Diferensiasi Produk
Diferensiasi Produk
2.1.2 Diferensiasi Produk
2.1.2.1 Pengertian Diferensiasi
Produk
Salah satu tindakan yang
dilakukan perusahaan dalam memenangkan persaingan dipasar melalui diferensiasi
produk dengan menetapkan perbedaan yang berati pada suatu produk yang
ditawarkan dengan produk pesaing sehingga dapat dipresepsikan mempunyai nilai
tambah oleh konsumen.
Menurut Richard Makadok dan David
Gaddis Ross (2009 : 1), mengatakan bahwa “firm in competititon would seem to
underinvesting in horizontal differentiation and overinvesting in vertical
differentiation, even each firm may be following the strstegy that maximizes
its own profit” Artinya perusahaan yang sedang berkompetisi akan underinvesting
dalam horizontal diferensiasi dan overincenting dalam vertical diferensiasi
walaupun stiap perusahaan mengikuti sstrategi untuk memaksimalkan
keuntungannya.
Menurut Keith Brouhle dan Madhu
Khanna (2007 : 377), mengatakan bahwa “information provision programs enable
consumer to differentiate among product and to express their preferences for
product attributes in the market through their comsumption choice” Artinya
informasi dapat memberikan konsumen untuk membedakan produk dan menentukan
pemilhan yang tepat untuk atribut produk dipasar.
Menurut Bart J Bronnerberg (2007 :
81), mengatakan bahwa “horizontal product differentiation increase the
incentive for the seller of high quality to maintain high quality” Artinya
diferensiasi produk horizontal meningkatkan pertumbuhan penjualan dalam
kualitas tinggi untuk mendapatkan kualitas yang bagus.
Menurut Kotler (2007 : 385),
mengatakan bahwa diferensiasi produk adalah :
“ Salah satu strategi perusahaan
untuk membedakan produknya terhadap
produk pesaing”.
Menurut Hermawan Kertajaya (2004
: 148), mengatakan bahwa diferensiasi produk adalah :
“merancang seperangkat perbedaan
dalam hal konten, konteks dan infrastruktur”.
Menurut Ted Levitt yang dikutip
oleh Jack Trout dan diterjemahkan oleh Alvira ( 2001 : 26 ), mengatakan bahwa
diferensiasi produk adalah :
“ Satu dari strategi dan aktivitas
taktis yang paling penting dan harus sering dilakukan secara terus menerus oleh
perusahaan “.
Menurut Michael Porter yang
diterjemahkan oleh Binarupa Aksara ( 1998 : 15 ), mengatakan bahwa :
“Dalam melaksanakan strategi
diferensiasi produk, perusahaan harus memilih atribut yang berbeda dengan
atribut pesaing yang memang dipandang penting oleh banyak konsumen”.
Menurut Dickson & Ginter yang
diterjemahkan oleh Lina Salim ( 1996 : 15 ), mengatakan bahwa diferensiasi
produk adalah :
“Pandangan ( persepsi ) pembeli
mengenai produk yang ditawarkan perusahaan dibandingkan dengan karakteristik
produk fisik maupun nonfisik pesaing termasuk harga”.
Berdasarkan dari beberapa
definisi diatas, maka dapat diambil suatu kesimpulan secara keseluruhan
mengenai definisi diferensiasi produk. Diferensiasi produk adalah suatu
strategi perusahaan untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing
mengenai atribut produk termasuk harga yang dipandang penting oleh banyak
konsumen.
Menurut German Coloma (2008 : 6)
terdapat dua strategi diferensiasi produk untuk memaksimumkan laba yaitu :
1. Diferensiasi Horizontal
Memiliki eksternalitas yang
menguntungkan positif terhadap pesaing
2. Diferensiasi Vertikal
Memiliki ekternalitas negative
yang merugikan pesaingnya.
Menurut Peter Dumonic dan Daniel
T Knowles (2007 : 7), ada dua faktor penentu keberhasilan diferensiasi produk
yaitu :
1. Komplek
Dalam suatu produk menjelaskan
bahwa produk itu selalu lebih baik dan dapat membedakan bagaimana produk
tersebut berbeda dengan produk pesaing.
2. Relevan
Dilihat dari hal apa konsumen
menganggap suatu produk itu relevan.
2.1.2.2 Variabel Diferensiasi
Produk
Dalam menawarkan produk kepasar,
perusahaan perlu memberikan perbedaan yang berarti dibandingkan dengan produk
pesaing. Dengan demikian, konsumen akan dapat mengenali produk perusahaan
diantara produk sejenis yang ada dipasaran serta sebagai daya tarik bagi
konsumen.
Menurut Kotler ( 2007 : 385 )
suatu produk dapat dideferensiasi melalui sembilan cara yaitu :
1. Bentuk (Form)
Digunakan untuk melakukan
diferensiasi produk berdasarkan ukuran, model atau struktur fisik produk.
2. Fitur (Feature)
Merupakan alat persaingan yang
digunakan untuk membedakan satu produk dengan produk lainnya karena fitur
dipakai untuk melengkapi fungsi dasar dari suatu produk.
3. Mutu Kinerja (Performance
Quality)
Merupakan tingkat berlakunya
karakteristik dasar produk. Sebagian besar produk dibangun berdasarkan dari
salah satu level kinerja, yaitu : rendah, rata-rata, tinggi, dan unggul dimana
perusahaan menyesuaikan level kinerja dengan pasar sasaran dan pesainnya.
4. Mutu Kesesuaian (Conformance
Quality)
Merupakan tingkat kesesuaian dan
pemenuhan semua unit yang diproduksi terhadap spesifikasi yang dijanjikan.
Produk didesain dan dioperasikan berdasarkan karakteristik yang mendekati
standar produk untuk memenuhi spesifikasi yang diminta.
5. Daya Tahan (Durability)
Merupakan suatu ketahanan pada
suatu produk atau suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan dalam
kondisi normal atau berat yang merupakan atribut berharga untuk suatu produk
tertentu.
6. Keandalan (Reability)
Merupakan ukuran kemungkinan
bahwa suatu produk tidak akan rusak atau gagal pada periode tertentu dan sifat
nya tidak terlihat. Suatu produk dikatakan baik akan memiliki keandalan sehingga
dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
7. Mudah diperbaiki
(Repairibility)
Merupakan ukuran kemudahan untuk
memperbaiki produk ketika produk itu rusak yang ukurannya dapat dilihat melalui
nilai dan waktu yang dipakai.
8. Gaya (Style)
Menggambarkan penampilan dan
perasaan yang ditimbulkan oleh produk tersebut bagi konsumen dan menciptakan
kekhasan yang sulit ditiru.
9. Desain (Design)
Merupakan suatu kualitas produk
yang diukur berdasarkan rancang bangun produk dan keseluruhan fitur yang
memberikan efek bagaimana produk tersebut terlihat, dirasakan, dan fungsi
produknya.
Sedangkan menurut Gary Armstrong
( 2001 : 389 ), produk dapat dideferensiasi melalui beberapa cara yaitu :
1. Fitur
Merupakan keunggulan untuk
melengkapi fungsi dasar dari suatu produk yang biasanya diciptakan agar dapat
membedakan suatu produk dengan produk lain.
2. Kinerja
Suatu karakteristik produk yang
dibangun untuk menyesuaikan dengan keinginan pasar.
3. Gaya dan Desain
Totalitas fitur yang mempengaruhi
dan menggambarkan penampilan, perasaan dan fungsi terhadap suatu produk.
4. Konsistensi
Suatu kinerja produk yang
ditawarkan oleh perusahaan sama dengan yang dirasakan oleh konsumen setelah
memakai produk tersebut.
5. Keawetan
Suatu ukuran usia operasi suatu
produk yang diharapkan dalam kondisi normal atau berat dan merupakan atribut
yang berharga untuk suatu produk tertentu.
6. Keterandalan
Ukuran profitabilitas suatu
produk terhadap kerusakan atau kegagalan dalam suatu periode waktu tertentu.
7. Kemampuan diperbaiki
Kemudahan perbaikan suatu produk
ketika produk tersebut mengalami kerusakan atau kegagalan.
2.1.2.3 Jenis Industri
Berdasarkan Peluang Diferensiasi
Jumlah peluang diferensiasi
berbeda-beda untuk tiap jenis industri. Menurut Kotler ( 2007 ) jenis-jenis
industry dibedakan berdasarkan jumlah dan besarnya keunggulan bersaing yang
tersedia, yaitu :
1. Industri Volume
Industri yang didalamnya
perusahaannya hanya dapat memperoleh sedikit keunggulan bersaing tetapi
berukuran cukup besar. Profitabilitas berkorelasi dengan ukuran perusahaan dan
pangsa pasar.
2. Industri Langkah Mati
Industri yang didalamnya hanya
terdapat sedikit potensi keunggulan bersaing dan masing-masingpotensinya
berukuran kecil. Profitabilitasnya tidak berkaitan dengan pangsa pasar
perusahaan.
3. Industri Terfragmentasi
Industri dimana perusahaan
didalamnya memiliki banyak peluang untuk diferensiasi tetapi peluang keunggulan
bersaingnya kecil. Profitabilitasnya tidak berkaitan dengan ukuran perusahaan.
4. Industri Terspesialisasi
Industri dimana diperusahaan
didalamnya memiliki banyak peluang diferensiasi dan tiap-tiap diferensiasi
dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi.
2.1.3 Citra Perusahaan
2.1.3.1 Pengertian Citra
Perusahaan
Suatu citra bisa sangat kaya
makna tau sederhana saja, citra dapat berjalan stabil dari waktu ke waktu atau
sebaliknya bisa berubah dinamis karena diperkaya oleh jutaan pengalaman dan
berbagai jalan pikiran asosiatif.. Setiap orang bisa melihat citra suatu objek
berbeda-beda, tergantung pada persepsi yang ada pada dirinya mengenai objek
tersebut atau sebaliknya citra bisa diterima realatif sama pada setiap
konsumen.
Menurut Henry Assael (2003:162),
definisi citra adalah :
“The total perception of the
subject that is formed by processing information from various source overtime”.
Artinya persepsi yang penuh dari subjek yang terbentuk dengan memproses
informasi dari berbagai bentuk sumber.
Menurut Jefkins (2005:114), citra
adalah :
“Kesan yang diperoleh berdasarkan
pengetahuan dan pengertian seseorang tentang fakta-fakta dan kenyataan”.
Menurut Kurtzdan Clow (2004:24),
mendefinikan citra adalah :
“The overall or global opinion
customers have on a firm or organization”. Artinya keseluruhan atau opini
global pelanggan pada perusahaan atau organisasi.
Menurut Kotler dan Keller
(2009:288-289), mendefinisikan citra adalah :
“Seperangkat keyakinan, gagasan
dan kesan yang dimiliki seseorang berkaitan dengan suatu objek tertentu.”
Berdasarkan defini-definisi
diatas, dapat disimpulkan bahwa citra perusahaan adalah pendapat seseorang
tentang perusahaan berdasarkan keyakinan dan pengetahuan dengan memproses
informasi dari berbagai bentuk informasi.
2.1.3.2 Manfaat Citra Perusahaan
Menurut Smith and Taylor
(2006:667), menyebutkan bahwa manfaat citra perusahaan yang baik yaitu :
· Meningkatkan penjualan.
Pelanggan akan lebih memilih prosuk atau service dari perusahaan yang dikenal
baik dengan reputasinya dibandingkan perusahaan yang memiliki reputasi buruk.
· Mendorong terciptanya
pengembangan produk. Perusahaan yang memiliki citra baik memiliki sedikit
keuntungan untuk meluncurkan dan memperkenal produk baru karena konsumen telah
memiliki kepercayaan kepada perusahaan.
· Meningkatkan kekuatan keuangan
perusahaan. Identitas perusahaan yang dikomunikasikan dengan baik akan
menciptakan citra perusahaan yang baik sehingga cenderung meningkatkan dukungan
finansial dari beberapa stakeholders perusahaan.
· Menciptakan hubungan harmonis
diantara karyawan. Semakin baik identitas perusahaan dikomunikasikan kepada
karyawan maka semakin baik pemahaman karyawan mengenai identitas perusahaan.
· Membantu mendapatkan calon
karyawan yang berkualitas untuk bekerja diperusahaan sehingga diperoleh
karyawan yang loyal, giat bekerja dan termotivasi untuk memajukan perusahaan.
2.1.3.3 Proses dan Faktor Pembentukan
Citra
Menurut Hawkins, Best and Coney
(2007:282), menjelaskan bahwa proses pembentukan persepsi konsumen akan sebuah
citra terjadi melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Exposure (Penangkapan
Informasi)
Terjadi saat suatu rangsangan
mencapai daerah syaraf penerimaan indera konsumen (Sensory Receptor).
2. Attention (Perhatian)
Terjadi saat rangsangan
menggetarkan syaraf indera dan menimbulkan respon langsung atau sensasi pada
otak (Sensation).
3. Interpretation (Pemahaman)
Terjadi saat rangsangan terbentuk
dibenak konsumen sehingga tercipta nya persepsi ilmiah.
4. Memory (Ingatan)
Persepsi yang terbentuk akan
tersimpan dalam ingatan konsumen. Proses pembentukan dan penyimpanan persepsi
ke dalam ingatan terjadi hampir secara bersamaan dan bersifat interaktif.
Menurut Hawkin, Best and Coney
(2007:297-300), menjelaskan bahwa terdapat tiga faktor dalam pembentukan citra,
yaitu :
1. Faktor Individual
Kecenderungan-kecenderungan yang
ada dalam diri individual. Individu bukanlah yangs secara pasif menerima pesan-pesan
pemasaran tapi secara aktif juga membentuk pengertian sendiri berdasarkan
kebutuhan, keinginan, ekspektasi dan pengalaman mereka.
2. Faktor Stimuli
Merupakan struktur dasar yang
direspon oleh individu. Pengemasan, produk, iklan atau presentasi penjualan
membawa pengaruh yang besar pada proses mental yang diaktifkan dan pada
pengertian terakhir yang disertakan pada pesasn.
3. Faktor Situasi
Situasi yang ada pada saat
mengetahui, memperhatikan, memahami kegiatan berbagai karakteristik yang dapat
memenuhi interprestasi dan kemudian membentuk persepsi.
Proses Pembentukan Citra
2.1.3.4 Teknik Penyampaian Citra
Agar tujuan citra dapat
disampaikan oleh perusahaan tidak menyimpang dari sasaran tujuan awalnya, perlu
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh konsumen. Menurut Siswanto Sutojo
(2004:63), hal tersebut yaitu :
Berfokus pada satu atau dua
kelebihan (Narrowfocus)
Berciri khas (Unique)
Mengena (Appropriate)
Mendahului persepsi negatif
segmen sasran (Foresight)
Berkesinambungan dan realistis
(Continuity and Realistic)
2.1.4 Citra Merek
2.1.4.1 Pengertian Citra Merek
Citra merupakan salah satu yang
mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam kegiatan bisnis dan pemasaran
produknya karena citra memberi pengaruh pada kecenderungan perilaku konsumen.
Menurut Duncan (2002 : 43),
pengertian citra merek adalah :
“a brand image is an impression
created by brand message and experiences and assimilated into a perception
through information processing”. Artinya Citra merek adalah kesan yang tercipta
dari pesan merek dan pengalaman yang mempengaruhi persepsi dalam proses
pencarian informasi.
Menurut Tjiptono (2005 : 10),
mengemukakan bahwa : “Merek sebagai citra merupakan serangkaian asosiasi yang
dipersepsikan oleh individu sepanjang waktu, sebagai hasil pengalaman langsung
maupun tidak langsung atas sebuah merek”.
Menurut Suyanto (2007 : 80),
menjelaskan bahwa : “Citra Merek adalah jenis asosiasi yang muncul dibenak
konsumen ketika mengingat merek tertentu. Asosiasi ini dapat dikonsepkan
berdasarkan jenis, dukungan, kekuatan dan keunikan”.
Menurut Hawkins, Motherbaugh,
& Best (2007 : 346), menjelaskan bahwa : “brand image refers to the
schematic memory of the brand. It contains the target markets interpretation of
the product attributes, benefit, usage, situations, users and manufacture
characteristics”. Artinya citra merek menunjukan ingatan skematik suatu merek.
Citra merek mengandung interpretasi pasar sasaran mengenai atribut produk,
manfaat, kegunaan, situasi, pengguna, dan karakteristik produsen.
Dari definisi-definisi diatas,
dapat disimpulkan bahwa Citra Merek adalah serangkaian asosiasi yang
dipersepsikan konsumen yang tercipta dari pesan merek dan pengalaman lansung
maupun tidak langsung.
2.1.4.2 Tolak Ukur Citra Merek
Menurut Aaker (1996 : 196),
menyebutkan bahwa terdapat factor-faktor yang
menjadi tolak ukur suatu citra
merek, yaitu :
1. Product Atributes
Sebuah merek dapat memunculkan
sejumlah atribut produk tertentu dalam benak konsumen yang mengingatkan pada
karakteristik suatu merek tertentu.
2. Consumen Benefits
Suatu merek harus bisa memberikan
nilai tersendiri bagi konsistennya yang akan dilihat oleh konsumen sebagai
benefit yang diperoleh ketika konsumen membeli atau mengkonsumsi suatu produk.
3. Brand Personality
Suatu perangkat karakter personal
yang akan diasosiasikan oleh konsumen terhadap suatu merek.
4. User Imagery
Serangkain karakteristik konsumen
yang diasosiasikan dengan ciri-ciri tipikal konsumen yang menggunakan atau
mengkonsumsi suatu merek.
5. Organizational Associations
Konsumen seringkali menghubungkan
produk yang dibelinya dengan kredibilitas perusahaan yang membuatnya yang
nantinya akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu merek.
6. Brand Customer Relationship
Suatu merek yang dapat
memciptakan hubungan dengan konsumennya melalui pengalaman ataupun hal-hal yg
telah dirasakan oleh konsumen tersebut.
2.1.4.3 Faktor Citra Merek
Menurut Gronroos yang
diterjemahkan oleh Siswanto Sutojo (2004 : 326), citra diungkapkan oleh
konsumen dalam bentuk :
1. Reputation
Merupakan status yang dibentuk
oleh produsen terhadap produk dengan cara meningkatkan kualitas keseluruhan
produk itu sendiri dimana status ini muncul saat konsumen sudah merasakan
manfaat atau fungsi produk itu sendiri.
2. Recognition
Kesadaran yang menggambarkan keberadaan
merek didalam pikiran konsumen yang dapat menjadi penentu dalam beberapa
kategori merek yang biasanya mempunyai peranan penting dalam ekuitas merek.
3. Affinity
Hubungan emosional yang terjadi
antara brand perusahaan dengan konsumen. Ketika konsumen terikat secara
emosional terhadap suatu merek tertentu maka konsumen akan cenderung membeli
berbagai macam produk dari merek yang sama.
4. Brand Loyalty
Seberapa jauh kesetiaan konsumen
menggunakan produk atau jasa dengan merek yang sama
2.2 Kajian Studi Sebelumnya
Bart J. Bronnenberg (2007) dalam
artikelnya Brand Competition In CPG Industries: Sustaining Large Local
Advantages With Little Diferentiation, menjelaskan merek nasional yang
terkemuka menjual objektif yang sama (produk), urutan dan investasi dalam
kualitas yang dirasakan sama dengan produk local. Strategi peluncuran produk
dan awal perbedaan dalam hal kualitas yang dirasakan terutama dalam
diferensiasi dianggap penting dalam industri CPG dimana argumen terkait
konsumen pangsa pasar asimetris sering relatif lemah. Jika barang yang sama,
kondisi pasar awal bertahan sedangkan jika produk dibedakan, kondisi awal pasar
ini tidak akan berkelanjutan. Tujuan penelitian artikel ini untuk mencari
relasi antara berbagai tingkat dan keseimbangan suatu produk dari keuntungan
saham local melalui kualitas posisi asimetris dan merek secara secara objektif
yang serupa ataupun merek posisi asimetris yang terjadi dengan merek berbeda.
Asimestris lokal dapat muncul dengan sedikit atau tanpa tujuan diferensiasi produk
dan dapat dipertahankan dalam kondisi umum dalam industri CPG.
Keith Brouhle dan Madu Khanna
(2007) dalam artikelnya Information And The Provision Of Quality Differentiated
Products, menjelaskan bahwa peningkatan pengetahuan konsumen tentang kualitas produk
akan memungkinkan pengiriman lebih baik kualitas preferensi konsumen untuk
perusahaan dan memberikan insentif bagi perusahaan dalam memberikan tingkat
kualitas produk yang lebih tinggi. Jika penyediaan informasi menghasilkan
kualitas produk yang lebih tinggi yang ditawarkan oleh perusahaan akan
memberikan efek penyediaan informasi kesejahteraan sosial ambigous dimana hasil
ini kan muncul karena penyediaan informasi memungkinkan perusahaan terlibat
dalam diferensiasi produk yang berlebihan. Tujuan penelitian artikel ini untuk
mengetahui tingkat kesadaran diantara konsumen untuk mendorong perusahaan dalam
menciptakan produk yang berkualitas baik dan pengaruh penurunan kesejahteraan
sosial sebagai hasil dari penyediaan informasi yang banyak dalam diferensiasi
produk.
German Coloma (2008) dalam
artikelnya Bertrand And Price-Talking Equilibria In Market With Product
Differentiation, menjelaskan bahwa ada dua jenis strategi literatur tentang
diferensiasi, yaitu diferensiasi horizontal dan diferensiasi vertikal yang
memberika efek interaksi berlawanan dengan kepemimpinan biaya rendah, sinergis
untuk vertikal dan counter sinergis untuk horizontal. Diferensiasi horizontal
memiliki eksternalitas yang menguntungkan positive terhadap saingannya
sedangkan diferensiasi vertikal memiliki eksternalitas negatif yang merugikan
pesaingnya. Jika dilihat dari sudut pandang kinerja industri secara
keseluruhan, perusahaan yang sedang bersaing akan underinvesting dalam
diferensiasi horizontal dan overinvesting dalam diferensiasi vertikal meskipun
masing-masing perusahaan dapat mengikuti yang memaksimumkan laba. Tujuan dari
penelitian artikel ini untuk menentukan strategi diferensiasi yang lebih baik
dengan strategi kepemimpina biaya rendah dengan mengembangkan model formal dalam
penerapan perspektif.
Peter Dumonic dan Daniel T.
Knowles (2007) dalam artikelnya Market Analysis Marketing Masterclass, Product
Diffrentiation For Competitive Advantage, menjelaskan bahwa faktor penentu
keberhasilan diferensiasi produk menggunakan panduan praktis yaitu faktor
komplek dan faktor relevan. Faktor komplek dalam suatu prduk menjelaskan produk
itu selalu lebih baik dan produk yang komplek dapat membedakan bagaimana produk
tersebut berbeda dengan produk pesaing, sedangkan faktor relevan dilihat dari
kontek apa pelanggan dan enduser menganggap suatu prduk itu relevan.
Menyeimbangkan pembedaan produk potensial terhadap sikap dan keyakinan konsumen
yang kebutuhannya belum terpenuhi karena produk akan gagal jika perbedaannya
tidak relevan dengan kebutuhan pelanggan yang tidak terpenuhi, oleh karena itu
diferensiasi produk dengan menggunakan faktor tersebut dapat menciptakan
keunggulan bersaing. Tujuan penelitian artikel ini untuk mengetahui berbagai
pertanyaan dan faktor penentu keberhasilan yang ditawarkan sebagai panduan
praktis dalam membantu pencarian produk yang tepat dan berkelanjutan yang
digerakan diferensiator dalam meningkatkan keunggulan bersaing.
Richard Makadok dan David Gaddis
Ross (2009) dalam artikelnya The Strategic Logic Of Product Differntiation,
menjelaskan bahwa pasar produk yang homogen dengan beberapa keseimbangan
bertrand menjadi pasar dengan satu keseimbangan bertrand ketika memperkenalkan
produk dengan diferensiasi kecil. Ketika diferensiasi cenderung nol,
keseimbangan bertrand menyatu denga harga unik. Keseimbangan bertrand atas
diferensiasi produk menyatu dengan harga ketika diferensiasi cenderung nol,
akibatnya produk homongen akan selamat dengan tingkat diferensiasi kecil.
Tujuan dari penelitian artikel ini untuk meluruskan hasil dari literatur dengan
konsep keseimbangan bertrand pada produk homogen dan produk yang berbeda dengan
membangun sebuah model duopoli diferensiasi produk yang diukur melalui
parameter.
2.3 Kerangka Pemikiran
Diferensiasi merupakan tindakan
merancang seperangkat perbedaan yang bermakna dalam tawaran perusahaan. Menurut
Peter Dumonic dan Daniel T. Knowles (2007) menjelaskan bahwa dalam diferensiasi
produk terdapat faktor komplek yaitu penjelasan tentang suatu produk yang lebih
baik dan produk yang komplek dapat membedakan bagaimana produk tersebut berbeda
dengan produk pesaing. Diferensiasi produk merupakan faktor pendorong bagi
konsumen untuk tetap berhubungan dengan perusahaan agar terjadi pembelian ulang
yang lebih banyak, kesetiaan pelanggan dan pemberiaan citra merek yang
posistif.
Menurut Kotler (2007 : 385),
Kegiatan diferensiasi produk yang dilakukan perusahaan dapat berupa bentuk,
fitur, mutu kinerja, mutu kesesuaian, daya tahan, keandalan, mudah diperbaiki,
gaya, dan desain yang bagus dan diharapkan dapat menambah nilai citra perushaan
dalam benak konsumen. Keberhasilan dari diferensiasi bukan hanya menciptakan
produk yang unik dan susah ditiru tetapi juga penilaian persepsi konsumen yang
positif dimana yang nantinya akan membangun prospektif konsumen akan suatu
produk dan citra perusahaan. Hal ini terjadi karena melalui proses bagaimana
sebuah produk yang memiliki kualitas baik dapat memberikan citra merek untuk
perusahaan.
Menurut Suyanto (2007 : 80),
menjelaskan bahwa : “Citra Merek adalah jenis asosiasi yang muncul dibenak
konsumen ketika mengingat merek tertentu. Asosiasi ini dapat dikonsepkan
berdasarkan jenis, dukungan, kekuatan dan keunikan”. Diferensiasi produk
merupakan salah satu bentuk kekuatan dan keunikan perusahaan dalam memasarkan suatu
produk agar dapat menarik minat konsumen.
Menurut Nugroho J. Setiadi
(2003:18) berpendapat bahwa citra adalah sebuah realitas, oleh karena itu
pembentukan citra merek perusahaan harus didasari pada realitas yang ada,
diantaranya melalui produk yang dihasilkan. Citra yang diberikan dapat berupan
kesan, pesan atau gambaran yang diungkapan dalam bentuk reputation,
recognition, affinity dan brand loyalty dimana semakin tinggi nilai keempatnya
maka citra merek perusahaan yang didapat juga semakin baik. Menurut Keith
Brouhle dan Madu Khanna (2007), berpendapat bahwa peningkatan pengetahuan
konsumen tentang kualitas produk akan memungkinkan pengiriman lebih baik
kualitas preferensi konsumen untuk perusahaan dan memberikan insentif bagi
perusahaan dalam memberikan tingkat kualitas produk yang lebih tinggi. Secara
luas hal ini akan berdampak pada pembentukan citra merek dibenak konsumen yang
secara umum menentukan citra merek sebagai mutu terbaik, yang akan tergantung
pada kinerja produk actual tetapi dikomunikasikan oleh pemilihan tanda dan
petunjuk fisik.
Dalam penelitian ini akan dilihat
bagaimana diferensiasi produk Honda Vario Techno mempengaruhi citra merek
Honda. Disini akan dilihat sejauh mana konsumen mengetahui dan mengenal Merek
Honda yang meluncurkan Vario Techno.
5 Kriteria Diferensiasi Produk
yang Harus Anda Ketahui
Tidak Mudah Ditiru Pesaing
Diferensiasi yang dilakukan
hendaknya unik dan sulit ditiru oleh pesaing. Keunikan akan membuat suatu
produk yang dihasilkan akan selalu diingat dan memiliki tempat di hati
konsumennya. Kalaupun suatu saat produk itu dapat ditiru, maka perusahaaan
harus bekerja keras untuk menghasilkan perbedaan agar tidak serupa dengan
produk yang sama di pasaran.
Sesuai Kepentingan Konsumen
Diferensiasi yang dilakukan hendaknya
menampilkan atribut-atribut yang dirasa penting oleh pelanggan. Jika perusahaan
mobil menonjolkan perbedaannya hanya pada tempat duduk saja, tentu hal itu
bukan merupakan diferensiasi yang penting. Atribut yang penting pada sebuah
mobil misalnya terletak pada aspek seperti kinerja mesin, desain, kemudahan
perbaikan, kemudahan memperoleh suku cadang, dan lain sebagainya.
Memiliki Keunggulan
Hendaknya diferensiasi yang
dilakukan mempunyai banyak kelebihan dibandingkan perusahaan pesaing. Unik saja
tapi tidak memiliki nilai lebih dari pesaing, cenderung hanya membuat produk
tersebut berkesan mahal tanpa memiliki manfaat dan sama dengan produk lainnya.
Konsumen pasti akan menghindarinya. Jadikan diferensiasi yang kita lakukan
berkualitas dan penuh manfaat, sehingga konsumen merasa membeli barang dengan
harga pantas tanpa harus berpikir dua kali.
Terjangkau
Harap diketahui bahwa dalam
melakukan diferensiasi setiap perusahaan akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Jangan sampai
dengan adanya diferensiasi tersebut justru membuat harga produk yang Anda
tawarkan melambung terlalu tinggi, sehingga konsumen merasa kurang realistis
untuk membelinya karena tidak merasa sepadan dibanding manfaat yang ditawarkan
dari produk serupa. Misalnya, jika sebuah perusahaan elektronik menggabungkan
fungsi sebuah televisi layar datar dengan sebuah komputer. Andaikan membeli
secara terpisah, harga televisi tersebut Rp4 juta dan harga komputer Rp5 juta.
Kemudian perusahaan menetapkan harga televisi baru (yang sudah digabung dengan
komputer) sebesar Rp14 juta. Tentu saja hal ini sulit diterima oleh konsumen.
karena biasanya konsumen sudah mempunyai taksiran harga yang layak untuk suatu
produk.
Menguntungkan Perusahaan
Memperoleh keuntungan adalah
sebuah prinsip bisnis secara umum. Meskipun diferensiasi membutuhkan biaya
besar, namun harus tetap menguntungkan bagi perusahaan. Diskusikan berapa biaya
yang akan dibutuhkan untuk sebuah diferensiasi produk dan berapa harga jual
yang pantas untuk mendapatkan keuntungan dengan bagian manajemen keuangan
perusahaan.
Untuk mengetahui apakah bisnis
Anda mengalamai kerugian atau keuntungan, Anda dapat memanfaatkan software
akuntansi online Jurnal. Dengan menggunakan Jurnal, Anda dapat dengan mudah
mengetahui untung rugi bisnis, hingga mengetahui berapa jumlah produk yang laku
dijual. Jurnal juga dapat menyediakan laporan keuangan secara instan yang dapat
Anda jadikan sebagai estimasi secara cepat dan akurat untuk mengetahui kemampuan perusahaaan dalam hal keuangan
termasuk pengadaan biaya diferensiasi melalui fitur penghitungan biaya.
Strategi Diferensiasi Produk
Agar meraih keunggulan yang
kompetitif banyak hal yang bisa dilakukan. Salah satu alternatif strateginya
adalah pendiferensiasian penawaran secara efektif terhadap para pelanggan
sasaran. Freddy Rangkuti (2009: 49) menyatakan, “Diferensiasi berkaitan dengan
cara membangun strategi pemasaran dalam berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan
membangun strategi pemasaran inilah yang membedakan diferensiasi yang dilakukan
suatu perusahaan dengan yang dilakukan oleh perusahaan lain”.
Djaslim Saladin (2004: 94)
menyatakan, “Diferensiasi adalah tindakan merancang serangkaian perbedaan yang
bernilai dengan tujuan untuk membedakan penawaran perusahaan tersebut dari
penawaran perusahaan pesaing”. Philip Kotler dan Kevin Lane Keller menyatakan
bahwa diferensiasi produk terdiri dari:
1. Bentuk
Banyak produk dapat
didiferensiasikan berdasarkan bentuk-ukuran, model, atau struktur fisik produk.
2. Fitur
Sebuah perusahaan dapat
mengidentifikasi dan menyeleksi fitur baru yang tepat dengan mensurvei pembeli
saat ini dan menghitung nilai pelanggan dibandingkan dengan biaya perusahaan
untuk masing-masing fitur potensial. Perusahaan juga perlu mempertimbangkan
berapa banyak orang yang menginginkan tiap fitur, apakah pesaing mudah meniru
fitur itu.
3. Mutu kinerja
Adalah level berlakunya
karakteristik dasar produk. Perusahaan tidak harus merancang level kinerja
setinggi mungkin.
4. Mutu Kesesuaian
Adalah tingkat kesesuaian dan
pemenuhan semua unit yang diproduksi terhadap spesifikasi sasaran yang
dijanjikan. Masalah yang terkait dengan mutu kesesuaian yang rendah adalah
bahwa produk itu akan mengecewakan beberapa konsumen.
5. Daya tahan
Adalah ukuran usia yang
diharapkan atas beroperasinya produk dalam kondisi normal dan/atau berat,
merupakan atribut yang beharga untuk poduk-produk tertentu.
6. Keandalan
Adalah ukuran probabilitas bahwa
produk tertentu tidak akan rusak atau gagal dalam periode waktu tertentu.
7. Mudah diperbaiki
Pembeli memilih produk yang mudah
diperbaiki, kemudahan diperbaiki adalah ukuran kemudahan untuk memperbaiki
produk ketika produk itu rusak atau gagal.
8. Gaya
Menggambarkan penampilan dan
perasaan yang ditimbulkan oleh produk itu bagi pembeli.
(Philip Kotler dan Kevin Lane Keller,
2008: 12)
PERANGKAT DIFERENSIASI
Perusahaan sering sekali
memandang bahwa dalam melakukan strategi diferensiasi, perusahaan hanya dapat
membuat perbedaan hanya pada konten produknya saja. Pandangan seperti itu salah
sama sekali. Seperti telah dikatakan oleh Levitt (1997), bahwa diferensiasi
dapat diciptakan melalui perangkat saja, misalnya sumber daya manusia,
teknologi, pemasok, dan sebagainya. Berkaitan dengan hal itu, seorang pakar
pemasaran mengatakan bahwa agar menjadi berbeda dengan pesaing. Anda dapat
menetapkan perbedaan pada perangkat: content, context, dan infrastructure.
Perangkat content berkaitan dengan ”apa yang kita tawarkan” (what to offer).
Perangkat context berkaitan dengan ”bagaimana kita menawarkan produk tersebut”
(how to offer), dan infrastructure berkaitan dengan ”ikhtiar pendukung agar
diferensiasi content dan context di atas berjalan dengan baik”.
Untuk mengetahui perangkat
diferensiasi content, context, dan infrastructure secara lebih rinci, berikut
kami berikan contoh pada sebuah perusahaan jasa pengiriman paket (kurir). Agar
berbeda dengan perusahaan jasa pengiriman paket lain, perusahaan tersebut
menawarkan program jaminan tepat waktu. Artinya, jika ada keterlambatan
pengiriman, pihak perusahaan memberikan voucher yang dapat diuangkan. Dalam hal
ini, program ”jaminan tepat waktu” tersebut termasuk perangkat diferensiasi
content.
Bagaimana dengan perangkat
context-nya? Dalam memberikan program ”jaminan tepat waktu” pihak perusahaan
kurir tersebut menerapkan prosedur yang tidak berbelit. Uangnya sudah disiapkan
dan langsung diberikan. Prosedur yang mudah inilah merupakan contoh penerapan
diferensiasi context. Lantas, bagaimana dengan infrastructure-nya? Biasanya,
infrastructure berkaitan dengan sumber daya manusia, teknologi dan fasilitas
penunjang lainnya. Dalam pemberian ”jaminan tepat waktu”, pihak perusahaan
mengerahkan petugas pengantar paket agar melayani dengan baik. Selain itu,
pihak perusahaan menerapkan jaringan on-line pada seluruh agennya, sehingga
perjalanan paket dapat dipantau di layar komputer. Itulah contoh dari
infrastructure.
Senada dengan pendapat tersebut,
Philip Kotler (2003) membagi perangkat diferensiasi dalam tiga kategori, yaitu:
Diferensiasi yang Melekat pada
Produk
Dalam diferensiasi ini, pihak
perusahaan menetapkan pembedaan produknya berdasarkan produk fisiknya. Ada
beberapa unsur dalam melakukan diferensiasi produk, antara lain :
Tahan lama
Perusahaan dapat memilih
diferensiasi berdasarkan daya tahan produk tersebut. Sebagai contoh, Baterai
Duracell mengiklankan dirinya sebagai baterei yang tahan lama. Perusahaan
sepatu Bata juga menempatkan pembedaan produknya pada unsur keawetan produk.
Kinerja produk
Kinerja mengacu pada keunggulan
produk tersebut pada saat beroperasi. Kinerja komputer terletak pada kecepatan
proses dan kemampuannya yang besar. Kinerja mobil terletak pada keamanan,
kenyamanan dan akselerasinya yang cepat. Mobil merek Volvo menempatkan perbedaan
produknya pada segi keamanan (keselamatan), sedangkan BMW pada kinerja
mesinnya.
Kemudahan perbaikan
Saat ini, kemudahan perbaikan
merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam memenangkan persaingan.
Salah satu keunggulan mobil Jepang dibandingkan mobil Eropa ataupun Amerika
adalah mudah diperbaiki. Menyadari hal ini, tidak aneh jika Astra mendirikan
bengkel resmi ”Auto 2000” untuk memudahkan pelanggan mereka dalam memperbaiki
mobilnya.
Model/Disain
Dalam membuat produk, Anda dapat
juga memilih diferensiasi pada model atau disain. Pada produk otomotif, disain
atau model memegang peranan yang sangat penting. Banyak produk otomotif yang
sebenarnya hanya baru dalam disain, namun dari segi teknologi sebenarnya sudah
usang.
Hemat energi
Hemat energi juga dapat dijadikan
sebagai perangkat dalam melakukan diferensiasi. Dalam memilih barang elektronik
seperti TV, lemari es, pompa air, konsumen sering memperhatikan masalah
penggunaan listriknya. Dalam pembelian mobil, masalah hemat bahan bakar juga menjadi
perhatian konsumen. Salah satu diferensiasi yang ditonjolkan pada mobil city
car seperti Suzuki Karimun atau Hyundai Atoz adalah pada aspek hemat bahan
bakar.
Diferensiasi pada Pelayanan
Jika perusahaan Anda sulit
mencapai diferensiasi pada produk fisik, maka alternatif lainnya adalah
melakukan diferensiasi pada pelayanan. Ada beberapa perangkat dalam
diferensiasi pelayanan, di antaranya adalah :
Pengiriman sampai tujuan
Kendati saat ini pelayanan berupa
pengiriman produk sampai ke tempat tuluan sudah banyak dilakukan perusahaan,
namun Anda masih dapat melakukan diferensiasi ini dengan menonjolkan aspek:
kehati-hatian dan kecepatan dalam proses pengantaran.
Pemasangan
Sebenarnya layanan pemasangan
juga sudah dilakukan oleh banyak perusahaan. Kendati demikian. Anda dapat
melakukan diferensiasi yang ditekankan pada kualitas pemasangan tersebut.
Pelatihan bagi pelanggan
Jika Saudara membeli alat berat
seperti traktor. Atau forklift, biasanya Anda akan diberi fasilitas pelatihan
tentang bagaimana mengoperasikan dan merawat peralatan tersebut. McDonald
mengharuskan pemegang franchise-nya untuk mengikuti kuliah di Universitas
Hamburger agar terampil dalam mengelola bisnis tersebut.
Perbaikan
Kendati jenis pelayanan ini sudah
umum,. namun Anda tetap dapat menempatkan diferensiasi perbaikan ini dengan lebih memperhatikan
masalah: keakuratan perbaikan, kecepatan perbaikan, kualitas perbaikan, dan
sebagainya
Pelayanan konsultasi gratis
Banyak perusahaan memberikan
konsultasi gratis dengan harapan pembeli tersebut akan loyal. Pembeli yang
loyal sulit pindah pada perusahaan pesaing.
Diferensiasi pada Sumber Daya
Manusia
Perusahaan bisa juga memperoleh
keunggulan bersaing melalui diferensiasi pada sumber daya manusia. Beberapa
perusahaan telah membuktikan hal ini. Singapore Airlines meraih posisi sebagai
perusahaan penerbangan terbaik di dunia dengan mengandalkan keramahan para awak
kabinnya. Ada beberapa elemen/unsur penting yang dapat dilakukan perusahaan
dalam melakukan diferensiasi sumber daya manusia, antara lain:
Kompetensi SDM: para pekerja
harus memiliki pengetahuan dan keahlian yang prima.
Sopan santun: dalam melayani
pelanggan, pekerja dituntut berlaku sopan, dan ramah
Respons: para pekerja harus
respons terhadap keinginan dan permintaan pelanggan
Dapat diandalkan: para pekerja
hendaknya memberikan pelayanan dengan konsisten dan keakuratan yang tinggi.
Diferensiasi Citra
Comments
Post a Comment