Makalah Asmaul Husna Al-Akhir

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan kami dari para juru nasehat dan yang memberi pengertian kepada kami tenteng ilmu-ilmu ulama yang melekat. tetapkanlah Rahmat dan salam sejahtera kepada Nabi Muhammad SAW , pembawa Islam yang sanggup melenyapkan agama-agama orang kafir dan musyrik demikian pula RahmatNy dan salam kepada keluarga dan para sahabat beliau yang teguh menjalankan syariatnya .
Alhamdulilah berkat Rahmat Allah SWT kami dapat menyelesaikan tugas membuat makalah yang berjudul “Memahami Asmaul Husna Al AKhir “  tersusunya makalah ini
tidak lupa kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada guru pembimbing, Harapan semoga dapat menjadi amal jariyah beliau yang amat berjasa kepada kami .Amin.
Dan karena tidak ada gading yang tak retak maka kami sangat mengharapkan koreksi dan tegur sapa para guru ,cerdik pandai dan semua pembaca demi penyempurnaan langkah kami selanjutnya .
Demikianlah semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan kaum muslimin pada umumnya amin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


                                                                                             Tanjung Ampalu 15 Agustus 2017


                                                                                            Penulis







DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...............................................................
Daftar isi .........................................................................
BAB I
Pendahuluan
a.  Latar belakang ............................................................
b.  Rumusan masalah ......................................................
c.  Tujuan .......................................................................
BAB II
Pembahasan
a.       Pengertian Asmaul Husna........................................
b.      Memahami Asmaul husna ............... ........................
Al - akhir .........................................................................
Contoh penerapan Asmaul Husna Al-Akhir ......................
Contoh sikap meneladani asma al-akhir ...........................
BAB III       
PENUTUP
Kesimpulan ......................................................................
DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rukun Iman pertama adalah Iman kepada Allah Swt, beriman kepada Allah Swt berarti percaya dan yakin dengan sepenuh hati  bahwa Allah Swt , itu benar – benar ada dengan segala kesempurnaan – Nya untuk mengetahui kesempurnaanya salah satunya adalah dengan mengetahui 20 sifat Allah dan 99 Asmaul Husna.
Sesungguhnya kesempurnaan Allah Swt itu dapat kita rasakan dengan kehidupan sehari-hari dari segala apa yang diciptakannya , Allah menciptakan matahari, laut,air, udara binatang, dan lain sebagainya untuk menunjukkan kesempurnaanya Allah tidak membutuhkan peribadatan manusia , tetapi manusialah yang membutuhkan adanya Allah, manusia harus selalu meminta dan memohon perlindungan kepada Allah denga berdoa menggunaakan Asmaul Husna.
B.Rumusan Masalah
1.      Menguraikan  Asmaul Husna yakni
2.      Meneladani sifat-sifat Allah yang terkandung dalam  Asmaul Husna Al-Akhir  dalam kehidupan sehari-hari.
C. Tujuan
Dengan adanya makalah ini maka kami bertujuan untuk :
1.      Menjelaskan tentang Asma’ul Husna.
2.      Mengetahui dan memahami  dari Asma’ul Husna dalam kehidupan sehari-hari.










BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Asmaul Husna

Asmaul husna ada dua kata singkat tetapi memoliki makna yang dalam dan luas , Asmaul Husna adalah nama nama baik dan indah bagi Allah Swt, didalamnya mengandung sifat sifat kesempurnaan, kemuliaan dan keagungan Allah  Swt , para ulama telah banyak menulis buku yang membahas dan menggali makna yang terkandung dalam Asmaul Husna, hal ini menunjukkan betapa Asmaul Husna mengandung samudra nilai yang penting.
Ketika kita meminta sesuatu hajat kepada Allah , kita panggil Allah dengan Asmaul Husna yang menunjukan bahwa Allah bisa mengabulkan permintaan kita karena memang Allah Swt memiliki hal tersebut, misalnya :
Ketika meminta rezeki dalam doa kita , kita panggil allah swt dengan asmaul husna Ya Rozzzaq (wahai dzat yang maha pemberi rezeki) Ya Ghoni ( wahai dzat maha kaya) Ya Mughni (wahai yang maha memakmurkan )
Di samping itu dalam masyarakat islam  ketika memberi nama anak yang baru lahir, sangat baik dan sangat di anjurkan jika memberi nama anak tersebut dengan asmaul husna  yang memiliki arti dan makna yang bisa di teladani manusia , tentu dengan syarat di depan asmaul husna tersebut diawali dengan kata ‘abdun , yang artinya hamba Allah , misalnya abdur Rahim (hamba dzat yang maha pengasih ). dan lain sebagainya .
B.     Memahami asmaul husna
Cara mulia dan terpenting yang dapat mendekatkan seorang hamba kepada Allah adalah dengan bertawasul kepadaNya dengan nama-namaNya yang baik.Allah telah memerintahkan kita dalam Al-Qur'an untuk berdoa dengan menyebut nama-namaNya,sebagaimana firmanNya : "Hanya milik Allah-lah al-Asma al-Husna',maka bermohonlah dengan menyebut Asmaul al-Husna' itu dan tinggalkan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam ( menyebut ) nama-namaNya.Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan."
( QS. Al-A'raf " 180 ).
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam juga bersabda : "Sesungguhnya Alah memiliki sembilan puluh sembilan nama,seratus kurang satu,barangsiapa menjaganya.ia akan masuk Jannah ".
( HR. Bukhari dan Muslim ).


Al-AKhir
Al-Akhir adalah Zat yang memiliki sifat kekal dan Mahaakhir yang tidak ada sesuatu pun setelahNya.Dia Mahakekal tatkala semua makhluk hancur, Mahakekal dengan kekekalannya.
Nama ini disebutkan di dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala :
" Dialah Yang Awal dan Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu ".
( QS. Al-Hadid : 3 ).

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
" Ya Allah, Engkaulah Yang Mahaakhir, yang tidak ada sesuatu setelahMu ".
( HR. Muslim ).
Al-Akhir adalah Zat yang memiliki sifat kekal dan Mahaakhir yang tidak ada sesuatu pun setelahNya.Dia Mahakekal tatkala semua makhluk hancur, Mahakekal dengan kekekalannya.Adapun kekekalan makhlukNya adalah kekekalan yang terbatas, seperti halnya kekekalan Jannah, neraka dan apa yang ada di dalamnya.Jannah adalah makhluk yang Allah ciptakan dengan ketentuan, kehendak, dan perintahNya.
Allah berkehendak untuk menetapkan makhluk yang kekal dan yang tidak, namun kekekalan makhluk itu tidak secara zat dan tabiat, karena secara tabiat dan zat, seluruh makhluk ciptaan Allah adalah fana (tidak kekal).Sifat kekal tidak dimiliki oleh makhluk, kekekalan yang ada hanya sebatas kekal untuk beberapa masa sesuai dengan ketentuanNya.
Sedangkan zat dan sifat Allah Subhanahu Wa Ta'ala seperti wajah, keperkasaan, kemahatinggian, rahmat, tangan, kemampuan, kerajaan, dan kekuatan Allah adalah sifat yang kekal abadi.Kekal adalah sifat Zat Allah, karena Allah adalah Zat yang Mahaakhir tiada sesuatupun setelahNya.
Doa-doa yang berkaitan dengan nama Al-Akhir
Rasulullah berdoa dengan doa berikut :
Ya Allah, Engkau adalah Mahaawal yang tiada sesuatu sebelumMu, Engkau adalah Mahaakhir yang tiada sesuatupun setelahMu, aku berlindung kepadaMu dari kejahatan setiap makhluk yang ubun-ubunnya berada di tanganMu, dan aku berlindung kepadaMu dari dosa dan sifat malas dan aku berlindung kepadaMu dari adzab kubur dan fitnahnya, aku berlindung kepadaMu dari perbuatan dosa dan terlilit hutang.Ya Allah, bersihkan hatiku dari dosa sebagaimana Engkau bersihkan baju putih dari najis.Ya Allah, jauhkan diriku dan kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat ".
( Mustadrak al-Hakim (1922 ) ).
Orang yang mengesakan Al-Akhir akan menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan hidup yang tiada tujuan hidup selainNya, tidak ada permintaan kepada selainNya, dan segala kesudahan tertuju hanya kepadaNya, dan segala kesudahan tertuju hanya kepadaNya.Oleh sebab itu, jadikanlah akhir kesudahan kita hanya kepadaNya, karena sungguh akhir kesudahan hanya kepada Rabb kita, seluruh sebab dan tujuan jalan akan berujung ke haribaanNya semata.
Orang yang mengesakan Al-Akhir akan selalu merasa membutuhkan Rabbnya, ia akan selalu mendasarkan apa yang diperbuatnya kepada apa yang telah ditetapkan oleh Allah untuk hambaNya, karena ia mengetahui bahwa Allah adalah pemilik segala kehendak, hati dan niat.
Barangsiapa yang Allah kehendaki untuk menyimpang darinya maka ia akan menyeleweng, sebaliknya siapa yang dikehendaki selalu lurus dalam niat dan kehendaknya maka ia kan berlaku lurus sesuai ketetapanNya.
Dialah Allah yang menciptakan makhluk sesuai dengan ketentuan dan kehendakNya.Dia pula yang menyelamatkan makhluk dari qadhaNya dengan qadhaNya pula.
Orang yang mengesakan Al-Akhir akan berlindung dari dirinya dengan diriNya, semua urusan dan hukum adalah milikNya, sesuatu yang dikehendakiNya untuk tidak terjadi maka tidak akan terjadi.Sebaliknya, jika Dia menghendaki untuk tidak terjadi maka tidak akan terjadi.
Mahasuci Allah Zat yang tiada seorang pun bisa sampai kepadaNya kecuali dengan petunjukNya, Dia tidak di taati kecuali dengan kehendakNya, kemuliaan di sisiNya tidak akan bisa di raih kecuali dengan ketaatan kepadaNya, tidak ada bisa taat kepadaNya, kecuali dengan taufik dan pertolonganNya.
Walhasil, seluruh urusan kembali kepadaNya, sebagaimana seluruh urusan itu bersumber dariNya.Dialah Zat Yang Mahasuci, Yang Mahaawal dan Yang Mahaakhir.

Contoh penerapan Asmaul Husna Al-Akhir
Allah Maha Akhir. Asma ini menegaskan tentang kemustahilan akan ketiadaan-Nya, sehingga asma ini bermakna tidak ada masa terakhir bagi Dzat dan Sifat-sifat-Nya.

Contoh sikap meneladani asma al-akhir
-Melaksanakan perintah Allah (sholat, puasa, sedekah)
-Menjauhi larangan Allah (menyekutukan-Allah)
-Tidak sombong dihadapan Allah dan sesama manusia

1. Perilaku yang Mencerminkan Iman kepada Hari Akhir
Iman kepada hari akhir akan berdampak pada perilaku dalam keseharian. Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan terlihat dari perilaku sehari-hari. Di antara perilaku yang mencerminkan iman kepada hari akhir sebagai berikut.

a. Selalu Berusaha Menjadi Lebih Baik
Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan berusaha menjadi lebih baik dari hari-hari yang telah terlewati. Jika kemarin ia melaksanakan satu kebaikan, hari ini akan berusaha untuk
melakukan dua atau lebih kebaikan. Seseorang yang beriman kepada hari akhir menginginkan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Jika hari kemarin lebih baik dari hari ini berarti seseorang termasuk golongan orang yang merugi.

b. Tidak Silau pada Gemerlap Dunia
Dunia dan seluruh isinya menawarkan kenikmatan sesaat. Orang-orang yang tidak menyadari akan tertipu oleh gemerlapnya dunia, mereka akan terseret dan tenggelam dalam kemegahan sesaat. Mereka lupa bahwa dunia hanya sementara. Mereka yang kaya bisa silau dengan kekayaan yang dititipkan kepadanya. Mereka yang miskin dapat melupakan tujuan penciptaannya karena kemiskinannya.
Hanya orang-orang yang beriman dan menyadari bahwa dunia ini hanya sementara yang tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia. Kekayaan merupakan suatu hal yang patut disyukuri. Kemiskinan yang datang tentunya tidak diharapkan. Kaya atau miskin merupakan cobaan dari Allah Swt. Orang kaya diuji dengan kekayaannya dan si miskin diuji dengan kemiskinannya. Jika si kaya menjadi orang yang bersyukur dan dapat mempergunakan kekayaannya dengan sebaikbaiknya (pada jalan yang diridai Allah) berarti ia termasuk orangorang yang beruntung. Si miskin yang bersyukur dengan kemiskinannya dan tetap menjalankan tujuan penciptaannya sebagai manusia, ia termasuk orang yang beruntung. Kaya atau miskin dapat mengantarkan seseorang pada kekufuran.
Si kaya atau si miskin hendaknya tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia yang tidak kekal. Kekuasaan yang dimiliki hendaknya tidak melenakan dari mengingat Allah Swt. Ingatlah kembali kisah Fir’aun. Fir’aun yang menjabat sebagai raja memiliki sifat takabur. Ia sangat sombong dengan jabatan yang dimilikinya. Bahkan, ia mengaku sebagai tuhan yang harus disembah oleh rakyatnya. Sungguh, perilaku yang tidak sepantasnya ditiru. Seseorang yang berkuasa hendaknya menyadari bahwa kekuasaan tersebut hanya sementara. Kekuasaan dapat berakhir oleh waktu. Oleh karena itu, seseorang tidak sepantasnya menyombongkan diri atas apa pun yang dititipkan kepadanya.

c. Tidak Iri atas Nikmat Orang Lain
Allah memberikan nikmat yang berbeda-beda kepada manusia. Ada manusia yang dikaruniai nikmat berupa kekayaan. Ada yang dikaruniai nikmat berupa keturunan, kecerdasan, keberuntungan, dan lain sebagainya. Terhadap nikmat yang diperoleh orang lain kita tidak boleh merasa iri. Iri dapat berupa sikap tidak rela orang lain mendapat nikmat dan ingin agar nikmat tersebut beralih kepadanya.

d. Bersikap Rendah Hati
Bersikap rendah hati terhadap apa pun yang dimiliki merupakan perilaku terpuji. Rendah hati berbeda dengan rendah diri. Orang yang rendah hati menyadari bahwa segala sesuatu yang dimiliki hanya titipan Allah Swt. Titipan yang setiap saat dapat diambil oleh pemiliknya. Oleh karena itu, seseorang yang rendah hati tidak pernah sombong dengan sesuatu yang dititipkan kepadanya. Ia merasa tidak patut bersikap sombong dan berbangga diri terhadap titipan Allah.

e. Menghindari Sifat Cinta Dunia dan Harta Secara Berlebihan
Cinta dunia dan harta secara berlebihan dihindari oleh orang yang beriman kepada hari akhir. Cinta dunia dan harta secara berlebihan bukanlah sikap seseorang yang beriman kepada hari akhir. Seseorang yang dikaruniai harta akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak. Oleh karena itu, seseorang yang beriman dan dikaruniai harta berlebih akan mempergunakan hartanya tersebut di jalan-Nya. Ia akan membelanjakan hartanya di jalan yang diridai Allah. Membantu fakir miskin, membantu pembangunan masjid, madrasah, rumah sakit, dan kegiatan lain yang diridai Allah Swt.

f. Bersikap Optimis dan Lapang Dada
Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan bersikap optimis dalam menghadapi segala sesuatu. Selain itu, orang yang beriman kepada hari akhir akan bersikap lapang dada dalam menghadapi segala musibah yang menimpa. Ketidakadilan sering dirasakan. Keadilan yang sesungguhnya adalah keadilan di akhirat kelak. Sikap optimis juga menjadi salah satu sikap yang dimiliki oleh orang yang beriman. Orang yang beriman akan menjalani kehidupan di dunia dengan sikap optimis. Ia merasa optimis bahwa segala kebaikan yang dilakukan akan mendapat balasan. Selain itu, ia juga optimis bahwa segala amal buruk akan mendapat balasan yang sesuai.
2. Penerapan Hikmah Beriman kepada Hari Akhir
Hari akhir merupakan hari perhitungan amal yang telah dilakukan selama hidup di dunia. Selanjutnya, amal tersebut akan dibalas dengan balasan yang sesuai. Amal baik akan mendapat balasan yang baik dan amal buruk akan mendapat balasan yang buruk. Pada hari kiamat kelak manusia akan dibangkitkan dari kubur. Tiupan nafiri oleh Malaikat Israfil atas perintah Allah Swt. menandai kebangkitan manusia dari kubur. Manusia dibangkitkan dari kubur dan berbondong-bondong menuju padang Mahsyar. Di padang Mahsyar manusia menunggu panggilan Allah Swt. Manusia akan dipanggil untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Tidak ada satu pun manusia yang tidak dimintai pertanggungjawaban.

Peristiwa yang akan terjadi ini hendaknya membuat kita sadar sehingga selalu berhati-hati dalam berbuat. Berpikir beribu kali ketika akan melakukan perbuatan maksiat. Satu perbuatan maksiat terlalu banyak untuk dilaksanakan. Satu perbuatan baik terlalu sedikit untuk dilaksanakan dan dijadikan bekal dalam perjalanan selanjutnya. Allah Swt. telah menyediakan surga bagi hamba-hamba yang beriman dan menjalankan amal saleh. Selain itu, Allah Swt. juga menyediakan neraka bagi mereka yang senantiasa berbuat maksiat dan melanggar perintah-Nya. Agar dapat merasakan nikmat tinggal di surga, seseorang harus menjalankan perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya. Menjalankan perintah Allah Swt. dirasakan sangat berat. Meskipun demikian, perintah-Nya harus dilaksanakan dan larangan-Nya harus dijauhi. Usaha maksimal harus kita lakukan agar dapat menjalankan perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya. Perbuatan maksiat atau perbuatan yang melanggar larangan Allah Swt. lebih mudah dilaksanakan. Jalan berbuat maksiat lebih banyak dan lebih mudah ditemui. Agar dapat menjauhi larangan Allah Swt. juga diperlukan usaha sekuat tenaga.



















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kita harus menyakini Asmaul Husna, Allah tentu saja bukan hanya menghafalkannya tetapi juga memahami , merenungi, dan mengaplikasikannya dengan kehidupan sehari-hari dengan cara melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya . pada bab ini kita akan mempelajari tentang Asmaul Husna yang meliputi pemgertian dan memahami Asmaul Husna , penjelasan selengkapnya sebagai berikut
Keutamaan asmaul husna ditegaskan oleh Rasulullah Saw dalam Hadist berikut :
Artinya :
Sesungguhnya Allah Swt mempunyai 99 nama , barang siapa yang menghafalkannya , ia akan masuk surga. (HR. Muslim : 4853)
Yang di maksud dengan barang siapa yang menjaganya (من حفظها) sehingga seseorang bisa masuk surga , yaitu :
1.      Menghafalkan dan menguasai Asmaul Husna.
2.      Memahami makna dan kandungan yang ada di dalamnya .
3.      Menerapka mengaktualisasikan  atau mengimplementasikan ajaran atau nilai yang ada di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari.











DAFTAR PUSTAKA


Comments

Popular posts from this blog

SKENARIO PENERIMAAN TAMU DENGAN PERJANJIAN

Naskah Drama Siti Nurbaya dalam Bahasa Minang

CONTOH DIALOG RAPAT 6 ORANG TENTANG PRODUK BARU