ASKEP BAYI BALITA


DEFINISI BAYI BARU LAHIR, NEONATUS, BAYI, BATITA, BALITA, ANAK DAN BATASANNYA
Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama 1 jam pertama kelahiran.
Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.
Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi yang baru keluar dari rahim seorang ibu melalui jalan kelahiran normal atau dengan bantuan alat tertentu sampai usia 1 bulan.1,2,3
Menurut Dep. Kes. RI, (2007) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.4

Neonatus
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 28 hari. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 8-28 hari. (Wafi Nur Muslihatun, 2010).

Bayi
Bayi merupakan individu yang berusia 0-12 bulan yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi (Wong, 2003).
Menurut Soetjiningsih (2004), bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun.
Dengan pembagian sebagai berikut: a. Masa neonatal, yaitu usia 0 – 28 hari 1). Masa neonatal dini, yaitu usia 0 – 7 hari 2). Masa neonatal lanjut, yaitu usia 8 – 28 hari b. Masa pasca neonatal, yaitu usia 29 hari – 1 tahun.

Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 1 tahun.2
Batita dan Balita
Balita adalah masa anak mulai berjalan dan merupakan masa yang paling hebat dalam tumbuh kembang, yaitu pada usia 1 sampai 5 tahun. Masa ini merupakan masa yang penting terhadap perkembangan kepandaian dan pertumbuhan intelektual. (Mitayani, 2010)
Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.
Balita adalah istilah  umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas. (Sutomo, 2010).5

Anak
Menurut UU No.44 thn 2008 Pasal 1 angka 4 “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18
(delapan belas) tahun “.6
Menurut Depkes RI (2009), Masa kanak-kanak adalah 5 – 11 tahun.

Kategori Umur Menurut Depkes RI (2009):

Masa balita                     = 0 – 5 tahun,
Masa kanak-kanak          = 5 – 11 tahun.
Masa remaja Awal          =12 – 1 6 tahun.
Masa remaja Akhir         =17 – 25 tahun.
Masa dewasa Awal         =26- 35 tahun.
Masa dewasa Akhir         =36- 45 tahun.
Masa Lansia Awal           = 46- 55 tahun.
Masa Lansia Akhir           = 56 – 65 tahun.
Masa Manula                  = 65 – sampai atas.7
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi pada jam pertama setelah kelahiran, dilanjutkan sampai 24 jam setelah lahir.1,2,3
Asuhan pada neonatus, bayi, batita dan balita adalah kemampuan untuk memberikan asuhan pada neonatus (24 jam setelah lahir sampai dengan 28 hari) bayi dan balita yang didasari oleh konsep, sikap dan keterampilan.2

Tahap Perkembangan Bayi dan Balita dari Usia 1 Bulan hingga 5 Tahun
Tahap perkembangan bayi merupakan hal yang penting untuk selalu di follow-up. Seorang anak kecil tidak sama dengan orang dewasa berukuran lebih mini. Anak kecil masih merngalami proses pertumbuhan serta perkembangan. Dua proses ini merupakan hal yang penting bagi masa depan anak. Keterlambatan atau kelainan pada tahap perkembangan bayi dapat berdampak buruk bagi anak. Hal inilah alasan mengapa mengetahui tahap perkembangan bayi menjadi hal yang penting.

Mengetahui tahap perkembangan bayi bukanlah hanya sekadar mencatat perubahan tinggi badan, berat badan atau lingkar kepala. Hal lain yang harus selalu dipantau dari perkembangan bayi adalah kemampuan motoriknya, suatu kemampuan dengan menggunakan otot, dan kemampuan berbahasanya. Banyak dokter anak yang setuju bahwa orangtua sebaiknya mengetahui tahap perkembangan bayi dengan maksud agar dapat melakukan intervensi dini bila anak mengalami keterlambatan.

Panduan Tahap Perkembangan Bayi
Perkembangan ialah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh menjadi lebih kompleks yang sifatnya kualitatif. Mengukur perkembangan lebih sulit dibandingkan pertumbuhan yang dapat dinilai secara kuantitatif. Sifat perkembangan adalah bertahap dan berurutan. Dan perkembangan pada tahap sebelumnya merupakan dasar bagi tahap perkembangan selanjutnya. Contohnya anak pasti akan lebih dahulu dapat berdiri sebelum berjalan dan berdiri merupakan dasar dari kemampuan berjalan.

Perlu diketahui bahwa panduan tahap perkembangan bayi ini merupakan patokan kasar. Misalnya seorang anak dapat berjalan pada umur 1 tahun, ada pula anak lain yang dapat berjalan pada usia 14 bulan atau 9 bulan namun ternyata normal. Jangan membanding -bandingkan perkembangan bayi Anda dengan teman sebayanya atau saudaranya. Karena anak merupakan seorang individu yang memiliki keunikannya tersendiri.

Urutan Tahap Perkembangan Bayi dan Balita

Usia 1 bulan
·         Tangan dan kaki bergerak aktif
·         Kepala menoleh ke samping kanan dan kiri
·         Bereaksi terhadap bunyi-bunyian
·         Menatap wajah orangtua atau orang lain
Usia 2 bulan
·         Mengangkat kepala dan leher ketika sedang tengkurap
·         Tersenyum ketika mendengar suara orangtua atau orang lain
·         Mata dapat mengikuti gerakan orang lain
Usia 3 bulan
·         Menggenggam benda /objek / mainan
·         Tersenyum pada orang lain
·         Mulai membuat suara dengan mulutnya (cooing), tertawa bahkan berteriak
Usia 4 bulan
·         Dapat mengangkat kepalanya dengan tegak
·         Mulai mengeluarkan suara yang mirip dengan kata -kata (babbling)
·         Tertawa bila diajak berkomunikasi
·         Senang bermain dengan orang lain dan menangis bila permainan dihentikan
·         Senang meniru suara -suara
·         Meniru mimik muka orang lain seperti cemberut atau tersenyum
·         Mulai mengenal orang tua dari kejauhan
·         Menggerakan tangan ke mulut
Usia 6 bulan
·         Mengenali mana wajah yang dikenal mana yang asing
·         Berguling dari perut ke punggung, lalu dari punggung ke perut
·         Memindahkan benda / objek dari tangan yang satu ke tangan yang lainnya
·         Menaruh benda / objek ke dalam mulut
·         Senang bermain dengan orang lain terutama orangtua
·         Memperlihatkan rasa penasaran terhadap objek yang jauh dari jangkauannya dan mencoba mengambilnya
·         Mulai belajar duduk
·         Merespon bila dipanggil namanya
·         Menemukan benda / objek yang tidak kelihatan dari pandangannya
Usia 9 bulan
·         Mulai takut kepada orang asing
·         Tergantung pada orangtua (tidak mau dengan orang lain)
·         Mempunyai mainan favorit
·         Mengerti ‘tidak’
·         Menunjuk sesuatu menggunakan jari
·         Posisi duduk tanpa dibantu
·         Berdiri dengan berpegangan
·         Mulai merangkak
·         Dapat mengatakan ‘mama’ atau ‘papa’ atau ‘dada’

Usia 12 bulan
·         Menangis bila orangtua tidak ada
·         Menunjukkan rasa takut atau malu pada orang asing
·         Menggelengkan kepala untuk menunjukkan ‘tidak mau’
·         Berjalan tanpa alat bantu (misalnya berpegangan ke dinding)
·         Mengatakan / berbicara minimal satu kata
·         Senang meniru perilaku orang lain
·         Minum dari gelas
Usia 18 bulan
·         Dapat menunjukkan kemarahan
·         Berjalan tanpa alat bantu dan bantuan orang lain
·         Mengatakan / berbicara minimal 15 kata
·         Menunjuk bagian hal yang ia sukai
·         Menunjuk bagian tubuhnya sendiri
·         Mengetahui benda -benda sederhana seperti sikat gigi, sendok, gelas
·         Mulai senang mencoret -coret
Usia 2 tahun
·         Mengetahui nama / panggilan orang yang familiar atau anggota tubuh
·         Berlari dan melompat
·         Berjinjit
·         Menendang bola
·         Mulai belajar berlari
·         Berbicara / mengatakan kalimat yang terdiri dari 2 kata
·         Mengikuti / menuruti instruksi sederhana
·         Bermain peran
·         Dapat membedakan benda berdasarkan warna dan bentuk
Usia 3 tahun
·         Menunjukkan perhatian pada teman sebaya
·         Menunjukkan beragam emosi
·         Mulai dapat berpisah dari orangtua
·         Memakai baju sendiri
·         Mengetahui nama teman
·         Memanjat
·         Berbicara / mengatakan kalimat yang terdiri dari banyak kata
Usia 4 tahun
·         Senang melakukan hal baru
·         Lebih senang bermain dengan teman sebaya disbanding dengan diri sendiri
·         Bekerjasama dengan anak lain
·         Dapat bernyanyi dengan lirik yang familiar seperti ‘Balonku’
·         Dapat bercerita
·         Menggambar lingkaran dan persegi
·         Mengendarai sepeda roda 3
·         Anak usia 3 -4 tahun adalah tahap perkembangan bayi dan balita yang menginjak fase keras kepala
Usia 5 tahun
·         Lebih mentaati dan mengerti peraturan
·         Senang bernyanyi dan menari
·         Mengerti mengenai perbedaan gender
·         Menunjukkan kemandirian (misalnya dapat pergi ke rumah tetangga sendirian)
·         Dapat berhitung lebih dari 10 benda / objek
·         Dapat menggambar orang dengan minimal 6 anggota tubuh
·         Dapat menulis angka dan huruf
·         Dapat ke toilet mandiri dan tanpa bantuan
·         Ngompol merupakan hal yang wajar hingga anak mencapai usia 4 -5 tahun
·         Mengetahui dan memberitahu namanya sendiri dan alamat sendiri

Perlu diingat bahwa tidak semua anak akan mengikuti panduan tahapan perkembangan bayi seperti di atas. Perkembangan banyak dipengaruhi oleh faktor lain. Misalnya saja kepribadian anak. Anak yang penakut dan kurang aktif atau senang melakukan pengamatan objek secara mendetail biasanya dapat berjalan lebih lambat. Anak yang tidak penakut dan selalu aktif akan dapat berjalan lebih cepat.
Orangtua dan orang rumah pun turut menjadi faktor di tahapan perkembangan bayi. Orangtua yang lebih sering mengajak anaknya bicara akan membuat anak berkembang lebih baik di bidang bahasanya. Maka sangatlah penting untuk selalu merangsang bayi Anda berbahasa dengan mengajaknya berinteraksi. Orangtua pun hendaknya merangsang anak untuk melakukan gerakan seperti duduk, berdiri dan berjalan.
Mengetahui tahapan perkembangan bayi dan balita memang hal yang menguntungkan. Sebab Anda dapat menjadikan panduan ini sebagai pertimbangan dasar dari penilaian perkembangan anak Anda. Jangan lupa untuk membawanya ke dokter bila anak telah terlambat 4 bulan dari waktu panduan ini.

KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRA SEKOLAH
PEMBAHASAN
Kebutuhan-kebutuhan Dasar Anak untuk Tumbuh Kembang yang optimal meliputi Asuh, Asih, dan Asah yaitu:



A. Kebutuhan Fisik-Biologis (ASUH):
Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi, imunisasi, kebersihan tubuh & lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain dan beristirahat.
Nutrisi : Harus dipenuhi sejak anak di dalam rahim. Ibu perlu memberikan nutrisi seimbang melalui konsumsi makanan yang bergizi dan menu seimbang. Air Susu Ibu (ASI) yang merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi terutama pada 6 bulan pertama (ASI Eksklusif).

a)      Imunisasi : anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
b)      Kebersihan : meliputi kebersihan makanan, minuman, udara, pakaian, rumah, sekolah, tempat bermain dan transportasi
c)      Bermain, aktivitas fisik, tidur : anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik dan tidur karena hal ini dapat merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang metabolisme karbohidrat, lemak, dan  protein merangsang pertumbuhan otot dan tulang merangsang perkembangan.
d)     Pelayanan Kesehatan: anak perlu dipantau/diperiksa kesehatannya secara teratur. Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan dilakukan SDIDTK minimal 2 kali setahun. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi setiap bulan Februari dan bulan Agustus.
e)      Tujuan pemantauan yang teratur untuk : mendeteksi secara dini dan menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang, mencegah penyakit serta memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.

KRITERIA POLA ASUH ANAK
Pola asuh orangtua terhadap perilaku anak memiliki beberapa kriteria yaitu (Syamsul, 2005):
Pola asuh Authoritarian — Pola asuh orangtua, dimana sikap orangtua yang rendah, namun kontrolnya tinggi, suka menghukum secara fisik dan bersikap komando.
Pola asuh Permissive — Pola asuh orangtua, dimana sikap orangtua meningkat namun kontrolnya rendah, memberikan kebebasan terhadap anak untuk mengatakan dorongan keinginannya.
Pola asuh Authoritative — Pola asuh oragtua, dimana sikap yang meninggat dan kontrolnya meningkat, bersikap responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan, memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik atau buruk.
Pola asuh Dominan — Pola asuh orangtua yang mendominasi dalam segala hal yang menyangkut remaja dalam tindakan sehari-hari.
Pola asuh Submission — Orangtua cenderung senantiasa memberikan sesuatu yang diminta anak berperilaku semaunya dirumah.
Pola asuh Overdisplin — Orangtua senantiasa mudah memberikan hukuman, menanamkan kedisiplinan secara keras.
B.  Kebutuhan kasih sayang dan emosi (ASIH):
Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (bahkan sejak dalam kandungan), anak mutlak memerlukan ikatan yang erat, serasi dan selaras dengan ibunya untuk  menjamin tumbuh kembang fisik-mental dan psikososial anak dengan cara:

a)      menciptakan rasa aman dan nyaman, anak merasa dilindungi,
b)      diperhatikan minat, keinginan, dan pendapatnya diberi contoh (bukan dipaksa)
dibantu, didorong/dimotivasi, dan dihargai dididik dengan penuh kegembiraan, melakukan koreksi dengan kegembiraan dan kasih sayang (bukan ancaman/ hukuman).
C. Kebutuhan Stimulasi (ASAH):
Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak. Dasar perlunya stimulasi dini:
Milyaran sel otak dibentuk sejak anak di dalam kandungan usia 6 bulan dan belum ada hubungan antar sel-sel otak (sinaps)orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps).
Semakin sering di rangsang akan makin kuat hubungan antar sel-sel otak semakin banyak variasi maka hubungan antar se-sel otak semakin kompleks/luas merangsang otak kiri dan kanan secara seimbang untuk mengembangkan multipel inteligen dan kecerdasan yang lebih luas dan tinggi.- stimulasi mental secara dini akan mengembangkan mental-psikososial anak seperti: kecerdasan, budi luhur, moral, agama dan etika, kepribadian, ketrampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas, produktifitas, dst
Orang tua perlu menganut pola asuh demokratik, mengembangkan kecerdasan emosional, kemandirian, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan dan moral-spiritual anak. Selain distimulasi, anak juga perlu mendapatkan kegiatan SDIDTK lain yaitu deteksi dini (skrining) adanya kelainan/penyimpangan tumbuh kembang, intervensi dini dan rujukan dini bila diperlukan.




PENCEGAHAN INFEKSI
Pencegahan infeksi merupakan bagian yang terpenting dari setiap komponen perawatan bayi baru lahir. Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi karena sistem imunitasnya masih kurang sempurna (Sudarti dan Endang, 2010)
Menurut laporan kelompok kerja WHO pada bulan april 1994, dari 8,1 jutakematian bayi di dunia, 48% diantaranya adalah kematian neonatal. Sekitar 60% diantarnya merupakan kematian bayi berumur kurang dari 7 hari serta kematian bayi berumur lebih dari 7 hari akibat gangguan prinatal. Sekitar 42% kematian neonatal disebabkan oleh infeksi seperti tetanus neonatrum, sepsis, meningitis, pneumonia dandiare. Pada kematian neonatal disebabkan oleh karena infeksi, dua pertiganya dengan proses persalinan.
Pencegahan infeksi merupakan penata laksanaan awal yang harus dilakukan pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Pada saat penanganan bayi baru lahir, pastikan penolong untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir, adalah sebagai berikut :
Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak denganabayi.
Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum di mandikan.
Memastikan semua peralatan, termasuk klem, gunting dan benang tali pusat telah didisinfeksikan tingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru. Jangan pernah menggunakan bola karet penghisap untuk lebih dari satu bayi.
Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi, telah dalam keadaan bersih.
Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap kali setelah digunakan)
Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudaranya dengan mandi setiap hari ( puting susu tidak boleh disabun)
Membersihkan muka, pantat dan tali pusat bayi baru lahir dengan air bersih, hangat dan gunakan sabun setiap hari.
Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastikan orang yang memegang bayi sudah cuci tangan sebelumnya.
Upaya ini yang dilakukan untuk pencegahan terjadinya infeksi pada bayi baru lahir diantaranya adalah :



Pencegahan infeksi pada tali pusat
Upaya ini di lakukan dengan cara merawat tali pusat yang berarti menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing, kotoran bayi atau tanah. Pemakaian popok bayi diletakan disebelah bawah tali pusat. Apabila tali pusat kotor, cuci luka tali pusat dengan air bersih yang mengalair dengan sabun, segera di keringkan dengan kain kasa kering dan di bungkus dengan kasa tipis yang steril dan kering. Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur dan sebagainya pada luka tali pusat, sebab akan menyebabkan infeksi dan tetanus yang dapat berakhir dengan kematian neonatal. Tanda-tanda infeksi tali pusat yang harus di waspadai antara lain kulit seklitar tali pusat berwarna kemerahan, ada pus / nanah dan berbau busuk. Mengawasi dan segera melaporkan ke dokter jika pada tali pusat di temukan perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau bau busuk.

Pencegahan infeksi pada kulit
Beberapa cara yang di ketahui yang dapat mencegah terjadinya infeksi pada kulit bayi baru lahir atau penyakit infeksi lain adalah meletakkan bayi di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi, sehingga menyebabkan terjadi kolonisaimikroorganisme yang ada di kulit dan saluran pencernaan bayi dengan mikroorganisme ibu yang cendrung bersifat nonpatogen, serta adanya zat antibodi bayi yang sudah terbentuk dan terkandung dalam air susu ibu.

Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir
Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah merawat mata bayi baru lahir dengan mencuci tangan terlabih dahulu, membersihkan kedua mata segera setelah lahir dengan kapas atau sapu tangan halus dan bersih yang telah di bersihkan dengan air hangat. Dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir, berikan salep obat tetes mata untuk mencegah oftalmia neonatrum (tetrasklin 1%, Eritrosmin 0,5% atau Nitras Argensi 1%), biarkan obat tetap pada mata bayi dan obat yang ada di sekitar mata jangan dibersihkan. Setelah selesai merawat mata bayi, cuci tangan kembali. Keterlambatan memberikan salep mata, misalnya bayi baru lahir diberi saleb mata setelah 1 jam setelah lahir, merupakan sebab tersering kegagalan upaya pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir.

Imunisasi
Pada daerah resiko tinggi infeksi tuberkulosis, imunisasi BCG harus di berikan pada bayi segera setelah lahir. Pemberian dosisi pertama tetesan polio di anjurkan pada bayi segera setelah lahir atau pada umur 2 minggu. Maksud pemberian imunisasi polio secara dini adalah untuk meningkatkan perlindungan awal. Imunisai Hepatitis B sudah merupakan program nasional, meskipun pelaksanaanya di lakukan secara bertahap. Pada daerah resiko tinggi, pemberian imunisai Hepatitis B di anjurkan pada bayi segera setelah lahir.

RAWAT GABUNG
Pengertian rawat Gabung
Rawat gabung adalah cara perawatan ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh dalam seharinya.
Dengan kata lain rawat gabung adalah suatu sistem perawatan ibu dan bayi bersama sama atau pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu waktu atau setiap saat ibu tersebut dapat menyusui bayinya.

Pembagian Rawat Gabung
Menurut sifatnya, rawat gabung dibedakan menjadidua yaitu:
·         Rawat gabung kontinu, yaitu bayi berada disamping ibu terus menerus.
·         Rawat gabung intermitten, yaitu bayi hanya sewaktu waktu saja bersama ibu, misalnya pada saat akan menetek saja.

Tujuan rawat gabung secara umum
·         Membina hubungan emosional antara ibu dan bayi
·         Meningkatkan penggunaan ASI
·         Pencegahan infeksi dan
·         Pendidikan kesehatan bagi ibu.

Ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi yang benar yang dilakukan oleh petugas.

Adapun Syarat dilakukannya rawat gabung antara lain yaitu :
·         Bayi lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong
·         Apabila bayi lahir dengan tindakan, rawat gabung dilakukan setelah bayi cukup sehat
·         Refleks menghisap baik.
·         Tidak ada tanda tanda infeksi dll.
·         Apabila bayi lahir dengan seksio sesarea dengan pembiusan umum, rawat gabung dilakukan setelah ibu sadar dan bayi tidak mengantuk. ,4-6 jam setelah operasi usai.
·         Nilai APGAR >7
·         Umur kehamilan ≥37 minggu
·         Berat lahir ≥2.500 gram
·         Tidak terdapat tanda tanda infeksi intrapartum
·         Bayi dan ibu dalam keadaan sehat.
Kontraindikasi Rawat Gabung

Dari ibu:
·         Kardiorespirasi tidak normal ( ibu ibu dengan Compensatio cordis tingkat III tidak dianjurkann menyusui)
·         Pascaeklamsi kesadaran belum baik.
·         Infeksi akut(tuberkulosis aktif), Hepatitis, HIV/AIDS, citomegalovirus (CMV), herpes, kanker payudara, dan psikosis.

Dari bayi:
·         Bayi kejang/ kesadaran menurun
·         Penyakit jantung/paru berat
·         Bayi yang memerlukan perawatan khusus/pengawasan intensif
·         Bayi dengan cacat bawaan tidak mampu menetek
·         Manfaat rawat gabung antara lain :

Aspek fisik
·         Mengurangi kemungkinan infeksi silang dari pasien lain atau petugas.
·         Dengan menyusui dini kolostrum dapat memberikan kekebalan.
·         Ibu dengan mudah dapat mengetahui perubahan perubahan yang terjadi pada bayinya  karena setiap saat dapat melihat bayinya.
Aspek Fisiologis
·         Terjalin proses lekat akibat sentuhan badaniah antar ibu dan bayinya
·         Bayi merasa terlindungi
Aspek edukatif
·         Ibu mempunyai pendidikan dan pengalaman yang berguna sehingga mampu menyusui serta merawat bayinya.
Aspek ekonomi
·         Penghematan anggaran dan pengeluaran untuk pembelian susu buatan.
Aspek medis
·         Menurunkan terjadinya infeksi nosokominal juga menurunkan angka morbiditas dan mortalitas(Muslihatun, 2010).

Comments

Popular posts from this blog

SKENARIO PENERIMAAN TAMU DENGAN PERJANJIAN

Naskah Drama Siti Nurbaya dalam Bahasa Minang

CONTOH DIALOG RAPAT 6 ORANG TENTANG PRODUK BARU