Sifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutan
11.
Penurunan Tekanan Uap
Larutan (ΔP)
Semakin tinggi suhu cairan semakin banyak uap yang berada di
atas permukaan cairan dan tekanan uap yang terbaca semakin tinggi.
dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa jumlah partikel
pelarut pada pelarut murni (Gambar A) di permukaan lebih banyak dibandingkan
pada larutan (Gambar B). Partikel-partikel pada larutan lebih tidak teratur
dibandingkan partikel-partikel
pada pelarut murni. Hal ini menyebabkan tekanan uap larutan lebih kecil daripada pelarut murni. Inilah yang dinamakan penurunan tekanan uap jenuh. Selisih antara tekanan uap murni dengan tekanan uap larutan jenuh dapat dituliskan secara
matematis seperti berikut.
ΔP = P0 – P
pada pelarut murni. Hal ini menyebabkan tekanan uap larutan lebih kecil daripada pelarut murni. Inilah yang dinamakan penurunan tekanan uap jenuh. Selisih antara tekanan uap murni dengan tekanan uap larutan jenuh dapat dituliskan secara
matematis seperti berikut.
ΔP = P0 – P
Keterangan:
ΔP = penurunan tekanan uap
P0 = tekanan uap pelarut murni
P = tekanan uap jenuh larutan
ΔP = penurunan tekanan uap
P0 = tekanan uap pelarut murni
P = tekanan uap jenuh larutan
Bagaimana hubungan penurunan tekanan uap dengan jumlah
partikel? Menurut Raoult, besarnya tekanan uap pelarut di atas suatu larutan
(P) sama dengan hasil kali tekanan uap pelarut murni (P0) dengan fraksi mol zat
pelarut dalam larutan (xB).
P = xB . P0
Persamaan di atas dikenal dengan hukum Raoult. Hukum Raoult
hanya berlaku pada larutan ideal dan larutan tersebut merupakan larutan encer
tetapi pada larutan encer yang tidak mempunyai interaksi kimia di antara
komponen-komponennya, hukum Raoult berlaku pada pelarut saja. Adapun banyaknya
penurunan tekanan uap ( ΔP ) sama dengan hasil kali fraksi mol terlarut (xA)
dan tekanan uap pelarut murni (P0). Pernyataan ini secara matematis dapat
dituliskan seperti berikut.
ΔP = xA . Po
Keterangan:
xA = fraksi mol zat terlarut
xB = fraksi mol zat pelarut
xA = fraksi mol zat terlarut
xB = fraksi mol zat pelarut
12.
Penurunan Titik Beku (ΔTf)
Penurunan titik beku pada konsepnya sama dengan kenaikan
titik didih. Larutan mempunyai titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan
pelarut murni.makin tinggi konsentrasi zat terlarut makin rendah
titik beku larutan. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan
dinamakan penurunan titik beku larutan ( ΔTf = freezing point).
ΔTf = Titik beku pelarut – titik beku larutan … (1 – 10)
Menurut hukum Raoult penurunan titik beku larutan dirumuskan
seperti berikut.
ΔTf = m x Kf
Keterangan:
ΔTf = penurunan titik beku
m = molalitas larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
ΔTf = m x Kf
Keterangan:
ΔTf = penurunan titik beku
m = molalitas larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
13.
Kenaikan Titik Didih larutan (ΔTb)
Titik didih suatu larutan dapat lebih tinggi ataupun lebih
rendah dari titik didih pelarut, bergantung pada kemudahan zat terlarut
tersebut menguap. Selisih titik didih larutan dengan titik didih pelarut
disebut kenaikan titik didih ( ΔTb ).
ΔTb = titik didih larutan – titik didih pelarut
Menurut hukum Raoult, besarnya kenaikan titik didih larutan
sebanding dengan hasil kali dari molalitas larutan (m) dengan kenaikan titik
didih molal (Kb). Oleh karena itu, kenaikan titik didih dapat dirumuskan
seperti berikut.
ΔT = Kb x⋅ m
Keterangan:
b ΔT = kenaikan titik didih molal
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal
m = molalitas larutan
Keterangan:
b ΔT = kenaikan titik didih molal
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal
m = molalitas larutan
4. Tekanan Osmosis (π)
Osmosis adalah pristiwa mengalirnya molekul molekul pelarut
ke dalam larutan secara spontan melalui selaput semipermeabel, atau peristiwa mengalirnya
molekul-molekul zat pelarut dari larutan yang lebih encer kelarutan yang lebih
pekat. Proses osmosis terdapa kecenderungan untuk menyetimbangkan konsentrasi
antara dua larutan yang saling berhubungan melalui membran.
Tekanan osmotik termasuk dalam sifat-sifat koligatif karena
besarnya hanya tergantung pada jumlah partikel zat terlarut. J.H. Vant Hoff
menemukan hubungan antara tekanan osmotik larutan-larutan encer dengan
persamaan gas ideal, yang dituliskan seperti berikut:
π V = nRT
π = nRT/V
n/V = M (kemolaran)
sehingga π = MRT
Keterangan:
π = tekanan osmotik
V = volume larutan (L)
n = jumlah mol zat terlarut
R = tetapan gas (0,082 L atm mol-1K-1)
T = suhu mutlak (K)
n/V = M (kemolaran)
sehingga π = MRT
Keterangan:
π = tekanan osmotik
V = volume larutan (L)
n = jumlah mol zat terlarut
R = tetapan gas (0,082 L atm mol-1K-1)
T = suhu mutlak (K)
Comments
Post a Comment