Gaya Bahasa (Majas) Perbandingan

Majas/Gaya Bahasa  Perbandingan Yaitu gaya bahasa/majas yang dipakai untuk membandingkan sesuatu dengan yang lainnya.
Terdiri dari:
1. Metafora
à gaya bahasa yang menggunakan kata-kata bukan arti sesungguhnya, melainkan sebagai kiasan (lukisan) yang berdasarkan persamaan dan perbandingan.
Contoh:
Jinak-jinak merpati
Bahtera hidup
Gudang ilmu
Tambatan jiwa

2. Personifikasi
à gaya bahasa perbandingan yang membandingkan benda mati seolah-olah bernyawa.
Contoh :
Daun nyiur melambai-lambai.
Angin berbisik membelai rambutku.
Mentari tersenyum di ufuk timur.
3. Asosiasi
à gaya bahasa perbandingan yang membandingkan sesuatu dengan keadaan lain yang sejalan dengan gambaran sifatnya.
Contoh :
Tekatnya kuat laksana baja.
Tubuhnya dingin bagaikan pohon pisang.
4. Alegori
à gaya bahasa yang memperlihatkan perbandingan utuh dan memiliki kesatuan yang menyeluruh . Penyajiannya biasanya membandingkan antara tingkah laku binatang seperti tingkah laku manusia atau memanusiakan binatang . Misalnya cerita kancil dan keong yang bisa berdialog seperti manusia.
5. Parabel
à gaya bahasa perbandingan dengan mempergunakan perumpamaan dalam hidup . Biasanya terkandung dalam seluruh isi karangan . Dalam penyajiannya pengarang mengajak pembaca untuk membandingkan suasana dalam cerita dengan kehidupan sebenarnya.
6. Tropen
à gaya bahasa perbandingan yang membandingkan suatu perbuatan dengan kata-kata lain yang mengandung pengertian yang sejalan.
Contoh:
Keterlaluan, demi harta sampai is rela menjual iman.

Majas Pertentangan
Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar”. Yang termasuk Majas Pertentangan:

- Majas hiperbola
hiperbola adalah majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan dengan maksud untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan daya pengaruh.
Contoh : Saya terkejut setengah mati mendengar perkataannya.
          
- Litotes
 litotes adalah majas yang ditujukan untuk mrngurangi atau mengecil-ngecilkan kenyataan sebenarnya. Tujuannya antara lain untuk merendahkan diri.
Contoh : Kami berharap Anda menerima pemberian yang tidak berharga ini.

- Ironi
ironi adalah majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud untuk menyindir atau memperolok-olok.
Contoh : Bagus sekali rapormu, Andi, banyak angka merahnya.

- Sinisme
 sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung dan agak kasar.
Contoh : Perkataanmu tadi sangan menyebalkan. Kata-kat itu tidak pantas disampaikan orang terpelajar seperti kamu!

- Sarkasme
sarkasme adalah sindiran kasar berupa ungkapan kasar yang dapat menyakitkan hati orang.
Contoh : Tidurnya saja sehari-hari seperti babi.

- Paronomosia
Paronomasia ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang berisi penjajaran kata-kata yang sama bunyinya, tetapi berlainan maknanya.                                                                        
  Contoh: Bisa ular itu bisa masuk ke sel-sel darah.
- Oksimoron
Oksimoron ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang di dalamnya mengandung pertentangan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan dalam frase atau dalam kalimat yang sama.
Contoh: Olahraga mendaki gunung memang menarik walupun sangat membahayakan.

- Satire
Satire ialah gaya bahasa sejenis argumen atau puisi atau karangan yang berisi kritik sosial baik secara terang-terangan maupun terselubung.
Contoh: Jemu aku dengan bicaramu.
   Kemakmuran, keadilan, kebahagiaan
   Sudah sepuluh tahun engkau bicara
   Aku masih tak punya celana
   Budak kurus pengangkut sampah
- Inuendo
Inuendo ialah gaya bahasa yang berupa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh: Dia memang baik, cuma agak kurang jujur.

- Paradoks
Paradoks ialah gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada.
Contoh: Teman akrab adakalanya merupakan musuh sejati.

- Klimaks
Klimaks ialah gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan yang makin lama makin mengandung penekanan atau makin meningkat kepentingannya dari gagasan atau ungkapan sebelumnya.
Contoh: Hidup kita diharapkan berguna bagi saudara, orang tua, nusa bangsa dan negara.

- Anti klimaks
Antiklimaks ialah suatu pernyataan yang berisi gagasan-gagasan yang disusun dengan urutan dari yang penting hingga yang kurang penting.
Contoh: Bahasa Indonesia diajarkan kepada mahasiswa, siswa SLTA, SLTP, dan SD.

- Apostrof
Apostrof ialah gaya bahasa yang berupa pengalihan amanat dari yang hadir kepada yang tidak hadir.
Contoh: Wahai dewa yang agung, datanglah dan lepaskan kami dari cengkraman durjana.

- Anastrof atau inversi
Anastrof ialah gaya bahasa retoris yang diperoleh dengan membalikkan susunan kata dalam kalimat atau mengubah urutan unsur-unsur konstruksi sintaksis.
Contoh: Diceraikannya istrinya tanpa setahu saudara-saudaranya.

- Apofasis
Apofasis ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang tampaknya menolak sesuatu, tetapi sebenarnya justru menegaskannya.
Contoh : Sebenarnya saya tidak sampai hati mengatakan bahwa anakmu kurang ajar.

- Histeron Proteran
Histeron Proteran ialah gaya bahasa yang isinya merupakan kebalikan dari suatu yang logis atau kebalikan dari sesuatu yang wajar.
Contoh : Jika kau memenangkan pertandingan itu berarti kematian akan kau alami.

- Hipalase
Hipalase ialah gaya bahasa yang berupa sebuah pernyataan yang menggunakan kata untuk menerangkan suatu kata yang seharusnya lebih tepat dikarenakan kata yang lain.
Contoh: Ia duduk pada bangku yang gelisah.

Majas Pertautan
Majas pertautan adalah majas yang menggunakan kata-kata kiasan yang berhubungan atau bertautan terhadap sesuatu hal yang ingin disampaikan. Majas pertautan terbagi beberapa macam, diantaranya yakni metonomia, sinekdoke,alusio, eufimisme, eponim, epitet, erotesis / retoris, paralesis, dan elipsis.
a. Metonimia
Metonimia ialah gaya bahasa yang menggunakan nama barang, orang, hal, atau ciri sebagai pengganti barang itu sendiri.
Contoh: Parker jauh lebih mahal daripada pilot.

b. Sinekdoke            
Sinekdoke ialah gaya bahasa yang menyebutkan nama sebagian sebagai nama pengganti barang sendiri.
Contoh Sinekdoke pars pro toto: Lima ekor kambing telah dipotong pada acara itu.
Contoh Sinekdoke totem pro parte: Dalam pertandingan itu Indonesia menang satu lawan Malaysia.

c. Alusio
Alusia ialah gaya bahasa yang  menunjuk secara tidak langsung ke suatu pristiwa atau tokoh yang telah umum dikenal/ diketahui orang.
Contoh: Apakah peristiwa Madiun akan terjadi lagi di sini?

d. Eufimisme
Eufimisme ialah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasa lebih kasar yang dianggap
merugikan atau yang tidak menyenangkan.
Contoh: Tunasusila sebagai pengganti pelacur.

e. Eponim
 Eponim ialah gaya bahasa yang menyebut nama seseorang yang begitu sering dihubungkan dengan sifat tertentu
sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu.
Contoh: Dengan latihan yang sungguh saya yakin Anda akan menjadi Mike Tyson.

 f. Antonomasia
Antonomasia ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang menggunakan gelar resmi atau jabatan sebagai
pengganti nama diri.
Contoh: Kepala sekolah mengundang para orang tua murid.

g. Epitet
 Epitet ialah gaya bahasa yang berupa keterangan yang menyatakan sesuatu sifat atau ciri yang khas dari
seseorang atau suatu hal.
Contoh: Putri malam menyambut kedatangan remaja yang sedang mabuk asmara.

h. Erotesis
 Erotesis ialah gaya bahasa yang berupa pertanyaan yang tidak menuntut jawaban sama sekali.
Contoh: Tegakah membiarkan anak-anak dalam kesengsaraan?

i. Paralelisme
 Paralelisme ialah gaya bahasa yang berusaha menyejajarkan pemakaian  kata-kata atau frase-frase yang
menduduki fungsi yang sama dan memiliki bentuk gramatikal yang sama.
Contoh: + Bukan saja perbuatan itu harus dikutuk, tetapi juga harus diberantas.
- Bukan saja  perbuatan itu harus dikutuk, tetapi juga harus memberantasnya (Ini contoh yang tidak baik).

j. Elipsis
 Elipsis ialah gaya bahasa yang di dalamnya terdapat penanggalan atau penghilangan salah satu atau beberapa
unsur penting dari suatu konstruksi sintaksis.
Contoh: Mereka ke Jakarta minggu lalu (perhitungan prediksi).
                                Pulangnya membawa oleh-oleh banyak sekali (Penghilangan subyek).
                                Saya sekarang sudah mengerti ( Penghilangan obyek).
                                Saya akan berangkat (penghilangan unsur Keterangan).
                                Mari makan!(penghilangan subyek dan obyek).
k. Gradasi
Gradasi ialah gaya bahasa yang mengandung beberapa kata (sedikitnya tiga kata)  yang diulang dalam konstruksi itu.
Contoh: Kita harus membangun, membangun jasmani dan rohani, rohani yang kuat dan tangguh, dengan ketangguhan itu kita maju.

l. Asindeton
 Asindenton ialah gaya bahasa yang berupa sebuah kalimat atau suatu  konstruksi yang mengandung kata-kata yang sejajar, tetapi tidak dihubungkan dengan kata-kata penghubung.
Contoh: Ayah, ibu, anak merupakan inti dari sebuah keluarga. 
            
m. Polisindeton
Polisindenton ialah gaya bahasa yang berupa sebuah kalimat atau sebuah konstruksi yang mengandung kata-kata yang sejajar dan dihubungkan dengan kata-kata penghubung.
Contoh: Pembangunan memerlukan sarana dan prasarana juga dana serta kemampuan pelaksana.

MAJAS PERULANGAN

Gaya bahasa perulangan atau repetisi mengandungan perulangan yang terjadi pada baunyi, suku kata, kata, frasa, dan bagian kalimat. Perulangan itu perlu untuk memberikan penekanan dalam sebuah konteks.
Jenis gaya bahasa yang termasuk gaya bahasa perulangan atau repetisi adalah aliterasi, asonansi, antanaklasis, kiasmus, anafora, epistrofa, simploke. Berikut akan diuraikan satu persatu.
1. Aliterasi
Aliterasi adalah gaya bahasa yang berwujud perulangan konsonan yang sama pada seluruh baris.
Contoh :
- Bila biduan berani berkicau
- Kala kanda kala kacau

2. Asonansi
Asonansi adalah jenis gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan pada vokal yang sama.
Contoh :
- Sudah luka tujuan terjungkal
- Anak dara aman dijaga

3. Antanaklasis
Antanaklasis adalah jenis majas yang berupa perulangan kata yang sama dengan makna berbeda.
Contoh :
- Di Aman ternyata ia tidak merasa aman.
- Kembang itu tidak berkembang
- Tulislah karangan tentang batu karang

4. Kiasmus
Kiasmus adalah jenis majas repetisi berupa perulangan kata dan sekaligus pula terdapat inversi hubungan antara dua kata dalam sebuah kalimat.
Contoh :
- Sering terjadi orang pintar merasa bodoh, sedangkan orang bodoh mengaanggap diri pintar.
- Kamu memutarbalikkan kenyataan, yang benar jadi salah, dan yang salah jadi benar.
- Laki-laki itu bertingkah laku seperti wanita, sementara itu wanita bertingkah laku seperti laki-laki.

5. Anafora
Anafora ialah jenis majas repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada setiap baris atau setiap kalimat.
Contoh :
- Aku memandang sang bulan dalam angan.
- Aku tak sanggup melepas rinduku padanya.
- Belajar merupakan aktivitas insani
- Belajar tidak mengenal batas usia

6. Epistrofa
Epistrofa adalah jenis majas repetisi berupa perulangan kata atau frasa pada akhir baris setiap kalimat berurutan.
Contoh :
- Duduk adalah hidup
- Berjalan adalah hidup
- Bermain adalah hidup
- Bekerja adalah hidup
- Dan belajar juga adalah hidup

7. Simploke
Simploke adalah jenis majas repetisi berupa perulangan pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut.
Contoh :
- Engkau meminta aku duduk. Aku bilang baiklah
- Engkau meminta aku bekerja. Abu bilang baiklah
- Engkau meminta aku beristirahat. Aku bilang baiklah

- Engkau meminta aku bangun. Aku bilang baiklah

Comments

Popular posts from this blog

SKENARIO PENERIMAAN TAMU DENGAN PERJANJIAN

Naskah Drama Siti Nurbaya dalam Bahasa Minang

CONTOH DIALOG RAPAT 6 ORANG TENTANG PRODUK BARU