CORAK KEHIDUPAN MASYARAKAT PRAAKSARA
CORAK KEHIDUPAN MASYARAKAT PRAAKSARA
Kehidupan Sosial, Kebudayaan dan
Teknologi Masa Praaksara di Indonesia
1. Masa Berburu dan Meramu (Food
Gathering)/Mengumpulkan Makanan
a) Kehidupan Sosial
1. Pada masyarakat food
gathering, mereka sangat menggantungkan diri pada alam. Dimana daerah yang
mereka tempati harus dapat memberikan persediaan yang cukup untuk kelangsungan
hidup. Oleh karena itu mereka selalu berpindah-pindah.
Sebab mereka hidup berpindah-pindah
adalah sebagai berikut:
a. Binatang buruan dan umbi-umbian semakin
berkurang di tempat yang mereka diami.
b. Musim kemarau menyebabkan binatang buruan
berpindah tempat untuk mencari sumber air yang lebih baik.
c. Mereka berusaha menemukan tempat dimana
kebutuhan mereka tersedia lebih banyak dan mudah diperoleh.
2. Mereka masih hidup mengembara.
Tempat tinggal sementara di gua-gua. Ada pula kelompok yang tinggal di daerah
pantai
3. Mencari makanan berupa
binatang buruan dan tumbuh-tumbuhan liar di tepi sungai atau danau. Mereka
mencari kerang sebagai makanannya.
4. Mereka hidup dalam
kelompok-kelompok kecil untuk memudahkan pergerakan dalam mengikuti binatang
buruan atau mengumpulkan makanan.
5. Dalam kelompok-kelompok
tersebut terdapat pembagian tugas kerja, laki-laki pada umumnya melakukan
perburuan. Sementara itu, para wanita mengumpulkan bahan makanan seperti
buah-buahan dan merawat anak. Mereka yang memilih dan meramu makanan yang akan
di makan.
6. Hubungan antar anggota sangat
erat, mereka bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan hidup serta mempertahankan
kelompok dari serangan kelompok lain ataupun dari binatang buas.
7. Populasi pertumbuhan penduduk
sangat kecil karena situasi yang berat, dengan peralatan yang masih sangat
primitif membuat mereka tidak dapat selamat dari berbagai bahaya.
b) Kehidupan Budaya
1. Dengan peralatan yang masih
sangat sederhana, mula-mula bisa membuat rakit, lama kelamaan mereka membuat
perahu.
2. Mereka belum mampu membuat
gerabah, oleh karena itu, mereka belum mengenal cara memasak makanan, salah
satunya yaitu dengan cara membakar.
3. Mereka sudah mengenal
perhiasan yang sanagat primitif yaitu dengan cara merangkai kulit-kulit kerang
sebagai kalung.
4. Untuk mencukupi kebutuhan
hiudup mereka membuat alat-alat dari batu, tulang, dan kayu.
5. Pada masa itu mereka memilih
untuk tinggal di gua-gua, dari tempat tersebut ditemukan peninggalan berupa
alat-alat kehidupan yang digunakan pada masa itu, seperti:
– Kapak perimbas, Kapak Penetak, Kapak
genggam, Pahat genggam, Alat serpih, Alat-alat dari tulang, dll.
c) Teknologi
Teknologi masa food gathering masih sangat rendah. Hampir semua alat-alat
yang digunakan masih sangat sederhana sekedar untuk membantu pekerjaan mereka.
2. Masa Bercocok Tanam (Food Producing) dan
Beternak
a) Kehidupan Sosial
1. Kehidupan bercocok tanamnya dikenal dengan
berhuma, yaitu teknik bercocok tanam dengan cara membersihkan hutan dan
menanaminya. Setelah tanah tidak subur maka mereka akan berpindah ke tempat
lain yang masih subur dan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya. Hal ini
dilakukan secara berulang-ulang. Pada perkembangannya mulai menetapkan
kehidupan bercocok tanam pada tanah-tanah persawahan
2. Telah tinggal menetap di suatu tempat, mereka
tinggal di sekitar huma tersebut, dengan cara bercocok tanam dan memelihara
hewan-hewan jenis tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa mereka telah hidup
menetap Hal ini juga menunjukkan bahwa manusia telah dapat menguasai alam
lingkungan.
3. Dengan hidup menetap, merupakan titik awal
dan perkembangan kehidupan manusia untuk mencapai kemajuan. Dengan hidup
menetap, akal pikiran manusia mulai berkembang dan mengerti akan
perubahan-perubahan hidup yang terjadi.
4. Jumlah anggota kelompoknya semakin besar sehingga
membuat kelompok-kelompok perkampungan, meskipun mereka masih sering
berpindah-pindah tempat tinggal.
5. Populasi penduduk meningkat, usia rata-rata
manusia masa ini 35 tahun.
6. Muncul kegiatan kehidupan perkampungan, oleh
karena itu di buat peraturan, untuk menjaga ketertiban kehidupan masyarakat.
7. Diangkat seorang pemimpin yang berwibawa,
kuat, dan disegani untuk mengatur para anggotanya.
8. Mereka hidup bergotong royong,
sehingga mereka saling melengkapi, saling membantu, dan saling berinteraksi
dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.
b) Kehidupan Budaya
1. Kebudayaan semakin berkembang pesat, manusia
telah dapat mengembangkan dirinya untuk menciptakan kebudayaan yang lebih baik
2. Peninggalan kebudayaan manusia pada masa
bercocok tanam semakin banyak dan beragam, baik yang terbuat dari tanah liat,
batu maupun tulang
3. Hasil kebudayaan pada masa bercocok tanam:
Beliung Persegi, Kapak Lonjong,
Mata panah, Gerabah, Perhiasan, Bangunan Megalitikum seperti menhir, dolmen,
sarkofagus, kubur batu, punden berundak, waruga, arca.
c) Teknologi
Pada masa bercocok tanam,
kebudayaan orang-orang purba mengalami perkembangan yang luar biasa. Pada masa
ini terjadi revolusi secara besar-besaran dalam peradaban manusia yaitu dari
kehidupan food gathering menjadi food producing. Sehingga terjadi perubahan
yang sangat mendalam dan meluas dalam seluruh penghidupan umat manusia.
3. MASA PERTANIAN
Ketika ditemukan tanaman padi
maka sistem pertanian menjadi semakin meningkat dan berkembang menjadi sistem
persawahan. Mereka juga mulai memelihara binatang ternak untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka.
a) Kehidupan Sosial
1. Bertani adalah mata
pencahariannya. Mulai membudidayaakan tanaman dan hewan peliharaan tertentu
seperti membudidayakan tanaman padi dan memelihara kerbau sebagai hewan ternak;
2. Mereka sudah berladang/
bersawah, dalam bekerja mereka melakukan secara bersama-bersama/ secara gotong
royong. Dengan alat pendukung kapak perunggu yang berfungsi sebagai pacul;
3. Untuk mengisi waktu menunggu
musim panen tiba mereka membuat anyaman dari bambu/ rotan;
4. Mendiami tempat-tempat kecil
dengan tujuan untuk menghindari serangan binatang buas;
5. Mulai mendirikan rumah sebagai
tempat berteduh dengan cara bergotong-royong yang disertai dengan upacara
tradisional. Mulai menetap dalam waktu yang cukup lama. Mereka sudah mengenal
pertukangan dengan alat pendukung berupa kapak beliung yang berfungsi sebagai
alat pemotong kayu. Dengan alat-alat tersebut digunakan untuk mendirikan rumah
dengan cara gotong-royong pula;
6. Muncul ikatan sosial antara masyarakat dan
keluarga;
7. Muncul struktur kepemimpinan di kampung;
8. Mulai digunakan bahasa sebagai alat
komunikasi;
9. Mereka telah memiliki aturan
dalam kehidupan masyarakat guna ketertiban dan rapinya kerjasama dengan cara
pembagian kerja;
10. Mereka memiliki kebiasaan
untuk menyelenggarakan upacara secara teratur yang melibatkan orang lain.
b) Kehidupan Budaya dan Teknologi
1. Mereka sudah menetap, dan
tinggal di rumah-rumah, membentuk perkampungan dan hidup sebagai petani;
2. Mereka telah mengenal musim
sehingga dapat dipastikan mereka telah menguasai ilmu perbintangan (ilmu
falak);
3. Mereka telah menggunakan
alat-alat kehidupan yang halus seperti kapak persegi, dan kapak lonjong, selain
itu juga menggunakan kapak perunggu, nekara, gerabah serta benda-benda
megalitik;
4. Alat-alat yang dibuat dari
batu, seperti kapak batu halus dengan beragai ukuran kapak batu dengan ukuran
kecil yang indah digunakan sebagai mas kawin, alat penukar, atau alat upacara;
5. Kapak-kapak dari logam berupa
perunggu memunculkan budaya megalitik berupa menhir, dolmen, punden berundak,
pandhusa, dll;
6. Alat-alat yang dibuat dari
tanah liat sangat berhubungan erat dengan adanya proses kimia, yaitu proses
pencampuran tanah liat, penjemuran, dan teknik-teknik pembakarannya. Gerabah
sudah dibuat dengan warna-warni dan dengan hiasan yang beraneka ragam. Seperti
hiasan dari anyaman kain yang menunjukkan bahwa nenek moyang kita sudah
mengenal tulisan.
4. MASA PERUNDAGIAN
a) Kehidupan Sosial
1. Jumlah penduduk semakin
bertambah. Kepadatan penduduk bertambah, pertanian dan peternakan semakin maju,
mereka memiliki pengalaman dalam bertani dan berternak mereka mengenal cara
bercocok tanam yang sederhana;
2. Mereka memiliki pengetahuan
tentang gejala alam dan musim, mereka mulai dapat memperkirakan peristiwa alam
dan memperhitungkan musim tanam dan musim panen;
3. Dengan diterapkan sistem
persawahan maka pembagian waktu dan kerja semakin diketatkan;
4. Dalam masyarakat muncul
golongan undagi, mereka merupakan golongan yang terampil untuk melakukan
perkerjaan seperti pembuatan rumah kayu, gerobak, maupun benda logam. Pertanian
tetap menjadi usaha utama masyarakat;
5. Dari segi sosial, kehidupan
masyarakat zaman ini semakin teratur. Contohnya : ada pembagian kerja yang baik
berdasarkan kemampuan yang dimiliki masing-masing individu;
6. Pembagian kerja semakin
komplek dimana perempuan tidak hanya bekerja di rumah tetapi juga berdagang di
pasar.
b) Kehidupan Budaya
1. Masyarakat zaman ini telah
menunjukkan tingkat budaya yang tinggi terlihat dari berbagai bentuk benda seni
dan upacara yang ditemukan menunjukkan keterampilan masyarakat perundagian yang
tinggi;
2. Zaman ini ditandai dengan
pesatnya kemampuan membuat alat-alat akibat perkembangan teknologi. Mereka
menemukan teknologi peleburan biji logam. Oleh karena itu, semakin banyak
manusia yang menggunakan logam untuk memenuhi perkakas hidupnya;
3. Pada zaman perunggu, orang
dapat memperoleh jenis logam yang lebih keras daripada tembaga, sebab perunggu
merupakan logam campuran dari tembaga dan timah. Sehingga dapat dikatakan bahwa
kebudayaan manusia pada zaman ini jauh lebih tinggi. Terbukti masyarakatnya
sudah mengenal teknologi peleburan dan pencampuran logam.;
4. Pada zaman besi, manusia telah
menemukan logam yang jauh lebih keras lagi dimana harus dileburkan pada titik
lebur yang cukup tinggi. Sehingga alat-alat pada zaman ini telah lebih sempurna
daripada sebelumnya. Kemampuan membuat benda-benada jauh lebih tinggi tingkatannya
dibandingkan dengan masa sebelumnya. Teknologi peleburan logam yang digunakan
adalah dengan sistem pemanasan, pencetakan logam, pencampuran logam dan
penempaan logam;
5. Pada zaman Perundagian
peralatan gerabah masih ditemukan dengan teknologi yang semakin maju. Hal ini
menunjukkan bahwa peranan alat-alat dari gerabah tersebut tidak dapat
digantikan dengan mudah oleh alat-alat dari dari logam.
c) Teknologi
1. Teknologi dapat dilihat dari pembuatan
alat-alat pada masa itu. Terlebih lagi teknologi tersebut terlihat pada masa
penggunaan alat-alat dari logam. Hal ini disebabkan karena teknik yang
digunakan untuk membuat alat-alat dari logam tersebut diadopsi dari teknik
membuat logam di daratan Cina;
2. Logam digunakan sebab penggunaan alat
bercocok tanam dari logam lebih efisien selain itu memiliki nilai artistik yang
lebih tinggi jika dibandingkan alat-alat dari batu;
3. Zaman logam disebut juga zaman perundagian
dimana masyarakat telah mampu membuat peralatan dengan teknologi sederhana
dengan bahan baku logam;
4. Teknik yang digunakan pada masa itu adalah
teknik a cire perdue. Caranya sebagai berikut :
1. Benda yang hendak dibuat, terlebih dulu
dibuat dari lilin lengkap dengan segala bagiannya;
2. Model lilin tersebut kemudian ditutup
dengan tanah;
3. Dengan cara dipanaskan maka tanah
tersebut akan menjadi keras, sedangkan lilinnya akan cair dan mengalir keluar
dari lubang yang ada dalam selubung;
4. Jika lilin telah habis maka logam cair
dapat dituang ke tempat lilin tadi;
5. Setelah dingin, selubung tanah dipecah dan
jadilah benda yang kita kehendakai yang terbuat dari logam.
Budaya Masa Pra-Sejarah Indonesia
Berbicara perkara kehidupan manusia, khususnya
dalam arena prasejarah, tentu tidak akan terlepas dari perkara yang lain yaitu
lingkungan alam dan budaya. Aspek lingkungan ini merupakan salah satu unsur
penting pembentuk suatu budaya masyarakat. Manusia masa prasejarah masih sangat
menggantungkan hidupnya pada alarn, oleh karena itu hubungan yang begitu dekat
antara manusia dengan lingkungan membawa konsekuensi bahwa manusia hams
senantiasa beradaptasi dengan lingkungan yang ditempati, salah satunya tercermin
dari hasil budaya. Untuk mendapatkan penjelasan tentang kehidupan manusia masa
prasejarah maka perlu mengintegrasikan antara tinggalan manusia, tinggalan
budaya, dan lingkungan alamnya. Dengan demikian studi tentang hubungan antara
manusia, budaya, dan lingkungan alam masa prasejarah merupakan topik yang tetap
aktual menarik, dan perlu dikembangkan dalam disiplin ilmu arkeologi.
Nilai-nilai budaya masa prasejarah artinya, konsep-konsep umum tentang
masalah-masalah dasar yang sangat penting dan bernilai bagi kehidupan
masyarakat prasejarah di Indonesia. Konsep-konsep umum dan penting itu hingga
kini masih tersebar luas di kalangan masyarakat Indonesia. Nilai-nilai budaya
masa prasejarah Indonesia itu masih terlihat dalam bentuk kegiatan-kegiatan
berikut:
1. Mengenal Astronomi
Pengetahuan tentang astronomi
sangat penting dalam kehidupan mereka terutama pada saat berlayar waktu malam
hari. Astronomi juga, penting artinya dalam menentukan musim untuk keperluan
pertanian.
2. Mengatur Masyarakat
Dalam kehidupan kelompok
masyarakat yang sudah menetap diperlukan adanya aturan-aturan dalam masyarakat.
Pada masyarakat dari desa-desa kuno di Indonesia telah memiliki aturan
kehidupan yang demokratis. Hal ini dapat ditunjukkan dalam musyawarah dan
mufakat memilih seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang dipilih itu diharapkan
dapat melindungi masyarakat dari gangguan masyarakat luar maupun roh jahat dan
dapat mengatur masyarakat dengan baik. Bila seorang pemimpin meninggal,
makamnya dipuja oleh penduduk daerah itu.
3. Sistem Macapat
Sistem macapat ini merupakan
salah satu butir dari 10 butir penelitian J.L.A. Brandes tentang keadaan
Indonesia menjelang berakhirnya zaman prasejarah. Sistem macapat merupakan
suatu tatacara yang didasarkan pada jumlah empat dan pusat pemerintah terletak
di tengah-tengah wilayah yang dikuasainya. Pada pusat pemerintahan terdapat
tanah lapang (alun-alun) dan di empat penjuru terdapat bangunan-bangunan yang
penting seperti keraton, tempat pemujaan, pasar, penjara. Susunan seperti itu
masih banyak ditemukan pada kota-kota lama.
4. Kesenian Wayang
Munculnya kesenian wayang
berpangkal pada pemujaan roh nenek moyang. Jenis wayang yang dipertunjukkan
adalah wayang kulit, wayang orang dan wayang golek (boneka). Cerita dalam
pertunjukkan wayang mengambil tema tentang kehidupan pada masa itu dan setelah
mendapat pengaruh bangsa Hindu muncul cerita Mahabarata dan Ramayana.
5. Seni Gamelan
Seni gamelan digunakan untuk
mengiringi pertunjukkan wayang dan dapat mengiringi pelaksanaan upacara.
6. Seni Membatik
Seni membatik merupakan kerajinan
untuk menghiasi kain dengan menggunakan alat yang disebut canting. Hiasan
gambar yang diambil sebagian besar berasal dari alam lingkungan tempat
tinggalnya. Di samping itu ada seni menenun dengan beraneka ragam corak.
7. Seni Logam
Seni membuat barang-barang dari
logam menggunakan teknik a Cire Perdue. Teknik a Cire Perdueadalah cara membuat
barangbarang dari logam dengan terlebih dulu membentuk tempat untuk mencetak
logam sesuai dengan benda yang dibutuhkan. Tempat untuk mencetak logam sesuai
dengan benda yang dibutuhkan. Tempat untuk mencetak logam itu ada yang terbuat
dari batu, tanah liat, dan sebagainya. Pada tempat cetakan itu dituang logam
yang sudah dicairkan dan setelah dingin cetakan itu dipecahkan, sehingga terbentuk
benda yang dibutuhkannya. Barang-barang logam yang ditemukan sebagian besar
terbuat dari perunggu.
Comments
Post a Comment