Makalah Sejarah Sebagai Peristiwa


Kata pengantar

 Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA”.
Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua, teman kelompok dan guru pembimbing yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar.
Makalah yang kami buat ini bertujuan agar pembaca mengetahui sejarah peristiwa.

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.



Penulis



Tanjung Ampalu 25 Agustus 2016-08-25
















BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Sejarah merupakan bagian dari kehidupan yang tidak terlepas dari kejadian kejadian yang pernah ada. Sejarah bersifat luar biasa yang menjadikan setiap orang untuk berpikir,mengingat, merenungkan bahkan dapat dijadikan sebuah ibrah.Maka dari itu sejarah berguna untuk di jadikan sebagai guru kehidupan.

Sejarah sering mempunyai berbagai versi yang berbeda; sejarah tentang satu peristiwa yang sama bisa ditulis dan di ceritakan dengan versi yang berlawanan. Contoh yang paling dekat dan sederhana adalah peristiwa G 30 S PKI dan Supersemar. Para sejarawan pendukung mantan presiden Soeharto menuliskan peristiwa tersebut dengan versinya dan sejarahwan kritis menghadirkan fakta beserta analisis yang berbeda dari versi yang pertama.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan sejarah sebagai peristiwa?

2.      Apa yang di maksud sejarah sebagai  didsiplin ilmu?

3.      Bagaimana cara mempelajari sejarah?




C.    Tujuan Masalah

Untuk mempelajari keguanaan dari sejarah masa lampau dalam kehidupan masa kini serta realisasi dari sejarah masa lampau ke kehidupan masa kini.









BAB II

PEMBAHASAN

Sejarah sebagai peristiwa adalah salah satu jenis sejarah disamping sejarah sebagai ilmu dan sejarah sebagai kisah. Berikut penjelasan tentang sejarah sebagai peristiwa beserta contohnya

Pengertian Sejarah Sebagai Peristiwa
R. Moh. Ali dalam Ismaun menyatakan bahwa sejarah sebagai peristiwa adalah kejadian, kenyataan, aktualitas, sejarah in concreto, yang sebenarnya telah terjadi atau berlangsung pada waktu atau masa yang lampau. Sejarah sebagai peristiwa, berarti suatu kejadian di masa lampau, sesuatu yang sudah terjadi, dan sekali jadi (einmalig), tidak bisa diulang. Sejarah sebagai peristiwa adalah suatu kenyataan yang objektif, artinya kenyataan yang benar-benar ada dan terjadi dalam kehidupan masyarakat manusia. Kenyataan ini ada dapat dilihat dari fakta-fakta sejarahnya.

Peristiwa sejarah terjadi dalam ruang lingkup yang beragam. Mulai dari ruang lingkup yang lebih kecil sampai kepada ruang lingkup yang lebih besar. Ruang lingkup secara administratif pemerintahan bisa mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten atau kota, provinsi, negara, dan dunia. Sebuah peristiwa sejarah bisa saja terjadi hanya di negara tertentu saja, misalkan bagaimana perubahan pada masyarakat di Inggris dengan adanya Revolusi Industri, apakah mereka tetap menjadi buruh atau pekerjaan lainnya.

Contoh Sejarah Sebagai Peristiwa
Berikut contoh sejarah sebagai peristiwa yang berjudul: Perubahan Masyarakat Inggris Pasca Revolusi Industri "Revolusi Industri di mulai di Inggris. Sebelum terjadinya Revolusi Industri, Inggris adalah negara agraris. Kebanyakan penduduknya tinggal di desa-desa, hidup dari bertani dan mengolah bulu domba untuk dibuat menjadi kain. Umumnya anggota keluarga terlibat dalam industri kain itu. Revolusi Industri memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan masyarakat di berbagai bidang. Pada bidang ekonomi antara lain harga barang murah dan perdagangan semakin maju. Pada bidang sosial antara lain adanya pertentangan antara kaum buruh dengan majikan, dan upah buruh rendah. Pada bidang politik yaitu timbulnya imperialisme modern. Revolusi Industri telah berhasil meningkatkan kemajuan umat manusia. Akan tetapi, di samping kebaikannya Revolusi Industri juga mempunyai segisegi yang kurang baik yaitu munculnya kemiskinan dan pengangguran besar-besaran rakyat Inggris."

Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sejarah, dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:

a. Peristiwa sosial merupakan sejarah yang terjadi atau timbul dapat
disebabkan oleh peristiwa-peristiwa lainnya yang mengakibatkan terjadinya perubahan sosial. Antara yang mempengaruhi perubahan sosial adalah
1. Adanya penemuan-penemuan baru. Contoh penemuan Mobil di Inggris.
2. Pertambahan dan berkurangnya jumlah penduduk, Contoh, Tsunami Aceh telah mengurangi jumlah penduduk Aceh sehingga menimbulkan gejolak sosial.
3. Adanya pertentangan atau konflik. Contoh Pertentangan Pemuda dengan Sukarno-Hatta Mengenai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. 4.Terjadi pemberontakan atau revolusi. Contoh, Revolusi Rusia yang diawali pada 8 Maret 1917
4. perang, contoh peristiwa perang dunia I dan II.

b. Peristiwa ekonomi merupakan peristiwa yang menggambarkan kegiatan masyarakat yang berkaitan dengan aspek-aspek ekonomi. Ciri utama dari kegiatan ekonomi adalah adanya produksi dan pertukaran hasil produksi dalam bentuk kegiatan jual beli. Produk yang diperjualbelikan bisa berbentuk barang atau jasa. Peristiwa ekonomi sebagai sejarah masyarakat manusia Indonesia dimulai sejak zaman kuno, zaman hindu-buddha, zaman Islam, zaman penjajahan, zaman kemerdekaan, dan zaman kontemporer. Kita ambil contoh peristiwa ekonomi pada masa kuno yaitu perdagangan dan pelayaran di Selat Malaka.

c. Peristiwa politik biasanya peristiwa kehidupan manusia yang berkaitan dengan kekuasaan. Kekuasaan dapat berhubungan dengan penguasa, negara, pemerintahan, keputusan-keputusan pemerintah, partai politik, undang-undang, keterlibatan masyarakat dalam politik misalnya pemilu, dan lain-lain. Penguasa bisa seorang raja, presiden, pemimpin partai. Dalam sejarah Indonesia, salah satu peristiwa politik tersebut dapat dilihat dalam jatuhnya pemerintahan Orde Baru atau rezim Suharto pada tahun 1998. Cerita di bawah ini akan menggambarkan bagaimana proses jatuhnya pemerintahan Suharto yang dikutip dari berbagai sumber.

A.    PENGERTIAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

Sejarah (Bahasa Arab;Tarikh) adalah pengetahuan atau uraian tentang peristiwa yang bena- benar terjadi   di masa lampau. Setiap bangsa, bentuk  pemerintahan, peninggalan-peninggalan sejarah tentu memiliki asal- usul atau latar belakang masing-masing.

Sedangkan kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti pikiran atauakal budi. Kata kebudayaan menunjukkan sesuatu yang dihasilkan oleh pikiranatau akal budi manusia. Dengan demikian kebudayaan memiliki arti hasil kegiatan akal budi atau pemikiran manusia berupa adat istiadat, kepercayaan kesenian,ilmu pengetahuan, benda-benda atau bangunan, dan lain-lain.Dalam arti yang lain, kebudayaan diartikan sebagai peradaban.

Sehingga bangsa yang berbudaya sering disebut bangsa yang beradab. Artinya bangsa atau manusia yang memiliki akal budi, etika dan tata krama serta mampumenghasilkan karya yang bermanfaat bagi bangsa atau manusia yang lainnya.Dari uraian diatas tentu kalian terbantu untuk memahami arti sejarahkebudayaan Islam. Yaitu asal- usul atau silsilah dari sesuatu yang dihasilkan dari pemikiran atau akal budi kaum Muslimin yang berhubungan dengan kepercayaan(keyakinan), ilmu pengetahuan, seni, adat istiadat, bentuk pemerintahan, arsitektur  bangunan, dan lain-lain.[1]

1.      Sejarah Kebudayaan Islam Sebagai Peristiwa

Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu kata syajarah dan syajara. Syajarah berarti pohon, sesuatu yang mempunyai akar, batang, dahan, ranting, daun, bunga, dan buah.

Pengertian etimologis ini mempengaruhi seseorang untuk melihat sejarah secara figurative sebagai pohon yang mempunyai akar yang berfungsi untuk memperkuat berdirinya batang pohon dan sekaligus untuk menyerap air dan makanan yang dibutuhkan demi keberlangsungan pertumbuhan pohon tersebut.

Sebagaimana pohon, sejarah, yang sering dipahami sebagai cerita masa lalu, mempunyai akar yang menjadi asal-muasal peristiwa atau sumber kejadian yang begitu penting sampai dikenang sepanjang waktu. Akar pohon yang baik akan menumbuhkan batang yang besar, kokoh, dan tinggi yang dibarengi dengan Pertumbuhan dahan, ranting, daun, bunga, dan buah yang bermanfaat bagi manusia. Begitu juga dengan sejarah, kalau sejarah suatu pristiwa itu mempunyai titik awal atau dasar yang baik maka akan melahirkan budaya beserta cabang-cabangnya, seperti ekonomi, politik, bahasa, dan pengetahuan, yang pada akhirnya membuahkan karya seni dan teknologi yang bermanfaat bagi manusia.

Sejarah dapat dipahami dari 2 aspek, yaitu :

1.      Sejarah sebagai peristiwa atau realitas (I’histoir realite) karena peristiwa sejarah atau kejadian sejarah itu benar-benaada dan terjadi pada masa lampau.

2.      Sejarah sebagai kisah sejarah (L’histoir recite). Dalam pengertian ini sejarah dipandang sebagai kisah dari peristiwa-peristiwa masa lampau.

Sartono kartodirdjo, membagi sejarah menjadi dua, yaitu :

1.      Sejarah dalam arti objektif  merupakan kejadian atau peristiwa sejarah yang tidak dapat terulang lagi.

2.      Sejarah dalam arti subjektif adalah suatu kontruksi (bangunan) yang disusun oleh penulis sebagai suatu uraian cerita (kisah). Kisah tersebut merupakan suatu kesatuan rangkaian dari fakta-fakta yang saling berkaitan.

Tidak semua peristiwa yang terjadi pada masa lampau digolongkan sebagai suatu peristiwa sejarah.

Peristiwa yang dapat digolongkan sebagai suatu peristiwa sejarah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1.      Peristiwa tersebut Unik

Peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang unik, sebab hanya sejkali terjadi (once) atau dalam bahasa Jerman disebut dengan einmaligh.

2.      Peristiwa Tersebut Besar Pengaruhnya

Peristiwa atau kejadian pada masa lampau mempunyai pengaruh yang besar pada masanya atau pada masa-masa selanjutnya. Contoh, peristiwa pembacaan proklmasi kemerdekaan, sumpah pemuda, dsb.[2]

Sejarah  kebudayaan islam bisa dipahami sebagai berita atau cerita peristiwa masa lalu yang mempunyai asal- muasal tertentu. Peristiwa menjelang dan saat Muhammad SAW. Lahir dan diutus sebagai rasul adalah asal-muasal sejarah kebudayaan Islam. Dari akar ini tumbuh batang sejarah yaitu masa paska wafatnya Nabi Muhammad SAW. Yaitu masa khalifah al-Rasyidun. Batang terus tumbuh dan akhirnya melahirkan banyak cabang baik pemikiran, seperti Syiah, Khawarij, Murji’ah, dan Ahli Sunnah, atau kekuasaan, seperti, Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasyiah, Dinasti Fatimiyyah, dan seterusnya.

Semua peristiwa baik yang menyangkut pemikiran, politik, ekonomi, teknologi, dan seni dalam sejarah Islam  disebut sebagai kebudayaan. Jadi, kebudayaan ini adalah hasil karya, rasa fan cipta orang-orang Muslim. Kata islam pada sejarah kebudayaan islam bukan sekedar menunjukkan bahwa kebudayaan itu dihasilkan oleh orang-orang Muslim melainkan sebagai rujukkan sumber nilai. Islam menjadi nilai kebudayaan itu. Ini juga berarti bahwa kebudayaan islam adalah hasil karya, cipta, dan rasa manusia yang menafsirkan agamanya dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, sejarah kebudayaan islam sama dengan sejarah kebudayaan lain pada umumnya, yaitu sifat dinamis. Perbedaannya terletak pada sumber nilainya.

Konsekuensi dari pemahaman etimologis diatas adalah bahwa sejarah sebagai sebuah peristiwa dianalogikan dan diperlakukan seperti pohon yang bisa dirawat, dipelihara, dan dipelajari. Untuk memahami pohon dengan baik, seseorang harus mengetahui batang tubuh anatuminya.

Akar kata lain dari sejarah adalah syajara. Ini adalah kata dari Bahasa Arab yang berarti perselisihan, pertentangan, pergaulan, atau perlawanan. Dari makna etimologis ini, bisa diperoleh makna terminologis sejarah yang berarti berita atau cerita yang menggambarkan perlawanan satu kelompok dengan kelompok lainnya atau satu gagasan dengan gagasan lainnya yang terjadi dalam satu tempat dan waktu tertentu.

Disamping itu, sekarang ini sejarah tidak dipahami sebagai peristiwa atau klejadian itu sendiri; sejarah tidak lebih dari rekonstruksi peristiwa masa lalu yang ditulis dan dilaporkan oleh orang-orang tertentu. Meskipun demikian, ini tidak berarti bahwa sejarah tidak bersifat factual. Sejarah tetap bersifat factual sebab sifat ini yang membedakannya dengan dongeng atau gossip. Untuk saat ini, fakta sejarah tidak bisa dipahami das ding an sich, berada dan berdiri sendiri; fakta sejarah lebih bersifat konstruktif, sesuatu yang dikumpulkan, dipilih, dan dibangun oleh seseorang atau kelompok yang mempunyai perspektif atau cara pandang yang berbeda-beda.

Pemahaman dan wawasan ini membantu diri untuk lebih bijaksana menerima perbedaan-perbedaan yang ada dalam penulisan sejarah peradaban islam. Kelompok ahli sunnah menulis sejarah sesuai dengan perspektifnya, oleh karena itu mereka menulis sejarah kebudayaan islam berangkat dari konsep khilafah, pemerintah dipimpin oleh seorang khalifah. Sementara itu, kelompok syi’ah menulis sejarah dengan beranjak dari konsep imamah, pemerintah harus dipimpin oleh seorang imam.

Dari segi terminologis, sejarah berarti ilmu yang mempelajari dan menerjemahkan informasi dari laporan dan catatan yang dibuat oleh orang perorang, keluarga, dan komunitas tertentu. Pengetahuan mengenai sejarah melingkupi pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah berlalu serta pengetahuan akan cara berfikir sejarah (historis). Pengertian yang berakhir ini mencangkup kerja penelitian, penilaian, dan analisis rentetan peristiwa yang bertujuan untuk menetapkan pola-pola sebab dan akibat, yang mendahului dan menyertai peristiwa tersebut. Pengetahuan atas pola sejarah tersebut, baik jatuh dan tumbuhnya atau pasang dan surutnya, dijadikan sebagai rujukan pendapat, keputusan, atau kebijakan untuk menentukan masa depan.

Sebagai sebuah peristiwa berharga, sejarah memiliki beberapa komponen dasar. Komponen-komponen itu meliputi:

a.      Kejadian

Sejarah merupakan kejadian-kejadian penting yang pernah ada. Kejadian ini bersifat luar biasa karena itu ia menyita pikiran orang untuk sibuk mengingat, merenungkan, dan menyampaikannya kepada orang lain. Kejadian-kejadian bersejarah ini berupa perjuangan mewujudkan gagasan-gagasan yang mulia, mempertahankan nilai dan keutuhan kelompok, melawan penguasaha yang tiran.

b.      Manusia

Sejarah tidak bisa dipisahkan dari manusia baik sebagai individu atau kelompok. Mereka adalah actor sekaligus ikon kejadian-kejadian penting tersebut. Karena itu juga banyak biografi orang-orang besar yang membawa perubahan yang berpengaruh baik pada masanya atau masa sesudahnya. Akan tetapi, keberadaan aktor atau tokoh sejarah tidak bisa dipahami dan dipelajari terpisah dari masyarakat tempat mereka tumbuh dan berkembang.

c.       Latar Belakang (konteks)

Ruang dan waktu merupakan komponen yang esensial dalam sejarah. Keduanya berfungsi sebagai konteks yang menyertai dan memungkinkan suatu peristiwa terjadi. Karena begitu pentingnya kedua komponen ini dalam sejarah, nama dari ilmu yang mempelajarinya dalam bahasa Arab disebut tarikh, yang dari segi etimologis berarti tanggal atau waktu kejadian. Karena alasan ini pula, sejarah identik dengan peristiwa kronologis. Artinya, satu peristiwa penting terjadi setelah peristiwa lainnya dan dari urutan kejadian ini bisa diketahui sebab dan akibatnya. Pada gilirannya, pola sebab dan akibat inilah ditarik hukum-hukum sejarah.

d.      Syarat Makna

Sejarah berisi catatan suatu masa yang ditemukan dan dipandang bermanfaat oleh generasi dari zaman berikutnya. Masa kini bisa dipahami dari peristiwa masa lampau bahkan masa yang akan datang bisa diprediksi dengan bekal kemampuan mengetahui hokum sejarah masa lampau. Jadi, sejarah bukanlah sekedar cerita besar masa lampau yang tanpa punya arti untuk masa kini dan mendatang. Pengetahuan sejarah menjadi modal untuk membangun peradaban yang lebih baik dari sebelumnya.

Empat unsure ini menjadi komponen penting dari sejarah sebagai sebuah peristiwa masa lampau yang berarti. Karena besarnya arti dan maknanya ini, sejarah menjadi mata pelajaran penting untuk diajarkan disemua jenjang pendidikan. Sebagai kumpulan peristiwa, sejarah bukanlah peristiwa itu sendiri. Ia berupa laporan atas peristiwa yang pernah terjadi. Wawasan sejarah ini sejalan dengan kenyataan bahwa gagasan mengenai dunia bukanlah dunia itu sendiri; the notion of world is different with the world it self. Oleh karena itu, sejarah harus diperlakukan secara kritis. Dalam hal ini, sejarah tidak ubahnya dengan jejak peristiwa serta bersifat konstruktif dan dinamis.[3]

1.      Sejarah Kebudayaan Islam Sebagai Disiplin Ilmu

Sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri, sejarah menuntut ketekunan dan keahlian orang yang mempelajari dan mengembangkannya. Orang yang tekun dan ahli mempelajari sejarah disebut sejarahwan. Profesi atau ahli ini dalam bahasa arab disebut muarrikh; kata ini merupakan kata jadian dari tarikh yang berarti tanggal dank arena itu muarrikh secara etimologis adalah orang yang ahli dalam masalah penanggalan peristiwa atau kejadiannya. Sedangkan dalam bahasa inggris, sejarahwan identik dengan historian yang dari segi bahasa berarti orang yang mengetahui dan bijaksana. Tugas mereka tidak hanya mencatat dan mengumpulkan dan menganalisis fakta-fakta historis secara obyektif semata melainkan juga menemukan makna dari peristiwa bersejarah tersebut untuk perbaikan sejarah masa kini dan mendatang.

Ada beberapa karakteristik yang sekaligus menjadi komponen utama sejarah sebagai sebuah disiplin itu:

a.       Memiliki obyek material

b.      Memiliki obyek formal

c.       Sistematis

d.      Teoritis

e.       Filosofis

Berikut ini penjelasan masing-masing karakteristik dan komponen yang menjadi sejarah sebagai disiplin ilmu:

a.      Memiliki obyek material

Sejarah termasuk bagian disiplin ilmu yang mandiri karena itu mempunyai obyek material yang bisa dipelajari. Obyek material sejarah adalah pengetahuan atau iformasi factual mengenai peristiwa dan kejadian penting dalam kurun waktu tertentu.

Komponen dari obyek material adalah subyek, obyek, dan realisasi antara subyek dengan obyek, subyek sejarah adalah manusia yang mengetahui dan mengalami suatu peristiwa; obyek sejarah adalah peristiwa tersebut; hubungan antara pelaku dan peristiwa juga menjadi materi dasar sejarah sebagai ilmu. Oleh karena sejarah mempelajari pengalaman dan peristiwa nyata maka disiplin ini tergolong kedalam ilmu empiris.

b.      Memiliki obyek formal

Obyek formal adalah cara pendekatan dan metode yang dipakai atas obyek material, yang sedemikian khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang kegiatan yang bersangkutan. Jika cara pendekatan itu logis, konsisten, dan efisien. Maka dihasilkan sistem filsafat. Oleh karena itu, ilmu melahirkan filsafat sejarah atau sejarah ilmu sejarah yang lebih dikenal dengan nama historiography.

Obyek formal juga identik dengan kekhasan metode yang dipakai untuk menemukan, menggali, dan menemukan data dengan teknik observasi , klasifikasi, dokumentasi sebelum usaha interpretasi dan terkonstruksi masa lampau dilakukan.

            Metode dan proses penelitian sejarah diawali dengan heuristic, yaitu pencarian dan pengumpulan data-data factual yang berhubungan dengan peristiwa penting. Pencarian data-data ini juga didorong oleh banyak factor, salah satunya adalah masalah makna dan kejernihan faktanya.

c.       Sistematis

Dengan landasan metode, sejarah sebagai kisah ditulis secara sistematis. Hubungan antar bab dan hubungan antar sub bab pada setiap bab disusun secara kronologis, sehingga uraian secara keseluruhan bersifat diakronis (memanjang menurut alur waktu). Untuk mengetahui hubungan-hubungan kronologis seperti itu dibutuhkan prosedur inquiry, yaitu pencarian dan penemuan fakta dan makna sejarah.

            Uraian sistematis akan menunjukan hubungan antara satu fakta dengan fakta lain yang bersifat kausalitas (hubungan sebab-akibat), karena sejarah merupakan suatu proses. Hal itu berarti kausalitas adalah hokum sejarah. Penulisan sejarah bisa bersifat tematis dan sinkronis, artinya sejarah sebagai ilmu bisa disusun berdasarkan tema dan konteks sosial terjadinya peristiwa itu tetapi unsur utama sejarah (historical mindedness), yaitu pentingnya waktu sebelum dan sesudah peristiwa itu terjadi harus diperhatikan.

d.      Teoritis

Sejarah sebagai ilmu juga memiliki teori, yaitu teori sejarah. Selain menggunakan metode dan teori sejarah, penulisan sejarah ilmiah dituntut untuk menggunakan pendekatan multidimensional (interdisipliner), yaitu penerapan konsep dan teori ilmu-ilmu sosial (antropologi, sosiologi, budaya, agama, ekonomi, politik, dll). Yang relevan dengan masalah sejarah yang dipelajari. Pendekatan ilmiah itu perlu dilakukan karena tulisan sejarah ilmiah harus bersifat deksriptif-analisis. Teori digunakan untuk mempertajam daya analisis, sehingga diperoleh kejelasan mengenai berbagai hal, termasuk makna peristiwa.

e.       Filosofis

Filsafat adalah landasan berfikir untuk menegaskan kebenaran ilmu. Pemikiran filsafat, khususnya logika berfikir dapat meningkatkan kualitas pengetahuan manusia. oleh karena itu, sejarah sebagai ilmu juga memiliki filsafat sejarah. Persfektif filsafat itu digunakan untuk mencapai dan mengukur obyektivitas dan kebenaran sejarah.

Persfektif filsafat sejarah bersifat plural dan dinamis. Oleh karena itu, bisa jadi ada peristiwa, fakta, dan data sejarah yang dilihat dan dipahami dengan cara yang berbeda. Filsafat sejarah kontemporer memahami fakta sejarah sebagai hasil konstruksi dan rekonstruksi manusia; sejarah bukanlah peristiwa itu sendiri melainkan laporannya. Implikasinya adalah laporan itu bisa dikaji ulang dan maknanya pun bisa berkembang sesuai dengan konteks penulis dan pembacanya.

Fungsi dan Manfaat Sejarah

Prinsip hidup dalam Islam bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin sulit atau bahkan tidak bisa terpenuhi kalau kehidupan kemarin tidak diketahui. Dalam konteks ini, kemarin tidak dipahami satu hari lewat dari hari ini melainkan semua hari, minggu, bulan ,tahun, windu, abad, bahkan mellineum yang sudah lewat. Dengan kata lain, hari kemarin yang dimaksud adalah sejarah. Al-Quran melalui surat al-Hasyr 18 menyarankan orang beriman untuk melihat hari kemari untuk hari esok yang lebih baik.

Fungsi Sejarah

a.       Pelajaran (otoritas) Sejarah adalah pelajaran yang terbaik karena ia menyediakan referensi yang berharga kepada seseorang untuk mengambil keputusan tanpa harus mengalaminya. Akan tetap, sejarah tidak akan mempunyai kesan dan makna yang kuat kalau tidak dibaca dan dipelajari dengan empati, perasaan merasakan apa yang dialami orang lain. Oleh karena peristiwa hanya terjadi sekali  dan tidak terulang, maka dibutuhkan usaha kreatif untuk menampilkan makna sejarah. Sejarah harus dipelajari dengan imajinasi yang tinggi. Terutama sejarah awal peradaban Islam, pada masa Nabi SAW. Sejarah atau yang lebih dikenal dengan sirah (biografi) menjadi bagian dari sumber agama, yang biasa disebut Sunnah.

b.      Model Sejarah bisa dijadikan model untuk menentukan sikap dan membangun masa kini dan mendatang. Terutama sejarah kebudayaan Islam masa awal, masa Nabi Muhammad SAW bias dijadikan paradigma membangun masyarakat yang adil dan sejahtera. Para tokoh sejarah, seperti Nabi Muhammad SAW dan Sahabat-sahabatnya bias dijadikan uswah yang baik untuk hidup bermasyarakat. System dan cara pembentukan masyarakat oleh Nabi juga bisa dijadikan model untuk membangun masyarakat kini dan mendatang yang lebih baik. Usaha menjadikan sebagai model harus dilakukan dengan cara kreatif supaya muncul modifikasi baru yang lebih baik dan cocok untuk konteks dini dan kini.

c.       Rekreasi ada banyak situs peninggalan purbakala yang menjadi objek wisata, bahkan kebanyakan tempat wisata itu memeng berupa tempat-tempat bersejarah. Tempat-tempat bersejarah, bangunan, dan barang-barangnya menjadi objek rekreasi tersendiri bagi pengunjungnya. Jadi, sejarah tidak dimaknai sebagai peristiwa masa lalu yang sudah jadi dan tidak mungkin dirubah. Sejara adalah sesuatu yang dinamis yang bisa dikonstruksikan untuk memahami peristiwa masa lalu dan membangun masa depan yang lebih baik.

Manfaat Sejarah

e.       Menumbuhkan Kesadaran Komunitas

f.       Sejarah, baik dalam bentuk cerita atau laporan ilmiah, memiliki fungsi psikologi yang strategis dan praktis dalam membangkitkan asa dan optimism suatu komunitas atau bangsa. Melalui sejarah, seseorang bisa merasakan bahwa dirinya adalah termasuk bagian dari masyarakat saat ini dan sebelumnya.

g.      Membangkitkan Inspirasi

h.      Sejarah bukan hanya sekumpulan cerita yang berkaitan dengan tanggal, tokoh, dan tempat berbagai peristiwa penting terjadi tetapi juga sarat makna akan menjadi rujukan untuk mengambil pelajaran dan terutama inspirasi untuk menata hari esok yang lebih baik. Jika sejarah hanya dilihat sebagai suatu peristiwa tanpa dimaknai dan diambil pelajaran, maka ia hanya berfungsi sebagai pajangan yang kurang membawa keuntungan bagi yang memilikinya.

i.        Membiasakan Berpikir Kontekstual Teks sejarah tidak pernah ditulis terlepas dari konteks yang menyertai peristiwa itu. Pola penulisan sejarah seperti ini bisa membuat pembacanya untuk terbiasa berpikir dengan cara yang sama, yaitu kontekstual. Meskipun penuh dengan nilai dan konsep-konsep sulit, sejarah selalu menghadirkan referensi kejadian historisnya yang melibatkan dimensi ruang dan waktu. Fungsi ini disapa oleh surat al-Rum ayat 9 yang menganjurkan manusia untuk mempelajari masa lampau beserta konteksnya.

j.        Mendorong Berpikir Kritis Sejarah yang dipahami tidak hanya sebagai kumpulan peristiwa dalam kurun dan rentang waktu tertentu akan mendorong orang untuk berpikir kritis. Sejarah selalu melibatkan interpretasi dan opini penulisnya. Oleh karena itu, sejarah, baik melalui fakta atau data dan perspektif maupun membutuhkan cara berpikir kritis berdasarkan konteksnya, kalau tidak dia akan menjadi korban sejarah.

k.      Meningkatkan Penghargaan atas Jasa Masyarakat sebelumnya Sejarah menggambarkan perjuangan masyarakat terdahulu untuk mempertahankan dan mengembangkan hidup yang lebih baik. Tidak sedikit dari perjuangan itu yang berakhir dengan tragis. Sejarah bisa mengingatkan seseorang bahwa kehidupan sekarang tidak bisa dinikmati tanpa perjuangan orang-orang sebelumnya.




































BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Secara emitologi, kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang artinya pohon. Sejarah merupakan suatu ilmu yang mempelajari mengenai peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan manusia atau makhluk hidup lainnya pada waktu atau ruang dimasa yang lampau. Menurut Kuntowijoyo, sejarah menyuguhkan fakta secara diakronis, ideografis, unik, dan empiris. Sejarah bisa sebagai peristiwa, kisah, ilmu, dan sebagai seni.
Di dalam penulisan sejarah, diperlukan adanya generalisasi, periodisasi, dan kronologi. Sejarah banyak memberikan manfaat bagi yang mempelajarinya dan mempunyai arti penting dalam kehidupan masyarakat.

2. Saran
Untuk semua masyarakat, sebaiknya kita harus mempelajari pelajaran sejarah. Karena seperti yang kita telah ketahui, sejarah mempunyai arti penting dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah manfaat pendidikan, yang dapat kita jadikan sebuah hikmah baik yang positif maupun yang negatif. Untuk nilai-nilai positif yakni keberhasilan-keberhasilan kita pertahankan dan tingkatkan lagi, dan sebaliknya, untuk nilai-nilai negatif, kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi masa lampau, tidak akan terulang lagi. Seperti yang sering kita dengar “Belajarlah dari sejarah” atau “sejarah mengajarkan kepada kita” atau “perhatikanlah pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh sejarah”.



















DAFTAR PUSTAKA

Alfian, Magdalia, Nana Nurliana Soeyono, dan Sudarini Suhartono. 2006.
         Sejarah untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Esis
Listiyani, Dwi Ari. 2009. Sejarah untuk SMA/MA Kelas X. Surakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
http://www.scribd.com/doc/32142449/Hakikat-Dan-Ruang-Lingkup-Sejarah

http://makalahcenter.blogspot.com/2011/08/hakikat-dan-ruang-lingkup-sejarah.html


http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1865264-hakikat-dan-ruang-lingkup-sejarah/

Comments

Popular posts from this blog

SKENARIO PENERIMAAN TAMU DENGAN PERJANJIAN

DALIL NAQLI TENTANG PEDULI TERHADAP JENAZAH

Naskah Drama Siti Nurbaya dalam Bahasa Minang