Jenis dan Karakter Wisatawan Domestik dan Mancanegara
Jenis dan Karakter
Wisatawan Domestik dan Mancanegara
1.1. Pengertian wisatawan
Cukup menarik mengamati jenis dan
karakter wisatawan domestik. Wisatawan merupakan orang yang melakukan kegiatan
wisata, atau orang yang bepergian ke suatu tempat dengan tujuan untuk
berwisata, melihat daerah lain, menikmati sesuatu, mempelajari sesuatu,
menambah ilmu pengetahuan, dan juga menambah pengalaman, atau melepas penat,
serta bersenang-senang. Wisatawan juga sering disebut dengan turis (tourist).
Tujuan wisatawan ketika melakukan aktivitas wisata bermacam-macam, seperti
wisatawan yang ingin mengenal kebudayaan, ada yang dilakukan dalam rangka
kunjungan kerja, ada yang dilakukan untuk melakukan penelitian di objek wisata
tertentu. Objek wisata yang dipilih para wisatawan pun beragam.
1.2. Jenis Wisatawan
Ada dua macam atau jenis wisatawan,
yaitu wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik atau nusantara. Wisatawan
mancanegara merupakan wisatawan yang berasal dari luar negeri, atau orang yang
berekreasi ke negara lain. Wisatawan Domestik atau wisatawan nusantara
merupakan wisatawan yang berwisata ke tempat lain, tetapi masih berada di
wilayah negaranya sendiri. Menurut G.A. Schmoll, wisatawan merupakan individu
atau kelompok individu yang merencanakan kemampuan daya beli yang dimilikinya
untuk melakukan perjalanan dengan tujuan rekreasi dan liburan.
Adanya ketertarikan dan mempunyai
motivasi tertentu dari perjalanan, mendapatkan pengalaman perjalanan, adanya
keinginan untuk menambah wawasan lain, dan tertarik dengan pelayanan yang
diberikan suatu daerah tujuan wisata yang memiliki kemampuan menarik minat
pengunjung atau wisatawan. Berdasarkan sifat perjalanan dan ruang lingkup
perjalanan, wisatawan bisa dibagi, seperti wisatawan asing atau foreign
tourist, merupakan wisatawan asing yang melakukan perjalanan-perjalanan wisata
yang datang ke negara lain dari negara asalnya. Wisatawan asing domestik atau
foreign domestic tourist merupakan wisatawan asing yang tinggal di suatu negara
yang melakukan perjalanan-perjalanan wisata di suatu wilayah negara dimana ia
tinggal. Wisatawan domestik asing atau indigenous tourist merupakan warga suatu
negara tertentu, yang bertugas ke luar negeri, lalu pulang ke negara asalnya,
dan melakukan perjalanan wisata di wilayah negara asal yang asli.
Wisatawan transit atau transit tourist
adalah wisatawan yang ketika melakukan perjalanan wisata ke suatu negara
tertentu terpaksa harus mampir atau datang ke suatu negara tetapi bukan karena
kemampuannya sendiri. Selanjutnya wisatawan bisnis atau bussinness tourist
adalah orang atau masyarakat, orang asing atau warga negara sendiri yang
melakukan perjalanan, tetapi tidak bertujuan untuk wisata, tetapi melakukan
perjalanan wisata setelah semua tujuan atau pekerjaannya yang utama telah
selesai dikerjakan.
Wisatawan domestik atau nusantara
merupakan wisatawan dalam negeri, dan bukan wisatawan yang berasal dari negara
lain. Wisatawan domestik melakukan perjalanan wisata dan rekreasi ke bagian
atau wilayah yang lain di negaranya untuk mengetahui sesuatu yang berbeda dari
lingkungann yang ada disekitarnya. Tujuan wisatawan domestik berwisata di dalam
negeri, yaitu ingin mengobati rasa penasaran pada tempat yang ia yakini atau
anggap sangat menakjubkan dan menyenangkan. Di Indonesia, cukup banyak
wisatawan domestik yang melakukan perjalanan wisata untuk melepas lelah dan
penat karena kesibukan pekerjaan atau sekolah mereka setiap hari.
1.3. Karakter Wisatawan
1.3.1. Konsep dasar karakteristik wisatawan
adanya gambaran tentang wisatawan
biasanya dibedakan berdasarkan karakteristik perjalanannya atau trip descriptor
dan karakteristik wisatawannya atau tourist descriptor.
1) Trip descriptor
Wisatawan dalam trip descriptor bisa
dibagi ke dalam berbagai kelompok berdasarkan jenis pejalanan yang dilakukan.
Pada umumnya, jenis perjalanan dibedakan menjadi perjalanan rekreasi,
mengunjungi teman atau keluarga, VFR atau Visiting friends and relatives,
perjalanan bisnis dan kelompok perjalanan yang lain. Selain itu, bisa juga
dengan menambah jenis perjalanan yang digunakan untuk kesehatan dan keagamaan
tetapi diluar kelompok lain. Selanjutnya, jenis-jenis perjalanan ini juga bisa
dibedakan berdasarkan lama perjalanan tau jarak yang ditempuh, waktu melakukan
perjalanan tersebut, jenis akomodasi, alat transportasi yang digunakan dalam
perjalanan, pengorganisasian perjalanan, dan besar pengeluaran yang dikeluarkan
untuk berwisata.
2) Tourist descriptor
tourist descriptor merupakan
karakter yang memfokuskan pada wisatawannya, biasanya digambarkan dengan
"who, wants, what, why, when, where, and how much?" Agar bisa
menjelaskan hal-hal tersebut, bisa menggunakan beberapa karakteristik,
diantaranya adalah sebagai berikut:
Karakteristik sosio-demografis :
merupakan karakter yang digunakan untuk mencoba menjawab pertanyaan who, wants,
dan what. Pembagian pertanyaan itu berdasar pada karakteristik yang paling
sering dilakukan untuk kepentingan analisis pariwisata, perencanaan, dan
pemasaran, karena hal itu sudah sangat jelas definisinya dan relatif mudah
pembagiannya. Yang termasuk dalam karakteristik sosio-demografis diantaranya
adalah jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan,
kelas sosial, ukuran keluarga, dan jumlah anggota keluarga yang dielaborasi
dari karakteristik tersebut. Karakteristik sosio-demografis juga mempunyai
kaitan satu dengan yang lain secara tidak langsung. Contohnya seperti tingkat
pendidikan seseorang dengan pekerjaan
dan tingkat pendapatannya, serta usia dalam status perkawinan dan ukuran
keluarga. Pembagian wisatawan yang berdasar pada karakteristik sosio-demografis
ini memang paling nyata dan berkaitan dengan pola wisata yang mereka lakukan.
Jenis kelamin dan kelompok umur, yang mempunyai kaitan dengan berbagai pilihan
dan jenis wisata yang dilakukan. Jenis pekerjaan pada seseorang dan tipe keluarga,
jelas akan berpengaruh pada waktu luang yang dimiliki orang tersebut, lebih
lanjut, pada kemampuan wisatanya. Selain karakteristik sosio-demografis,
karakteristik lain yang bisa digunakan dalam mengelompokan wisatawan, yaitu
karakteristik geografis, psikografis, dan tingkah laku atau behavior.
karakteristik geografis :
Karakteristik geografis bisa membagi wisatawan berdasar pada lokasi tempat
tinggalnya, biasanya hal itu dibedakan menjadi desa, kota, dan provinsi, atau
dari negara asalnya. Pembagian yang seperti ini, bisa saja berlanjut juga dan
dapat dikelompokan berdasar ukuran atau size kota tempat tinggal atau kota
kecil, menengah, besar atau metropolitan, kepadatan dan penduduk di kota.
Karakteristik psikografis :
Karakteristik psikografis bisa membagi wisatawan ke dalam kelompok-kelompok
yang berdasar pada kelas sosial, life style, dan karakteristik personal.
Wisatawan pada kelompok demografis yang sama, bisa saja mempunyai profil
psikografis yang cukup berbeda. Beragamnya karakteristik dan latar belakang
dari wisatawan itu yang menyebabkan macam-macam keinginan, dan kebutuhan mereka
pada suatu produk wisata. Pengelompokan-pengelompokan pada wisatawan, bisa
memberi informasi mengenai alasan pada tiap kelompok yang mengunjungi objek
wisata yang berbeda, seberapa besar ukuran kelompok tersebut, pola pengeluaran
setiap kelompok, dan kesetiaannya terhadap produk wisata tertentu, adanya
sensitivitas pada mereka, adanya perubahan harga produk wisata, hingga respons
kelompok kepada berbagai bentuk iklan produk wisata. Selanjutnya, pengetahuan
mengenai wisatawan diperlukan dalam merencanakan suatu produk wisata yang
digunakan dan sesuai dengan keinginan kelompok pasar tertentu, termasuk
melakukan dan merencanakan strategi pemasaran yang pas untuk kelompok pada
pasar tersebut.
1.3.2. Karakter Wisatawan
Domestik Indonesia
Karakter wisatawan domestik
ternyata cukup berbeda jauh dengan tourist asing. Ciri-ciri yang bisa kita
lihat dari beberapa tingkah laku pada objek wisata dan selera kepada pemilihan
objek wisata. Pada pelaku bisnis yang terjun di sektor wisata dan hospitality,
harus bisa mengenal semua karakter pada wisatawan yang datang dari mana saja.
Hal itu bertujuan untuk menempatkan pada standar servis yang baik untuk
pelanggannya. Beberapa karakter dan kebiasaan-kebiasaan wisatawan domestik
Indonesia, yaitu sebagai berikut:
Royal atau gemar belanja :
wisatawan Indonesia memang dikenal sangat royal mengeluarkan uang ketika sedang
melakukan perjalanan wisata. Ketika mereka pergi melakukan perjalanan wisata,
wisatawan Indonesia selalu menyempatkan diri untuk berbelanja suvenir atau
barang-barang yang menarik bagi mereka. Mereka mempunyai alasan, bahwa membeli
oleh-oleh atau cendera mata cukup banyak bisa bermanfaat dan dibagi-bagikan
kepada saudara dan tetangganya yang ditempat asalnya. Wisatawan Indonesia juga
cenderung mau dan bisa merepotkan diri dengan barang-barangnya belanjaannya
yang banyak. Tidak jarang pula ketika transit di bandara, barang bawaannya
sampai over limit, dan hal itu mengakibatkan bisa terkena tambahan biaya.
Wisatawan asing juga cukup betah berlama-lama di tempat wisata, sambil menggali
informasi tentang sejarah dan asal usul dari objek wisata tersebut kepada
pemandu wisata. Selanjutnya menjelang kepulangannya ke negara asalnya,
wisatawan asing baru berbelanja suvenir, dan biasanya, barang belanjaannya itu
tidak dibawa pulang bersama, melainkan dipaketkan melalui kantor pos atau
perusahaan ekspedisi swasta. pada intinya, wisatawan asing lebih mengutamakan
kepraktisan dan kenyamanan selama melakukan perjalanan wisata yang jauh di luar
rumahnya.
Suka tour rombongan : Kebiasaan
wisatawan domestik yang lain adalah menyukai kegiatan bepergian secara bersama
dengan teman-teman pergaulan atau satu keluarga besar ikut semua. Mereka
menyewa bus pariwisata atau mobil rental. Dengan tujuan agara biayanya lebih
irit.
Lebih menyukai tempat populer.
Jarak tempat wisata dari rumah
juga tidak begitu jauh.
Pengertian Pariwisata adalah - Istilah “pariwisata” konon untuk
pertama kali digunakan oleh mendiang Presiden Soekarno dalam suatu percakapan
sebagai padanan dari istilah asing tourism.
Pada dasarnya kegiatan yang tidak
mendatangkan wisatawan maka semua kegiatan itu dianggap gagal. Tanpa adanya
wisatawan, semua kegiatan pembangunan dan pemugaran objek-objek kebudayaan,
pembangunan hotel, persediaan angkutan, itu tidak memiliki makna
kepariwisataan.
Jenis Pariwisata
Beberapa jenis pariwisata yang sudah dikenal, antara lain:
Wisata Budaya, yaitu perjalanan
yang dilakukan atas dasar keinginan
untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan
kunjungan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat,
kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, kebudayaan dan seni
mereka.
Wisata Kesehatan, yaitu
perjalanan seseorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan
lingkungan tempat sehari-hari di mana ia tinggal demi kepentingan beristirahat
baginya dalam arti jasmani dan rohani.
Wisata Olahraga, yaitu
wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau
memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu
tempat atau negara.
Wisata Komersial, yaitu termasuk
perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat
komersial, seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.
Wisata Industri, yaitu perjalanan
yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang=orang awam ke
suatu kompleks atau daerah perindsutrian, dengan maksud dan tujuan untuk
mengadakan peninjauan atau penelitian.
Wisata Maritim atau Bahari, yaitu
wisata yang banyak dikaitkan dengan olahraga air, seperti danau pantai atau
laut.
Wisata Cagar Alam, yaitu jenis
wisata yang biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang
mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah
cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang
kelestariannya dilindungi oleh undang-undang.
Wisata Bulan Madu, yaitu suatu
penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan merpati, pengantin baru, yang
sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi
kenikmatan perjalanan
Promosi Pariwisata dan Wisatawan
Promosi merupakan kegiatan yang
lebih banyak mencakup mendistribusikan promotion materials, seperti film,
slides, advertisement, brochures, booklets, leaflets, folders, melalui
bermacam-macam saluran (channel) seperti: TV, radio, majalah, bioskop,
direct-mail baik pada “potential tourist”, yaitu sejumlah orang yanag memenuhi
syarat minimal untuk melakukan perjalanan pariwisata, karena memiliki banyak
uang, keadaan fisik masih kuat, hanya belum mempuanyai waktu senggang untuk
bepergian sebagai wisatawan maupun “actual tourist”, yaitu orang yang sedang
melakukan perjalanan pariwisata ke suatu daerah tujuan tertentu; dengan tujuan
mentransfer informasi dan mempengaruhi calon-calon wisatawan untuk berkunjung
ke suatu daerah tujuan wisata.
Adapun komunikasi dalam kegiatan promosi dapat dibagi dalam tiga bagian
penting, yaitu:
-Harus ada komunikator yang
bertindak sebagai sender
-Harus ada reciever yang akan
menerima berita dari komunikator
-Harus ada alat untuk
menyampaikan message berupa channel yang bertindak sebagai media saluran
berita.
Adapun promosi itu sendiri dapat diklasifikasikan kedalam dua bagian,
yaitu :
1) Promosi langsung
Sasaran terakhir dari semua
kegiatan pemasaran dan promosi ialah orang- orang yang akhirnya megeluarkan
uang untuk mengadakan perjalanan wisata: si calon wisatwan atau wisatawan
potensial. Berhasil-tidaknya promosi kepariwisataan akan kelihatan dari
banyaknya jumlah orang yang sungguh-sungguh membeli produk pariwisata yang
dipromosikan. Untuk tujuan tersebut, makin besar daya tarik produk pariwisata
makin baik. Untuk keperluan itu pada waktu-waktu tertentu yang tepat diadakan
kegiatan promosi.
2) Promosi tidak langsung (dealer
promotion)
Promosi tidak langsung
pertama-tama ditujukan kepada penyalur produk pariwisata, seperti biro
perjalanan umum dan cabang-cabangnya, agen perjalanan, organisasi-organisasi
perjalanan, dan sebagainya. Tujuan
promosi kepada penyalur ialah :
Menarik perhatian mereka pada
komponen-komponen produk pariwisata yang ditawarkan dan membuat mereka bersedia
untuk menjualkannya dalam produk pariwisata yang mereka susun;
Menciptakan kondisi dan
menyediakan sarana bagi mereka untuk menyusun produk pariwisata yang tepat
untuk dijual kepada konsumen/wisatawan.
Comments
Post a Comment