Untuk nilai-nilai positif
yakni keberhasilan-keberhasilan kita pertahankan dan tingkatkan lagi, dan
sebaliknya, untuk nilai-nilai negatif, kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi
masa lampau, tidak akan terulang lagi. Seperti yang sering kita dengar
“Belajarlah dari sejarah” atau “sejarah mengajarkan kepada kita” atau
“perhatikanlah pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh sejarah”.
DAFTAR PUSTAKA
Alfian,
Magdalia, Nana Nurliana Soeyono, dan Sudarini Suhartono. 2006.
Sejarah untuk SMA dan MA Kelas X.
Jakarta: Esis
Listiyani,
Dwi Ari. 2009. Sejarah untuk SMA/MA Kelas X. Surakarta:
Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
http://www.scribd.com/doc/32142449/Hakikat-Dan-Ruang-Lingkup-Sejarah
http://makalahcenter.blogspot.com/2011/08/hakikat-dan-ruang-lingkup-sejarah.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1865264-hakikat-dan-ruang-lingkup-sejarah/
Comments
Post a Comment