Makalah Karakteristik Pelanggan
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perilaku konsumen memiliki
kepentingan khusus bagi orang karena berbagai alasan berhasrat mempengaruhi
atau mengubah perilaku itu, termasuk mereka yang kepentingan utamanya adalah
pemasaran, pendidikan, dan perlindungan konsumen, serta kebijakan umum.
Sebelum Perang Dunia II, banyak
perusahaan, tetapi berorientasi pada produksi yang mencerminkan filosofi bahwa
“produk yang baik akan menjual diri sendiri”. Namun persoalannya berubah
sesudah perang, ketika banyak perusahaan mendapatkan bahwa mereka memiliki kapasitas
yang lebih produktif daripada yang diserap pasar. Segera menjadi penting sekali
untuk mengubah focus dari produksi ke pemasaran.
Elemen kunci dala definisi ini
adalah pertukaran antara pelanggan dan penyuplai. Masing-masing pihak
memberikan sesuatu yang bernilai kepada pihak lain dengan tujuan memenuhi
kebutuhan mereka masing-masing. Dalam konteks pembelian yang normal, uang
ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan.
Perhatikan bahwa pelanggan
terletak pada inti dari proses tersebut. Semua yang dilakukan penyuplai dalam
hal produk, harga, promosi dan distribusi diadaptasikan dengan permintaan
pasar. Oleh karena itu pelanggan menjalankan pengaruh dominan pada semua yang
dilakukan perusahaan. Tidak mengherankan bahwa studi perilaku konsumen memiliki
akar utamanya di dalam bidang ekonomi, dan yang lebih baru, dalam bidang
pemasaran. Dalam makalah ini menyajikan pembahasan tentang konsep dasar
perilaku konsumen yang akan dibahas dalam bab selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Perilaku Konsumen
Saat ini konsumen begitu
dimanjakan dengan berbagai produk yang dapat dipilih untuk memenuhi kebutuhan.
Era produsen mengendalikan konsumen telah berlalu dan telah digantikan dengan
era dimana konsumen memegang kendali. Konsumen yang mendikte produk apa yang
seharusnya diproduksi oleh perusahaan. Perusahaan harus berfokus pada konsumen,
konsumen adalah bagian terpenting dari perusahaan. Konsumen lebih penting dari
pada kekasih (istri atau pacar), orang bisa hidup tanpa kekasih tetapi perusahaan
tidak bisa hidup tanpa konsumen. Oleh karena itu perusahaan perlu mengerti
bagaimana konsumenya berperilaku.
Pada dasarnya perilaku konsumen
merupakan tindakan atau perilaku, termasuk di dalamnya aspek-aspek yang
mempengaruhi tindakan itu, yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan
produk (barang dan jasa) guna memenuhi kebutuhannya. Tidak ada kesamaan
definisi yang dikemukanan para ahli, perbedaan itu disebabkan adanya perbedaan
sudut pandang. Perilaku manusia sangat komplek sehingga sangat sulit digambarkan
dengan kata-kata.
Pengertian perilaku konsumen
menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah “Consumer behavior can be defined as
the behavior that customer display in searching for, purchasing, using,
evaluating, and disposintog of products, services, and ideas they expect will
satisfy they needs”. Pengertian tersebut berarti perilaku yang diperhatikan
konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan
produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan
kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Selain itu perilaku konsumen
menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah: “Consumer behavior may be defined
as the decision process and physical activity individuals engage in when
evaluating, acquiring, using, or disposing of goods and services”. Dapat
dijelaskan perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan
fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai,
mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.
Pengertian perilaku konsumen
menurut Engel et al. (1994 : 3) adalah tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses
yang mendahului dan menyusul dari tindakan ini.
Mowen (1990 : 5) mengatakan bahwa
perilaku konsumen adalah studi unit-unit dan proses pembuatan keputusan yang
terlibat dalam menerima, menggunakan dan penentuan barang, jasa, dan ide.
Difinisi tersebut menggunakan istilah unit-unit pembuat keputusan, karena
keputusan bisa dibuat oleh individu atau kelompok. Difinisi tersebut juga
mengatakan bahwa konsumsi adalah proses yang diawali dengan penerimaan,
konsumsi, dan diakhiri dengan penentuan (disposition). Tahap penerimaan
menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen terhadap produk,
tahap konsumsi menganalisa bagaimana konsumen senyatanya menggunakan produk
yang diperoleh. Tahap penentuan menunjukkan apa yang dilakukan konsumen setelah
selesai menggunakan produk tersebut.
Studi perilaku konsumen adalah
studi bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk menggunakan
sumber-sumber yang dimiliki pada konsumsi yang berkaitan dengan sesuatu (barang
atau jasa). Schifman dan Kanuk (1991 : 5) mengatakan studi ini meliputi; apa
yang dibeli, mengapa ia membelinya, dan berapa sering ia membelinya.
Swastha dan Handoko (1987 : 9)
mendifinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan individu yang secara langsung
terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang dan jasa ekonomisalnya,
termasuk kegiatan pengambilan keputusan.
Menurut Ebert dan Griffin (1995)
consumer behavior dijelaskan sebagai: “the various facets of the decision of
the decision process by which customers come to purchase and consume a
product”. Dapat dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan
tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi.
Perilaku konsumen melibatkan
interkasi antara pengaruh (afeksi) dan kognisi, perilaku dan kejadian di
sekitar. Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran kita
harus memahami apa yang dipikirkan (kognisi) apa yang dirasakan (afeksi) dan
apa yang mereka lakukan serta kejadian sekitar yang mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen.
Secara umum, definisi dari
perilaku konsumen adalah “interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi,
perilaku, dan kejadian disekitar kita, dimana terdapat aspek pertukaran
didalamnya” (Peter & Olson, 1999). Dari definisi umum tersebut, dapat
diambil kesimpulan bahwa terdapat tiga faktor penting didalam definisi tersebut,
yaitu perilaku konsumen adalah dinamis, melibatkan interaksi antara pengaruh
dan kognisi, perilaku dan kejadian sekitar, adanya aspek pertukaran.
Perilaku konsumen adalah dinamis
artinya bahwa seorang individu konsumen, suatu komunitas konsumen, atau masayarakat
luas akan selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini berdampak tidak
hanya pada studi perilaku konsumen itu sendiri akan tetapi juga pada
pengembangan strategi pemasaran.
Perspektif Pengaruh Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen memiliki kepentingan
khusus bagi orang karena berbagai alasan berhasrat mempengaruhi atau mengubah
perilaku itu, termasuk mereka yang kepentingan utamanya adalah pemasaran,
pendidikan, dan perlindungan konsumen, serta kebijakan umum.
Elemen kunci dalam definisi
adalah pertukaran pelanggan dan penyuplai. Masing-masing pihak memberikan
sesuatu yang bernilai kepada pihak lain yang bertujuan memenuhi kebutuhan
mereka masing-masing. Dalam konteks pembelian yang normal, uang ditukar dengan
barang atau jasa yang diinginkan.
Pelanggan terletak pada inti
proses tersebut. Semua yang dilakukan penyuplai dalam hal produk, harga,
promosi, dan distribusi (“Bauran pemasaran” atau “marketing mix”) diadaptasikan
dengan permintaan pasar.
Tidak mengherankan bahwa studi
perilaku konsumen memiliki akar utamnya di dalam bidang ekonomi dan, yang lebih
baru, dalam pemasaran. Pertanyaan mendasar yang menjadi pedoman sebagian besar
tulisan di dalam bidang ini adalah, seperti yang dicatat oleh Belk,”Susunan apa
dari bauran pemasaran akan memiliki efek apa pada perilaku pembelian (purchase
Behaviour) dari konsumen jenis apa?” oleh karena itu, proses pembelian (buying
process) lebih menjadi perhatian para pemasar ketimbang proses konsumsi. Dan,
penelitian konsumen harus memiliki relevansi manajerial yang jelas di dalam
konteks ini sebelum dipertimbangkan.
Analisis konsumen merupakan dasar
dari managemen pemasaran. Perencanaan dan strategi pemasaran harus disusun
berdasarkan pemahaman akan konsumen yang menjadi target pasar bagi perusahaan.
Pentingnya pemahaman mengenai konsumen dapat dijumpai dalam definisi pemasaran.
Pemasaran adalah aktivitas manusia yang diarahkan untuk memeuni kebutuhan dan
keinginan melalui proses pertukaran. Dari definisi tersebut ada dua hal
penting. Pertama pemasar berusaha memuaskan kebutuhan dan keinginan orang lain.
Kedua, pemasaran melibatkan studi tentang pertukaran dalam mana orang saling
menyerahakn sumber daya. Agar menjadi pemasar yang berhasil mereka harus
memahami factor-factor yang mempengaruhi keinginan dan kebutuhan konsumen.
Alasan mempelajari perilaku
konsumen dapat diiktisarkan sebagai berikut:
1. Analisis konsumen menjadi
dasar bagi manager pemasaran. Hal ini membantu menajer dalam:
a. menyusun bauran pemasaran.
b. segmentasi
c. defferensiasi dan product
positioning.
d. menyediakan dasar analisisi
lingkungan
e. mengembangkan riset pemasaran.
2. Analisis konsumen memainkan
peranan kritis dalam pengembangan kebijakan publik.
3. Pengetahuan mengenai perilakuk
konsumen mengembangkan kemampuan konsumen untuk menjadi konsumen yang lebih
efektif.
4. Analisis konsumen memberikan
pengetahuan tentang perilaku manusia.
5. Studi perilaku konsumen
memberikan 3 jenis informasi, yaitu:
a. Orientasi konsumen.
b. Fakta mengenai perilaku
pembelian.
c. Teori yang membimbing dalam
proses berfikir.
Hubungan Pemasaran dan Perilaku Konsumen
Pengertian Pemasaran menurut
Stanton adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli
yang ada maupun pembeli potensial (Stanton, 1997).
Pengertian tersebut dapat
memberikan gambaran bahwa pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan
yang saling berhubungan, ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang/jasa kepada pembeli secara
individual maupun kelompok pembeli. Kegiatan-kegiatan tersebut beroperasi dalam
suatu lingkungan yang dibatasi sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri,
peraturan-peraturan, maupun konsekuensi sosial perusahaan.
Pengertian pemasaran menurut
Kotler (2000: 8), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu
dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain. Dalam hal
ini pemasaran merupakan proses pertemuan antara individu dan kelompok dimana
masing-masing pihak ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan/inginkan melalui
tahap menciptakan, menawarkan, dan pertukaran.
Definisi pemasaran tersebut
berdasarkan pada prinsip inti yang meliputi: kebutuhan (needs), produk (goods,
services and idea), permintaan (demands), nilai, biaya, kepuasan, pertukaran,
transaksi, hubungan, dan jaringan, pasar, pemasar, serta prospek.
Terdapat dua faktor yang
mempengaruhi cara dan keberhasilan perusahaan terhadap pemasarannya, yaitu: (1)
Lingkungan Eksternal Sistem Pemasaran. Lingkungan ini tidak dapat dikendalikan
perusahaan, misalnya kebebasan masyarakat dalam menerima atau menolak produk
perusahaan, politik dan peraturan pemerintah, keadaan perekonomian,
kependudukan serta munculnya pesaing; (2) Variabel Internal Sistem Pemasaran.
Variabel ini dapat dikendalikan oleh perusahaan, terdiri atas dua kelompok,
yaitu sumber bukan pemasaran (kemampuan produksi, keuangan, dan personal) dan
komponen-komponen bauran pemasaran yang meliputi: produk, harga, promosi, dan
distribusi (Swastha, 2002).
Perilaku Konsumen adalah
kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan
pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Swastha dkk., 1997).
Perilaku konsumen mempelajari di
mana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk
tertentu dengan merk tertentu. Kesemuanya ini sangat membantu manajer pemasaran
di dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran perusahaan. Proses pengambilan
keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai
dengan peran masing-masing. Peran yang dilakukan tersebut adalah: (1)
Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu;
(2) Influencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara
sengaja atau tidak; (3) Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli
atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya; (4) Buyer, adalah
individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya; (5) User, yaitu
individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.
Banyak faktor yang mempengaruhi
seseorang melakukan pembelian terhadap suatu produk. Manajemen perlu
mempelajari faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya dapat lebih berhasil.
Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologis,
sosiologis dan antropologis.
Alasan mengapa seseorang membeli
produk tertentu atau alasan mengapa membeli pada penjual tertentu akan
merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan desain
produk, harga, saluran distribusi, dan program promosi yang efektif, serta
beberapa aspek lain dari program pemasaran perusahaan.
Adapun beberapa teori perilaku
konsumen adalah sebagai berikut: (1) Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan
bahwa setiap konsumen akan berusaha memperoleh kepuasan maksimal. Mereka akan
berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk apabila memperoleh
kepuasan dari produk yang telah dikonsumsinya, di mana kepuasan ini sebanding
atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang
sama untuk beberapa produk yang lain; (2) Teori Psikologis. Teori ini
mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang dipengaruhi oleh
kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks dalam
menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara
langsung; (3) Teori Antropologis. Teori ini juga menekankan perilaku pembelian
dari suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti
kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya
Kerangka Analisis Perilaku Konsumen
Teori perilaku menyatakan bahwa
perilaku adalah fungsi individu dengan lingkungan. Demikian juga dalam model
perilaku konsumen, keadaan lingkungan dan individu yang bersangkutan memegang
peranan penting dalam menentukan perilakunya.
Secara sederhana Assael (1994 :
14) mengemukakan bahwa ada tiga faktor pokok yang mempengaruhi proses
pengambilan keputusan. Pertama adalah individu konsumen, dimana pemilihan
produk dan jasa dipengaruhi oleh; kebutuhan, persepsi, dan sikap terhadap
alternatif-alternatif serta demografi konsumen, gaya hidup dan kepribadian.
Kedua adalah faktor lingkungan yang dipelihatkan oleh kebudayaan, kelas sosial,
kelompok referensi dan faktor situasional. Ketiga adalah strategi pemasaran
yang mengawasi konsumen dengan variabel-variabel produk, harga, promosi, dan
distribusi.
Berkowitz (1992 : 118), secara
lengkap memberi gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
konsumen sebagai berikut:
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Memahami konsumen dan proeses
konsumsinya memberikan berbagai keuntungan antara lain: membantu manager dalam
membuat keputusan, memberikan dasar teoritis bagi peneliti dalam menganalisa
konsumen, membantu legislatif dan pemerintah dalam menyusun undang-undang dan
membuat keputusan, dan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih
baik. Lebih dari itu studi tentang konsumen dapat membantu kita untuk lebih
memahami tentang faktor-faktor psikologi, sosiologi, dan ekonomi yang
mempengaruhi perilaku manusia.
Menurut Philip Kotler dan Gary
Armstrong (1996) keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh
faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli.
a. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh
paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Perusahaan harus mengetahui
peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya
adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya
merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang
dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting
lainnya.
Setiap kebudayaan terdiri dari
sub-budaya – subbudaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan
sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat
dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan,
kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting
dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan
dengan kebutuhan konsumen.
Kelas-kelas sosial adalah
masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang
tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku
yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti
pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan,
kekayaan dan variable lain
b. Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga
dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan
dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok
kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua
orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau
bersama.
Keluarga dapat pempengaruhi
perilaku pembelian. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling
penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk,
iklan dan situasi.
Seseorang umumnya berpartisipasi
dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang
dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap
peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh
masyarakat.
c. Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup,
pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri
pembeli.
Konsumsi seseorang juga dibentuk
oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah
mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang
dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka
menjalani hidupnya. Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para
pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat
di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
Situasi ekonomi seseorang akan
mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari
pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya),
tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang ).
Gaya hidup seseorang adalah pola
hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang.
Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi
dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial
seseorang.
Kepribadian adalah karakteristik
psikologis yang berada dari setiap orang yang memandang responnya terhadap
lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel
yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen. Bila jenis- jenis
kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara jenis-jenis
kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek.
d. Faktor Psikologis
Pemilihan barang yang dibeli
seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis, yaitu
motivasi, persepsi, pengetahuan serta kepercayaan.
Motivasi merupakan kebutuhan yang
cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan
kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul
dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa
tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu
kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk
diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
Persepsi didefinisikan sebagai
proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan
informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Orang
dapat memiliki persepsi yang berbeda-beda dari objek yang sama karena adanya
tiga proses persepsi:
• Perhatian yang selektif
• Gangguan yang selektif
• Mengingat kembali yang selektif
Pembelajaran menjelaskan
perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Sedang
kepercayaan merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang
terhadap sesuatu.
e. Faktor Marketing Strategy
Merupakan variabel dimana pemasar
mengendalikan usahanya dalam memberi tahu dan mempengaruhi konsumen.
Variabel-variabelnya adalah
• Barang,
• Harga,
• Periklanan dan
• Distribusi yang mendorong
konsumen dalam proses pengambilan keputusan.
Pemasar harus mengumpulkan
informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam
pengembangan pemasaran. Pemasar memberikan informasi kepada organisasi
pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek,
dan sikap terhadap pilihan merek.
Strategi pemasaran kemudian
dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen. Ketika konsumen telah mengambil
keputusan kemudian evaluasi pembelian masa lalu, digambarkan sebagai umpan
balik kepada konsumen individu. Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari
pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan
pemilihan merek. Pengalamn konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah
konsumen akan membeli merek yang sama lagi.
Panah umpan balik mengarah kembali
kepada organisasi pemasaran. Pemasar akan mengiikuti rensponsi konsumen dalam
bentuk saham pasar dan data penjualan. Tetapi informasi ini tidak menceritakan
kepada pemasar tentang mengapa konsumen membeli atau informasi tentang kekuatan
dan kelemahan dari merek pemasar secara relatif terhadap saingan. Karena itu
penelitian pemasaran diperlukan pada tahap ini untuk menentukan reaksi konsumen
terhadap merek dan kecenderungan pembelian dimasa yang akan datang. Informasi
ini mengarahkan pada manajemen untuk merumuskan kembali strategi pemasaran ke
arah pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perilaku konsumen adalah proses
pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini
melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan
barang-barang dan jasa-jasa. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen,
diantaranya faktor budaya, social, psikologis, dan faktor marketing strategy.
Dalam memutuskan suatu pembelian,
ada beberapa tahap yang dilakukan konsumen, diantaranya pengenalan masalah,
pencarian informasi, evaluasi alternative dan keputusan pembelian.
Beberapa tipe proses pembelian
konsumen diantaranya proses complex decision making, proses brand loyalty, limited
decision making dan proses intertia.
Comments
Post a Comment