DASAR PENGELOLAAN ADM KEUANGAN
DASAR PENGELOLAAN ADM KEUANGAN
Keuangan adalah darah bagi
kehidupan. Sebagai bahan yang diperlukan untuk fungsi dari setiap kantor,
industri, perusahaan dapat dibuat tersedia melalui uang. Oleh karena itu,
keuangan memainkan peran penting dalam bisnis. Kekuatan ekonomi yang dipicu
oleh revolusi industri, telah memberikan arti baru dan konten dinamis untuk
administrasi keuangan.
Definisi Administrasi Keuangan
Menurut Jaze Gaston, “Financial
Administration is that part of government organization which deals with the
collection, preservation and distribution of public funds, with the
coordination of public revenue and expenditure, with the management of credit
operations on behalf of the State and with the general control of the financial
affairs of public household“.
“Administrasi Keuangan adalah
bagian dari organisasi pemerintah yang berkaitan dengan pengumpulan,
pelestarian dan penyaluran dana publik, dengan koordinasi pendapatan dan
belanja publik, dengan pengelolaan kredit operasi atas nama Negara dan dengan
umum kontrol urusan keuangan rumah tangga umum “.
Menurut L. D. White, “Fiscal
Management includes those operations designed to make funds available to
officials and to ensure their lawful and efficient use.”
“Manajemen Fiskal termasuk
operasi-operasi yang dirancang untuk menyediakan dana bagi para pejabat dan
untuk memastikan penggunaan yang sah dan efisien mereka.”
Menurut istilah, Administrasi
Keuangan terdiri dari dua kata. ‘Keuangan’ dan ‘Administrasi’. Pengertian
administrasi mengacu pada organisasi dan manajemen usaha manusia dalam mengejar
tujuannya. Kata ‘keuangan’ mengacu pada sumber daya moneter.
Jadi pengertian administrasi
keuangan mengacu pada serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan membuat uang
yang tersedia untuk berbagai cabang organisasi, yang memungkinkannya untuk
melaksanakan maksud dan tujuannya. Apakah itu adalah sebuah keluarga, bisnis
atau departemen pemerintah, untuk kegiatan yang bergantung pada ketersediaan
dana, dengan administrasi keuangan yang bersangkutan.
anggung Jawab Administrasi
Keuangan
Seorang administrator keuangan
mengawasi operasi keuangan harian dan perencanaan keuangan jangka panjang.
Pekerjaan meliputi :
pengembangan proses
laporan
pedoman yang dibutuhkan untuk
membangun dan menjaga keuangan perusahaan
koordinasi departemen keuangan
kepegawaian
Seorang staff administrasi
keuangan yang sukses sangat terorganisir dan profesional berorientasi pada
detail dengan analitis, komunikasi dan keterampilan matematika yang kuat.
Mereka harus memahami persyaratan hukum dan peraturan yang berkaitan dengan
keuangan usaha di tingkat lokal, negara bagian dan federal, dan tahu teknik
audit untuk membantu memastikan operasi keuangan perusahaan tetap mematuhi
peraturan. Penguasaan komputer untuk posisi ini termasuk spreadsheet, presentasi,
pengolah kata dan perangkat lunak pelaporan.
7 PRINSIP MANAJEMEN KEUANGAN
Manajemen keuangan bukan hanya
berkutat seputar pencatatan akuntansi. Dia merupakan bagian penting dari
manajemen program dan tidak boleh dipandang sebagai suatu aktivitas tersendiri
yang menjadi bagian pekerjaan orang keuangan. Manajemen keuangan pada NGO lebih
merupakan pemeliharaan suatu kendaraan. Apabila kita tidak memberinya bahan
bakar dan oli yang bagus serta service teratur, maka kendaraan tersebut tidak
akan berfungsi secara baik dan efisien. Lebih parah lagi, kendaraan tersebut
dapat rusak ditengah jalan dan gagal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dalam prakteknya, Manajemen
Keuangan Adalah tindakan yang diambil dalam rangka menjaga kesehatan keuangan
organisasi. Untuk itu, dalam membangun sistem manajemen keuangan yang baik
perlulah kita untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip manajemen keuangan yang
baik. Ada 7 prinsip dari manajemen keuangan yang harus diperhatikan.
1. Konsistensi (Consistency)
Sistem dan kebijakan keuangan
dari organisasi harus konsisten dari waktu ke waktu. Ini tidak berarti bahwa
sistem keuangan tidak boleh disesuaikan apabila terjadi perubahan di
organisasi. Pendekatan yang tidak konsisten terhadap manajemen keuangan
merupakan suatu tanda bahwa terdapat manipulasi di pengelolaan keuangan.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas adalah kewajiban
moral atau hukum, yang melekat pada individu, kelompok atau organisasi untuk
menjelaskan bagaimana dana, peralatan atau kewenangan yang diberikan pihak
ketiga telah digunakan. NGO mempunyai kewajiban secara operasional, moral dan
hukum untuk menjelaskan semua keputusan dan tindakan yang telah mereka ambil.
Organisasi harus dapat menjelaskan bagaimana dia menggunakan sumberdayanya dan
apa yang telah dia capai sebagai pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan
dan penerima manfaat. Semua pemangku kepentingan berhak untuk mengetahui
bagaimana dana dan kewenangan digunakan.
3. Transparansi (Transparency)
Organisasi harus terbuka berkenaan
dengan pekerjaannya, menyediakan informasi berkaitan dengan rencana dan
aktivitasnya kepada para pemangku kepentingan. Termasuk didalamnya, menyiapkan
laporan keuangan yang akurat, lengkap dan tepat waktu serta dapat dengan mudah
diakses oleh pemangku kepentingan dan penerima manfaat. Apabila organisasi
tidak transparan, hal ini mengindikasikan ada sesuatu hal yang disembunyikan.
4. Kelangsungan Hidup (Viability)
Agar keuangan terjaga,
pengeluaran organisasi di tingkat stratejik maupun operasional harus
sejalan/disesuaikan dengan dana yang diterima. Kelangsungan hidup (viability)
merupakan suatu ukuran tingkat keamanan dan keberlanjutan keuangan organisasi.
Manager organisasi harus menyiapkan sebuah rencana keuangan yang menunjukan
bagaimana organisasi dapat melaksanakan rencana stratejiknya dan memenuhi
kebutuhan keuangannya.
5. Integritas (Integrity)
Dalam melaksanakan kegiatan
operasionalnya, individu yang terlibat harus mempunyai integritas yang baik.
Selain itu, laporan dan catatan keuangan juga harus dijaga integritasnya
melalui kelengkapan dan keakuratan pencatatan keuangan
6. Pengelolaan (Stewardship)
Organisasi harus dapat mengelola
dengan baik dana yang telah diperoleh dan menjamin bahwa dana tersebut
digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara praktek,
organisasi dapat melakukan pengelolaan keuangan dengan baik melalui :
berhati-hati dalam perencanaan stratejik, identifikasi resiko-resiko keuangan
dan membuat system pengendalian dan sistem keuangan yang sesuai dengan
organisasi.
7. Standar Akuntansi (Accounting
Standards)
Sistem akuntansi dan keuangan
yang digunakan organisasi harus sesuai dengan prinsip dan standar akuntansi
yang berlaku umum. Hal ini berarti bahwa setiap akuntan di seluruh dunia dapat
mengerti sistem yang digunakan organisasi.
Anggaran belanja adalah suatu
pernyataan yang terurai tentang sumber-sumber keuangan yang perlu untuk
melaksanakan berbagai program sekolah selama periode satu tahun fiskal. Proses
pembuatan anggaran pendidikan melibatkan penentuan pengeluaran maupun
pendapatan yang bertalian dengan keseluruhan operasi sekolah.[6]
a. Jenis Kegiatan
a) Kegiatan operasi, yaitu kegiatan-kegiatan
dengan menggunakan alat atau tanpa alat yang berkaitan dengan proses belajar
mengajar baik dalam maupu di luar kelas.
b) Kegiatan Perawatan, yaitu kegiatan
perawatan yang dilakukan untuk memelihara dan memperbaiki sarana dan prasarana
yang ada di sekolah agar sarana prasaran tersebut dapat berfungsi dalam
menunjang kelancaran proses belajar mengajar.
b. Sumber Dana
Sumber dana untuk penyelenggaraan
kegiatan pendidikan di sekolah, yaitu:
a) Dari pemerintah berupa:
- Anggaran Rutin (DIK)
- Anggaran Operasional,
pembangunan dan perawatan (OPF)
- Dana Penunjang Pendidikan (DPP)
b) Dari orang tua siswa, adalah
dana yang dikumpulkan dari pengurus BP3/ komite sekolah dari orang tua siswa.
c) Dari masyarakat, misalnya:
sumbangan perusahaan industri, lembaga sosial donatur, tokoh masyarakat,
alumni, dsb.
c. 3) Penyususnan Rencana Operasional
(RENOP)
Dalam penyususnan RENOP sebaiknya
menempuh kebijakan berimbang, dan pelaksanaan operasional di sekolah membentuk
team work yang terdiri dari para wakil kepala sekolah dibantu para wakil kepala
sekolah dibantu beberapa guru senior. Atas dasar hasil kerja team tersebut baru
dibahas dalam forum rapat dewan guru dan nara sumber lain yang dianggap perlu,
sehingga akan bertanggung jawab terhadap keberhasilan rencana tersebut.
Untuk memformat program kerja
tersebut, langkah-langkah yang dilakukan :
a) Menginventarisir kegiatan
sekolah pada tahun ajaran mendatang
b) Menyusun list kegiatan menurut
sekolah prioritas
c) Menentukan sasaran atau volume
d) Menentukan unit cost dengan
membandingkan unit cost atau penjajakan ke jalan
e) Menghimpun data pendukung :
• Data sekolah ( murid, guru,
pegawai, pesuruh, jam mengajar, praktik laboratorium)
• Data fisik ( gedung, ruang
kepsek, ruang guru, ruang laboratorium, WC, dan lain-lain)
f) Membuat kertas kerja dan
laporan
g) Menentukan sumber dana dan
pembenaan anggaran
h) Menuangkan dalam format baku
untuk usulan RENOP
i) Proses usulan atau pengiriman
Sementara itu, menurut Consortium
on Renewing Education[7] Sekolah (lembaga pendidikan) mempunyai lima bentuk
modal yang perlu dikelola untuk keberhasilannya yaitu:
1. Integrative capital (modal
integrative)
2. Human capital (modal manusia)
3. Financial capital (modal
keuangan)
4. Social capital (modal social)
5. Political capital (modal
politik)
Modal integratif adalah modal
yang berkaitan dengan pengintegrasian empat modal lainnya untuk dapat
dimanfaatkan bagi pencapaian program/tujuan pendidikan. Modal manusia adalah
sumberdaya manusia yang kemampuan untuk menggunakan pengetahuan bagi
kepentingan proses pendidikan/pembelajaran. Modal keuangan adalah dana yang
diperlukan untuk menjalankan dan memperbaiki proses pendidikan. Modal sosial
adalah ikatan kepercayaan dan kebiasaan yang menggambarkan sekolah sebagai
komunitas. Modal politik adalah dasar otoritas legal yang dimiliki untuk
melakukan proses pendidikan/pembelajaran.
Di dalam suatu perusahaan
prosedur penerimaaan uang melibatkan beberapa bagian transaksi-transaksi
penerimaan uang tidak terpusat pada suatu bagian saja agar dapat memenuhi
prinsip-prinsip internal control.
Ruchiyat Kosasi, Auditing Prinsip
Accounting (2001 : 35) mengatakan bahwa diantara bagian-bagian yang terlibat di
dalam proses penerimaan uang, sebagai berikut :
1. Bagian surat masuk
2. K a s i r
3. Bagian piutang
4. Bagian pemeriksaan interen
Bagian surat masuk bertugas menerima
semua surat-surat yang diterima perusahaan. Surat yang berisi pelunasan
piutang harus dipisahkan dari surat-surat lainnya. Setiap
hari bagian surat membuat daftar penerimaan uang harian, mengumpulkan chek dan remittance advice.
Kecocokan antara jumlah dalam chek dengan jumlah dalam remittance menjadi
tanggung jawab bagian surat masuk.Setelah daftar penerimaan uang harian selesai
dikerjakan oleh bagian surat masuk, maka
daftar tersebut didistribusi oleh kepala bagian yang bersangkutan, satu lembar bersama-sama dengan
chek di serahkan kepada kasir.
Dari Satu lembar bersama dengan
remitttance advice diserahkan kepada seksi piutang. Jika dalam surat yang
diterima oleh bagian surat masuk terdapat remittance sesudah diterima, amplop
dari langganan dapat digunakan sebagai remittance sesudah ditulis jumlahnya
pada halaman muka amplop tersebut.
Kasir bertugas menerima uang yang berasal
dari bahan surat masuk pembayaran langsung dari penjualan oleh salesman. Kasir
membuat surat setoran kebank dan menyetorkan semua uang yang diterimanya.
Agar penerimaan uang ini dapat diawasi
dengan baik, maka satu lembar bukti
sebagai setoran dari bank langsung dikirm ke bagian akuntansi. Bukti setoran
yang diterima di bagian akuntansi dicocokkan dengan daftar penerimaan uang yang
dibuat oleh bagian surat masuk dan oleh kasir. Salah satu cara pengawasan
penerimaan uang langsung oleh kasir dapat dilakukan dengan dibuatnya bukti kas
masuk yang di beri nomor urut yang
dicetak
Sumber
dan bentuk penerimaan
uang menurut Zaki Baridwan (2003 ; 199), sebagai berikut penerimaan
uang/ kas biasanya berasal dari berbagai bentuk sumber, ada sumber yang sering
terjadi seperti pelunasan piutang, penjualan tunai, tetapi ada pula sumber
penerimaan yang jarang terjadi, seperti penjualan aktiva tetap.
Selain sumber-sumber tersebut,
penerimaan-penerimaan uang bisa juga berasal dari adanya pinjaman baik dari
bank maupun dari pinjaman wesel. Apabila terjadi setoran model baru, maka ini
juga merupakan sumber penerimaan kas.
Formulir-formulir yang digunakan dalam
prosedur penerimaan uang menurut Zaki Baridwan, Akuntansi Keuangan (2003 : 100)
adalah sebagai berikut
1. Dokumen (bukti) asli pendukung setiap penerimaan uang yang terdiri dari :
-
Pemberitahuan tentang pelunasan dari para langganan (remittance advice)
atau amplop.
-
Bukti penerimaan uang yang diberi nomor urut yang di cetak dan dibuat oleh kasir untuk
penerimaan uang langsung.
-
Pita daftar penjualan tunai
-
Pemberitahuan tentang pelunasan, daftar penjualan salesman.
-
Pemberitahuan dari bank tentang pinjaman, penagihan oleh bank.
2. Data harian
yang menunjukkan kumpulan ataukah ringkasan
penerimaan kas yang terdiri dari :
-
Bukti setoran ke bank
- Daftar penerimaan kas harian (dibuat oleh
kasir) dan daftar penerimaan kas harian
(yang dibuat oleh bagian surat masuk).
-
Ringkasan cash register
-
Proof tapes
3. Buku jurnal (book of original entry)
- Jurnal penerimaan uang (terperinci)
- Kombinasi proof shhet dengan jurnal
penerimaan uang.
4. Buku pembantu piutang dan buku besar
Uang tunai/ kas adalah barang
yang mudah menjadi sasaran pencurian dan penyelewengan, karena uang itu mudah
dibawa, maka mudah disimpang dan mudah digunakan untuk mengadakan transaksi.
Oleh karena itulah pengawasan yang baik sangat diperlukan, sejak saat
diterimannya sampai dimaksudkan ke dalam
basi peti atau ( brankas ), atau langsung disimpang kebank agar uang tersebut dapat
terhindar dari beberapa bahaya (resiko) yang bisa melanda perusahaan.
Untuk bisa menyusun suatu manual atau
pedoman tentang sistem dan prosedur pencatatan kas, maka terlebih dahulu harus
diadakan analisa tentang fungsi daripada pengeluaran kas tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut,
Ruchiyat Kosasi, Auditing, Prinsip Accounting, (2001 :102) mengemukakan,
sebagai berikut :
1. Pengeluaran kas
harus diperinci agar
dapat disusun suatu ikhtisar
laporan dan pencatatan, dari kedalam
jurnal pengeluaran kas.
2. Dalam perusahaan kecil,
pos-pos debet dapat berasal dari "voucher
register", jurnal pembelian
(buku pembelian), atau dari perincian
faktur-faktur terpisah dari prosedur jurnal ataukah catatan harian. Jadi buku
jurnal atau pencatatan pengeluaran kas
dipakai sebagai kontrol chek terhadap
buku-buku tersebut di atas.
3. Sebagian besar pos-pos debet sebagai lawan pengeluaran
kas adalah pos-pos harta, utang dan biaya tetapi juga bisa berakibat pos debet
pada kelompok rekening dalam neraca serta rugi laba. Catatlah pengeluaran kas
dengan baik dan posting ke pos debet. Suatu sistem efektif mengenai pengeluaran kas hal sangatlah penting sehingga tidak kalah
pentingnya dengan sistem yang ada pada penerimaan kas. Oleh karena pengurus dan
pimpinan suatu perusahaan harus mengirim
surat dan dapat menjelaskan mengenai
siapa yang berwewenang untuk menandatangani chek. Semua pembayaran/
pengeluaran kas, sebaiknya dilakukan dengan chek atau nama perusahaan ataukah
chek voucher, merupakan suatu formulir yang dikirim kepada kreditur sebagai
pemberitahuan tentang pembayaran bersama dengan cheknya, tembusannya merupakan
catatan utang yang menunjukkan suatu persetujuan pembayaran, sehingga bukti tanda terima dapat
diperoleh secara otonomi. Oleh karena penandatanganan chek-chek yang cukup
banyak ini yang memerlukan suatu ketelitian dan keamanan sehingga mereka yang
menandatangani chek harus mempertanggung jawabkan setiap transaksi yang
meragukan atau tidak dimengerti sepenuhnya.
Meskipun sistem pengendalian interen tidak dapat disesuaikan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi, tetapi dalam hal ini perlu adanya
pedoman dalam pembukuan.
Sistem dan pembukuan dalam pengendalian interen
yang perlu diperhatikan, sebagai berikut
:
1. Sebelum faktor pembelian
disetujui untuk dibayar, harus dilakukan pemeriksaan perhitungan-perhitungannya
dalam faktur dan dokumen-dokumen pendukungnya.
2 Dalam
hal adanya retur pembelian, maka jumlahnya harus dapat
ditentukan untuk mengurangi hutang yang akan dibayar.
3. Semua hutang dibayar dalam periode potongan
sehingga diperoleh potongan pembelian.
4. Jumlah saldo dalam buku pembantu hutang harus
cocok dengan besarnya saldo rekening kontrolnya dan dengan surat pernyataan
piutang dari penjual (kreditur).
5. Semua pengeluaran uang harus
dengan chek kecuali untuk pengeluaran dari kas kecil.
6. Pembentukan dana kas kecil dengan inpers
sistem.
7. Penandatanganan chek harus dipisahkan dari
orang yang memegang buku chek.
8. Petugas yang menandatangani
chek dibedakan dari petugas yang menyetujui pengeluaran kas dan sedapat mungkin
ke- duanya harus menyarankan uang
jaminan.
9. Harus ada pertanggung jawaban dari pemegang
buku chek tentang nomor-nomor chek yang digunakan, serta yang di- batalkan.
10. Tanggung jawab
penerimaan uang harus dipisahkan
dari tanggung jawab atas pengeluaran kas, dimana prinsip ini tidak
berlaku untuk lembaga-lembaga keuangan seperti bank.
11. Petugas pengeluaran uang harus dipisahkan dari
petugas
yang mengerjakan pembukuan kas.
12. Rekonsiliasi dibuat
laporan dilakukan oleh
petugas yang tidak menandatangani chek, atau menyetujui
pengeluaran.
13. Persetujuan pengeluaran uang
harus didukung dengan faktur dari penjual yang sudah disetujui serta
dokumen-dokumen pendukung lainnya.
14. Chek untuk pengisian kas
kecil dan gaji pegawai harus dibuat atas nama penerima.
15. Sesudah dibayar, semua
dokumen pendukung harus di cap lunas atau dilubang agar tidak digunakan lagi.
16. Dilakukan cuti berkala untuk petugas-petugas
pengeluaran uang kas.
17. Transfer uang antara bank
harus dengan izin khusus dan dibuat rekening perantara.
Comments
Post a Comment